Opini
Lompatan Keyakinan
Oleh: Dhani
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Penulis ingin sedikit bercerita satu adegan dalam film "Spider-Man Into the Spider- Verse", kita bisa melihat adegan dalam film itu secara epik menggambarkan inisiasi (suatu tindakan atau proses memulai sesuatu yang baru) Miles menjadi seorang Spiderman.
Di saat Miles Morales merasa bimbang, dia teringat obrolannya dengan Peter Parker
"Kapan aku tahu kalau aku siap menjadi seorang Spiderman?" tanya Miles
"Kamu akan tahu Miles, kamu cuma perlu "Lompatan Keyakinan," Leap of Faith." Ucap Peter.
Kemudian adegan dalam film itu menunjukkan Miles melompat dari atas gedung dan lagu "What's Up Danger" dimainkan dan itulah awal Miles menjadi seorang Spiderman.
Kita tidak akan membicarakan film Spider-Man Into Spider-Verse, kita akan membahas adanya momen-momen lompatan keyakinan dalam hidup kita.
Seperti penulis misalnya, sebagai seorang yang biasa-biasa saja dengan pendidikan yang rendah, terlahir dari keluarga petani yang hidup sederhana ditambah lagi dengan pekerjaan yang hanya pedagang bakso dengan penghasilan yang tidak seberapa, tetapi ingin menjadi seorang penulis. Apakah mungkin dengan latar belakang yang tadi penulis sebutkan, sepertinya hanya mimpi.
Bagi penulis, ini adalah momen lompatan keyakinan dalam hidup yang penulis jalani, penulis sendiri memiliki keyakinan yang kuat, bahwa suatu saat nanti diri bisa menjadi seorang penulis yang tulisannya bermanfaat untuk umat.
Apalagi, sejatinya kita terlahir sebagai seorang muslim, salah satu kewajiban menjadi seorang muslim adalah berdakwah.
Menurut buku Dakwah Islam yang ditulis oleh Ahmad Mahmud dijelaskan bahwa, menyeru manusia ke jalan Allah Swt. merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang bisa mengantarkan pelakunya untuk dekat (taqarrub) dengan Sang Khaliq. Dakwah juga mengajarkan pelakunya bahwa kedudukannya di hadapan Allah sangat tinggi.
Allah akan mengangkat kedudukannya di dunia maupun di akhirat. Dakwah ke jalan Allah juga merupakan aktivitas terpenting dari para nabi. Mereka semuanya senantiasa menjalankan aktivitas dakwah. Melalui jalan dakwah juga mereka berupaya menegakkan agama Allah.
Allah Swt berfirman, yang artinya:
"Sesungguhnya Kami senantiasa mengutus kepada setiap umat seorang rasul agar mereka menyembah Allah dan menjauhi thaghut."
(QS An-Nahl: 36).
Dakwah Islam merupakan aktivitas yang diwariskan Nabi saw. kepada umatnya. Kita tentu harus menjaga dan memeliharanya jika kita ingin menjaga dan menerapkan kehidupan Islam di tengah-tengah kita.
Namun bisakah menulis dijadikan sebagai teknik (uslub) dakwah? Ya, sangat bisa, alat dakwah itu hanya dua, yakni lisan dan tulisan. Maka kuasailah keduanya atau salah satunya.
Bagi saya menulis adalah teknik (uslub) dakwah yang bisa dilakukan. Apalagi di era media sosial seperti sekarang ini, siapa saja bisa menulis setidaknya di akun medsos sendiri dan menyebarkan ke lingkaran pertemanannya.
Menulis adalah aktivitas luar biasa, apalagi menulis sebagai uslub dakwah, ini adalah amalan yang mulia. Sepanjang sejarah para ulama generasi salaf senantiasa menghasilkan karya tulis terbaik yang sampai saat ini bisa dibaca dan ditadabburi oleh umat Islam.
Inilah yang harus menjadi keyakinan kita, bahwa menulis adalah teknik (uslub) dakwah yang bisa dilakukan.
Namun, kita juga harus memperhatikan bahwa setiap kalimat yang ditulis itu pasti akan dihisab oleh Allah, oleh karena setiap tulisan yang dihasilkan adalah dalam rangka menegakkan agama Allah, dan menyadarkan umat dari berbagai kotoran pemikiran yang menyimpang dari ajaran Islam.
Sebagai manusia tentu banyak kekurangan, kelemahan, salah satunya adalah rasa malas yang suatu saat akan muncul, maka penulis sudah mempersiapkan kata-kata mutiara sebagai penambah semangat untuk tetap konsisten menulis sebagai uslub dakwah
"Ikatlah ilmu dengan tulisan agar ia tidak menguap ditelan zaman
Ilmu itu buruan dan tulisan adalah pengikatnya maka ikatlah buruan itu dengan tali yang kuat." (Ali bin Abi Tholib).
"Semua orang akan meninggal kecuali karyanya,maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." (Ali bin Abi Tholib)
Semoga kita terus bersemangat dalam menulis sebagai uslub dakwah karena ini adalah cara membangun investasi pahala.
Via
Opini
Posting Komentar