Opini
Menulis Untuk Keabadian Jalan Dakwah
Oleh: La Ode Abdul Salam
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sebagai seorang muslim yang menyadari akan kewajibannya untuk berdakwah, bisa memilih opsi dakwah dengan menulis. Dia perlu memaksimalkan kemampuan menulisnya agar mudah dipahami oleh pembaca. Dengan tulisannya dia bisa menyadarkan siapa saja yang tidak tahu persoalan umat hari ini.
Mengupayakan semaksimal mungkin pembaca tidak salah paham dengan berita-berita keliru yang dipublikasikan media lain. Insya Allah tulisan itu akan menjadi amal jariyah yang akan menyelamatkannya di akhirat kelak. Yakinlah tulisan itu akan tetap hidup meskipun penulisnya telah meninggal dunia. Apalagi tulisan yang mengajak pada kemuliaan dan kemenangan Islam dan mengajak manusia untuk menggapai rida Rabb Semesta Alam yakni Allah Swt..
Cara ini bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan memiliki kemauan untuk belajar dan mau berkembang. Tidak harus bergelar sarjana, berprofesi sebagai guru, dosen, profesor atau gelar mentereng lainnya, bahkan tidak harus ia seorang ustad sekalipun. Seorang petani juga bisa melakukannya dengan memanfaatkan waktunya ketika istirahat.
Seorang buruh bisa menulis ketika malam hari tiba jika pagi hingga sore hari ia harus bekerja keras untuk keluarga tercinta. Seorang pelajar apalagi, ia punya banyak waktu untuk melakukannya ketika pulang dari sekolah atau pun dari kampusnya. Waktu untuk belajar lebih luang daripada para petani dan buruh, bahkan ketika istirahat dan saat perjalanan pulang ketika naik angkot ia bisa sambil menulis.
Meskipun menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi aktivitas ini hanya bisa dijalani dengan ikhlas oleh mereka yang memiliki motivasi yang kuat untuk apa ia menulis dan apa yang ingin dia dapatkan dari akitivitas menulisnya? Kalau bagi seorang muslim tentu sudah jelas jika alasannya untuk berdakwah. Alasan ini tidak seharusnya membuat ia bermalas-malasan, ia harus semangat menulis untuk mendapat pahala jariyah, mengabadikan hidup dengan dakwah lewat tulisan. Dakwah adalah perbuatan kebajikan yang akan dibalas dengan pahala. Allah Swt. mengabarkan hal itu dalam firman-Nya Surah Al-Kahfi ayat 30,
“Sungguh, mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.”
Banyak platform media yang memberikan ruang bagi penulis untuk mengirimkan tulisannya. Media sosial pribadi bisa menjadi pilihan pertama untuk membagikan opini kepada teman dekat dan pengikut. Media massa menjadi pilihan yang juga tidak kalah menarik untuk menyebarkan tulisan opini kita. Media massa bisa menjangkau pembaca yang lebih luas. Apalagi pengguna media sosial dari tahun ke tahun semakin bertambah. Peluang tulisan kita dibaca oleh banyak orang semakin terbuka lebar.
Seperti ulama-ulama pejuang terdahulu yang tulisannya bisa sampai kepada generasi kita hari ini, kita mungkin berbeda zaman dengan mereka tapi tulisan mereka masih bisa diakses di zaman kita. Bahkan, kita semua masih bisa membayangkan karya ulama-ulama ini akan tetap dikaji sampai akhir zaman. Nama-nama mereka abadi dalam karya-karya tulisannya dengan kitab yang berjilid-jilid. Kita bisa mengikuti jejak-jejak mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk berkarya dengan menulis. Apalagi kemudahan hari ini dengan teknologi yang semakin berkembang dengan cepat. Tanpa membutuhkan waktu bertahun-tahun tulisan kita bisa dibaca oleh orang-orang yang ada di negara lain bahkan di benua yang lain. Sarana yang kita gunakan berbeda dengan ulama-ulama terdahulu, tapi tulisan mereka bisa mengabadikan nama mereka meskipun hari ini mereka telah meninggal dunia.
Ulama-ulama terdahulu yang namanya kita kenal hingga hari ini, bukankah kita mengenal mereka lewat tulisan-tulisan dan kitab-kitab mereka yang terkenal? Tulisan yang memberikan manfaat yang luar biasa sehingga dirasakan kaum muslim di seluruh dunia. Tulisan mereka itulah yang telah menerangi jalan kegelapan manusia dengan cahaya peradaban yang mulia nan agung, khususnya untuk kaum muslimin. Mari bersama-sama melanjutkan perjuangan Islam untuk meraih kemenangan yang sesungguhnya dengan dakwah melalui tulisan.
Jika kita menggunakan jalan ini untuk berdakwah, Insyaallah nama kita akan tetap abadi di dunia karena dakwah tulisan yang sudah tersebar luas. Sekalipun nantinya kita telah meninggalkan dunia, tulisan itu akan tetap ada dan menjadi kebaikan yang terus mengalir setiap kali orang membacanya. Mari kita berdoa kepada Allah Swt. semoga ini menjadi amal jariyah. Siapapun yang mengambil jalan dakwah ini, khususnya untuk menyadarkan umat dan membangunkan mereka dari tidur yang lama, bisa menjadi bagian yang mendapatkan keutamaan dari berbuat kebajikan.
Semoga kita bukan termasuk orang yang merugi dan terhindar dari sikap kufur kepada Allah Swt..
“Katakanlah, Apakah kami akan beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al-Kahf: 103-106).
Via
Opini
Posting Komentar