Opini
Jejak Penulis Tak Terputus Tanpa Batas
Oleh: Deby Mardiansah
(Dosen)
TanahRibathMedia.Com—Inginkah Anda mempunyai umur yang panjang bahkan melebih umur biologis Anda? Maukah Anda seolah-olah hidup selama-lamanya dan selalu disebutkan oleh generasi berikutnya selama berabad-abad setelahnya?
Rasulullah saw., generasi sahabat, generasi tabi’in, dan seterusnya yang nama selalu disebut dan buah pemikirannya tetap menjadi topik diskusi dan kajian bahkan hingga detik ini, padahal sudah meninggal berabad-abad yang lalu. Kira-kira apa yang dilakukan oleh mereka sehingga jejak langkahnya masih terus berjalan hingga saat ini walaupun telah tiada?
Kalau kita perhatikan baik Rasulullah saw., para sahabat, dan juga para ulama tabi’in mereka semuanya melakukan aktivitas yang sama sehingga jejaknya masih ada yaitu mereka meninggalkan jejaknya melalui tulisan baik yang ditulis langsung oleh mereka sendiri maupun yang dituliskan oleh murid-muridnya maupun juru tulisnya.
Jejak tulisan baik berupa buku, artikel, opini, dan lainnya merupakan hasil karya atau buah pemikiran yang dituangkan dalam aktivitas menulis. Bagi Sang Penulis ini menjadi jejak (amal) atau legacy-nya yang jika berkualitas maka akan panjang jalannya. Selain itu, legacy ini juga dapat memberikan manfaat kebaikan bagi orang lain walaupun sang penulis sudah wafat lebih awal, seperti Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani. Ide-ide beliau tersebut terus dilanjutkan perjuangannya karena jejaknya berupa buku, booklet, selebaran, dan semisalnya.
Karya beliau masih terus dikaji bahkan didakwahkan ke tengah umat di seluruh penjuru dunia. Teringat juga akan ulama terdahulu yang telah meninggal ribuah tahun yang lalu, namun jejaknya masih dirasakan oleh kita saat ini seperti Imam Syafi’I atau imam madzhab lainnya termasuk juga Imam Bukhari dan Imam Muslim yang kitab-kitabnya dikaji di berbagai pesantren, sekolah, universitas bahkan lintas negara (benua).
Sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad saw. di dalam sebuah hadisnya diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah saw. bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh dan salihah yang berdoa baginya."
Jika diperhatikan dalam hadis ini maka aktivitas menulis dapat menjadi salah satu cara atau sarana untuk menyampaikan ilmu yang bermanfaat. Apalagi jika hasil tulisan tadi merupakan pesan perjuangan di jalan dakwah dalam rangka penegakan syariat Allah (Islam) di muka bumi ini, maka itu menjadi pendorong yang sangat kuat bagi orang-orang beriman untuk mengiktiarkannya. Sebab jika syariat Allah ini tegak maka dengan mekanisme sistem yang ada membuat setiap individu manusia yang berada di dalam naungannya akan melaksanakan syariat Allah secara kafah. Hasilnya setiap individu beriman yang turut memperjuangkannya baik melalui lisan maupun tulisan akan juga mendapatkan aliran pahala yang luar biasa.
Sebagai contoh sederhana jika jumlah muslimin saat ini 2 miliar, dan mereka semua taat di dalam naungan negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah tadi dapat dibayangkan bagaimana ganjaran pahala yang luar biasa dari Allah Swt. yang akan mengalir tersebut.
Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi orang beriman dan ingin beramal saleh untuk terus memaksakan diri untuk istikamah dalam aktivitas menulis khususnya di jalan dakwah dalam rangka menegakkan syariat Islam agar jejaknya ini bisa disebarkan atau didakwahkan secara luas ke tengah-tengah umat. Dan umat juga terpanggil untuk turut berjuang menegakkannya.
Selain itu, juga ini menjadi sarana pengikat untuk hal-hal yang telah, sedang dan akan dipelajari oleh sang penulis, karena berdasarkan teori tentang sel otak (neuron) akan meningkat daya ingat kita jika menulis atau mencatatkan hal-hal yang telah dipelajari lebih baik dari pada sekadar mendengarkan saja, bahkan akan lebih kuat lagi jika kita mengajarkan (mendakwahkan) kepada yang lain termasuk mengajarkan perkara tersebut melalui media tulisan. Semoga bermanfaat, Barokallahufiikum.
Via
Opini
Posting Komentar