Opini
Eliminasi TBC, Akankah Terwujud Dalam Sistem Kapitalisme?
Oleh: Riza Maries Rachmawati
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri yang pada umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyerang organ lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, TBC telah menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan. Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengidap TBC terbanyak dan menempati peringkat kedua di dunia. Setidaknya 16 orang meninggal setiap jam karena tuberculosis. Sebagaimana yang disampaikan dokter special paru Prof. Dr. dr. Erlina Nurhan, M.Sc., Sp.P(K) dalam penguhukannya sebagai guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada hari Sabtu 17 Februari 2024.
(www.liputan6.com, 17-02-2024).
Indonesia sebenarnya pada tahun 2030 telah menargetkan adanya eliminasi TBC. Pada tahun tersebut ditargetkan terjadi penurunan angka kematian tuberculosis mencapai 90 persen. Setiap pasien TBC dan keluarganya juga harus bebas dari beban biaya akibat tuberculosis. Selain itu, tingkat insidensi atau kasus baru tuberculosis harus diturunkan hingga 80 persen. Upaya Indonesia dalam eliminasi tuberculosis selaras dengan program global oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO) yang telah menetapkan target eliminasi tuberculosis melalui program the End TB Strategy. Salah satu pilar the End TB Strategy adalah vaksinasi dengan tujuan menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga tidak terinfeksi atau jika terinfeksi tidak sampai parah. (www.voaindonesia.com, 19-02-2024)
Persoalan TBC merupakan persoalan sistemik, bukan sekadar masalah daya tahan tubuh. Tetapi harus dilakukan upaya memutus rantai penularan. Sebagaimana diketahui TBC ditularkan melalui bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini udah ditransmisikan lewat bersin, batuk, atau hanya berbicara dengan penderita. Sementara itu kuman TBC hanya bertahan beberapa jam di udara terutama di ruangan minim cahaya matahari dengan ventilasi yang kurang. Oleh karena itu melihat buruknya tata ruang kota saat ini berdampak pada udahnya penularan TBC.
Sistem kapitalisme yang saat ini diterapkan negara Indonesia tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat berupa pangan, sandang, dan papan. Seluruh kebutuhan pokok masyarakat dikapitalisasi melalui kebijakan negara sehingga tidak semua rakyat bisa mengaksesnya. Akibatnya terciptalah masyarakat miskin rentan terhadap penyakit menular seperti TBC. Saat ini saja 8 dari 100 rumah tangga masih tinggal di rumah kumuh. Mereka hidup di rumah yang tidak sehat dengan sanitasi yang buruk.
Tidak hanya persoalan lingkungan yang tidak mendukung, kondisi rakyat yang miskin dipastikan sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarganya yang akan membentuk kekebalan tubuh secara alami. Meskipun saat ini obat-obatan anti TBC dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat, baik di puskesmas ataupun rumah sakit. Namun realitanya masyarakat tidak mudah mencapai tempat layanan kesehatan tersebut. Adanya sistem BPJS yang berjalan selama ini terbukti belum mampu memberikan kualitas pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Upaya mengeliminasi penyakit menular TBC tidak akan mungkin terwujud dibawah penerapan sistem Kapitalisme yang hanya berorientasi pada aspek materi. Sistem ini telah menciptakan buruknya pemenuhan kebutuhan pokok manusia dan berefek pada buruknya level kesehatan masyarakat. Selama negeri ini menggunakan sistem Kapitalisme kasus TBC tidak akan pernah usai.
Islam sebagai sistem hidup yang sempurna berasal dari Allah Swt. sebagai Al-Khaliq atau pencipta mampu menyelesaikan berbagai persoalan manusia termasuk kesehatan. Islam menetapkan negara adalah pengurus rakyat termasuk dalam penanggulangan penyakit menular seperti TBC. Negara berkewajiban melaksanakan berbagai upaya dan langkah komprehensif untuk menanggulangi akar masalah secara tuntas. Upaya tersebut hanya bisa terealisasi melalui sistem kesehatan terbaik yang ditopang oleh sistem politik dan ekonomi Islam. Islam menetapkan bahwa negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab melakukan tindakan pencegahan bahaya apapun termasuk penyakit menular. Sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw.
“Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR Al-Bukhari).
Dalam Islan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan kesehatan yaitu aspek preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif. Khil4f4h akan mengupayakan secara serius pencegahan dan eliminasi TBC secara komprehensif dan efektif. Upaya tersebut diantaranya :
Pertama, negara (Khil4f4h) akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok individu dan publik demi terwujudnya sistem imun yang kuat. Baik pangan bergizi, sanitasi yang baik, air bersih, perumahan dan pemukiman yang sehat, hingga pengelolaan tata ruang kota yang asri dan sehat.
Kedua, negara akan menyediakan fasilitas kesehatan terbaik dengan jumlah memadai dan mudah diakses setiap individu masyarakat, kapan pun dan di mana pun. Fasilitas kesehatan ini akan disertai kelengkapan alat kedokteran dan obat-obatan terbaik yang efektif bagi penanganan masyarakat yang terdeteksi terpapar penyakit menular. Pelayanan kesehatan berkualitas ini akan diberikan secara cuma-cuma atau gratis.
Ketiga, negara akan mendorong berbagai riset untuk menemukan metode pengobatan dan pencegahan yang efektif termasuk TBC. Khilafah akan menugaskan para pakar dan ahli untuk kepentingan riset ini.
Keempat, negara akan mengedukasi masyarakat tentang pola baku sikap dan perilaku sehat serta bahaya berbagai penyakit dan upaya mencegahnya. Dukungan sistem pendidikan Islam pun akan mengedukasi masyarakkat tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Upaya pencegahan dan eliminasi penyakit menular akan didukung dengan anggaran negara dalam Islam yang berbasis baitul mal dan bersifat mutlak. Baitul maal adalah institusi khusus pengelolaan semua harta yang diterima dan dikeluarkan negara sesuai syariat. Sehingga negara memiliki kemampuan finansial memadai untuk pelaksanaan berbagai fungsi pentingnya. Termasuk fungsinya sebagai penyelamat dunia dari bahaya penyakit menular.
Demikianlah solusi komprehensif yang dimiliki Islam yang hanya bisa terwujud dalam Institusi institusi Islam yaitu Khil4f4h Islamiyah.
Wallahu’alam bi shawab
Via
Opini
Posting Komentar