Opini
Masalah Generasi Menjadi PR Bersama, Peran Negara Dipertanyakan?
Oleh: Wiwit Irma Dewi, S.Sos.I.
(Pemerhati Sosial dan Media)
TanahRibathMedia.Com—Tingkat kriminalitas di Indonesia kian meningkat. Aksi kejahatan di berbagai wilayah tak pernah sepi diberitakan baik di media sosial maupun di media massa mainstream.
Mirisnya, tak sedikit kejahatan yang melibatkan atau dilakukan oleh generasi muda, mulai dari pembulian, tawuran antar pelajar, mabuk-mabukan, penggunaan narkoba, sex bebas, pembegalan, bahkan hingga pembunuhan, dan lain-lain.
Akhir Januari lalu, terjadi aksi tawuran yang melibatkan dua kelompok pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jalan Cikunir Raya, Jatiasih, Kota Bekasi. Peristiwa tersebut terekam kamera warga dan viral di media sosial. Tentu saja aksi tawuran tersebut membuat was-was dan khawatir warga sekitar. Terbaru, dikutip dari laman okezone.com (04-02-2024), Polres Metro Bekasi Kota menangkap 9 remaja di wilayah Jalan Durian, Jatiasih, Kota Bekasi. Remaja itu ditangkap lantaran diduga hendak melakukan tawuran yang akan disiarkan secara live streaming di Instagram.
Peristiwa ini hanyalah beberapa kasus yang ada dari banyaknya kasus-kasus lain yang serupa yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Fakta di atas menjadi PR bersama khususnya bagi pemerintah, mengingat generasi muda adalah aset bangsa di masa depan. Bukankah baik-buruknya masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh kondisi generasinya saat ini?
Sekularisme Lahirkan Genarasi Anarkis
Sungguh ironis, aksi kriminalitas bisa dilakukan oleh siapa saja saat ini, terlebih oleh para pemuda, di mana pada usia tersebut terjadi gejolak pencarian jatidiri, dan semangat untuk menunjukkan eksistensi. Sayangnya, generasi muda saat ini terjebak pada sistem kehidupan yang salah. Ide kebebasan yang mereka pahami menjadikan mereka bersikap seenaknya, berbuat semaunya tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku termasuk agama.
Hilangnya akhlak dan rasa takut dalam diri generasi, menyebabkan mereka berani dan tega melukai siapapun yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka akan menggunakan segala cara untuk menaklukkan lawannya termasuk membawa senjata tajam dan sejenisnya agar terlihat lebih kuat, dan hebat. Inilah hasil dari pendidikan sekularisme yang melahirkan generasi egois dan anarkis.
Semua permasalahan yang ada saat ini, termasuk masalah generasi diakibatkan oleh penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini berdiri di atas asas sekularisme yang memisahkan kehidupan dari agama. Selain itu, masalah generasi tak bisa dilepaskan dari peran keluarga dalam mendidik anak-anak mereka di rumah. Tak bisa dipungkiri, tekanan ekonomi yang dialami keluarga membuat tujuan hidup mereka akhirnya hanya berorientasi pada materi semata, alhasil generasi yang dihasilkan pun menjadi generasi yang jauh dari agama.
Selain itu, adanya budaya permisif (serba membiarkan) di tengah masyarakat, dan lemahnya aturan atau penegakkan hukum oleh negara semakin memperparah kondisi yang ada. Tak heran, jika akhirnya kita terus mendengar dan menyaksikan berita-berita mengerikan terkait kriminalitas dan pelanggaran hukum lainnya di sekitar kita.
Kenyataan ini menjadi bukti bahwa negara dalam sistem kapitalisme sekular telah gagal dalam memberikan jaminan keamanan bagi rakyatnya, negara gagal menjadi pengurus dan penjaga umat, negara gagal mendidik dan mencetak generasi berkualitas. Alih-alih menjaga dan mendidik generasi, negara justru cenderung memfasilitasi dan menstimulus 'kenakalan' yang dilakukan generasi saat ini.
Mengembalikan Jaminan Kesejahteraan Bagi Masyarakat dengan Penerapan Khil4f4h Islamiah
Berbeda dengan sistem yang dipandu oleh syariat Islam, yakni Khil4f4h Islamiah yang akan menjalankan fungsinya sebagai raa’in (pengurus) dan sebagai junnah (perisai) bagi semua rakyatnya, termasuk dalam memberikan rasa aman pada masyarakat.
Negara dengan konsep Khil4f4h akan menerapkan seluruh aturan Islam dalam setiap pembuatan kebijakan dan undang-undangnya. Menjadikan hukum syarak sebagai sumber hukum, dan kedaulatan tertinggi dalam pemerintahan. Hal tersebut merupakan konsekuensi bagi seluruh kaum muslim untuk terikat penuh terhadap hukum-hukum Allah tanpa terkecuali, termasuk dalam bernegara.
Negara Khil4f4h akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah yang akan mewujudkan generasi berkualitas dan taat terhadap syariat. Generasi yang lahir dari sistem Islam akan memiliki ketakwaan individu yang tinggi, berakhlak mulia, sekaligus unggul dalam berbagai bidang.
Selain itu, khil4f4h juga akan memberikan jaminan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pencari nafkah, menjamin layanan kesehatan, serta pendidikan secara gratis dan berkualitas. Dengan terpenuhinya hak rakyat, dan terjaminnya kesejahteraan di tengah umat, maka bisa dipastikan angka kriminalitas juga berkurang, sehingga tercipta rasa aman di tengah umat.
Keluarga, khususnya kaum ibu bisa dengan mudah mendidik anak-anaknya menjadi generasi terbaik tanpa takut anaknya terpapar arus pergaulan 'liar' di luar rumah, sebab masyarakat dan lingkungan dalam institusi Khil4f4h adalah masyarakat dan lingkungan yang Islami. Aktivitas amar makruf nahi munkar akan menjadi biasa, hal ini karena ada dorongan kewajiban untuk saling mengingatkan satu sama lain.
Selain membetuk ketakwaan individu dan mewujudkan masyarakat islami, cara lain yang efektif meminimalisir kriminalitas (termasuk masalah generasi) adalah dengan menerapkan hukum persanksian Islam. Setiap pelanggaran terhadap hukum syarak adalah kriminalitas (jarimah), dan setiap pelaku jarimah harus dikenai sanksi berat. Adapun sanksinya dikenakan sesuai ketentuan hukum syarak yang berlaku.
Hukum sanksi dalam Islam efektif meminimalisir kejahatan karena memiliki sifat 'zawajir' yaitu sebagai pencegah dan membuat efek jera bagi orang lain, sehingga tidak melakukan kejahatan yang serupa. Selain itu, hukum sanksi dalam Islam juga bersifat 'jawabir' sebagai penebus dosa bagi pelaku di akhirat kelak. Negara juga akan melakukan pengontrolan terhadap media massa, baik cetak maupun elektronik sebagai upaya menghilangkan hal-hal yang bisa menjadi wasilah munculnya kemaksiatan di tengah masyarakat.
Demikianlah konsep Khil4f4h dalam menjaga generasi. Dengan mekanisme seperti di atas, generasi akan terselamatkan dari kehancuran, bahkan dengan generasi yang melimpah dan berkualitas bisa menjadi potensi besar bagi kemajuan negara Khil4f4h.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Via
Opini
Posting Komentar