Opini
Rahasia Kejayaan Kaum Muslimin
Oleh: Ma'arif Amiruddin
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Hari ini kita menyaksikan bahwa kondisi umat Islam sedang terpuruk, terbelakang dan tak diperhitungkan. Kaum muslimin ditindas di berbagai tempat tanpa ada perlawanan berarti. Muslim Palestina dihantam oleh Zionis, Muslim Xinjiang dilucuti oleh rezim Cina, Muslim Myanmar dibombardir oleh Junta Militer dan muslim di wilayah non konflik dibuat lalai dengan kenikmatan dunia.
Padahal kaum muslim adalah umat terbaik, umat terdepan dan umat yang seharusnya memimpin dunia. Sebab mereka adalah kaum yang lurus akidahnya, mulia akhlaknya serta memiliki pedoman hidup yang cemerlang (Al-Qur'an).
Kecemerlangan kaum muslimin juga bisa ditelusuri dalam sejarah, mereka memimpin dunia selama kurang lebih 13 abad lamanya. Memayungi dunia dengan kesejahteraan dan keadilan, kaum muslim menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dan ketinggian adab.
Lantas mengapa hari ini kaum muslim begitu terpuruk? Jawabannya tergambar jelas dari perkataan salah satu ulama salaf Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki rahimahulLâh, dalam bukunya Syarî’atulLâh al-Khâlidah, beliau berkata, "Andai kaum Muslim hari ini menerapkan hukum-hukum fiqih dan (syariah) agama ini, sebagaimana generasi pendahulu mereka (pada masa lalu), niscaya mereka menjadi umat yang paling maju dan paling bahagia."
Betul, umat Islam hari ini terpuruk karena kesalahan mereka sendiri. Mereka tidak lagi menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, Al-Qur'an hanya diperlombakan, baik dari sisi hafalan maupun keindahan bacaan. Tidak salah, namun seharusnya lebih dari itu.
Al-Qur'an sejatinya adalah petunjuk hidup, penuntun setiap langkah manusia, pengatur segala tingkah laku masyarakat. Jika ini yang dilakukan, kebahagiaan akan menimpa manusia.
Bukankah manusia hari ini begitu keras mencari kebahagiaan? Ada yang mencarinya dari jalur harta, jalur kekuasaan, jalur popularitas, bahkan tak sedikit yang menepuh jalur obat-obatan. Padahal kebahagiaan itu dekat, cukup mengikuti apa yang diinginkan Al-Qur'an.
Al-Qur'an hanya menginginkan manusia taat secara totalitas pada Pencipta Alam Semesta, mengerjakan segala apa yang diperintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Dengan begitu, manusia akan mendapatkan kebahagiaan, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Manusia harus mengingat, bahwa kehidupannya di dunia hanya sementara, akhiratlah tujuan akhirnya. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat adalah tempat menuai. Maka hendaknya setiap manusia memperhatikan dan mempersiapkan apa yang akan dibawa ke akhirat kelak.
Jangan sampai hanya membawa penyesalan, karena sungguh tubuh manusia ini tidak akan sanggup menahan perihnya siksa akhirat. Sekuat apapun manusia itu, pasti dia tidak akan tahan semenit saja dalam siksaan akhirat.
Oleh sebab itu, ketaatan menjadi harga mati bagi mereka yang mengharap kebahagiaan. Tidak ada kebahagiaan tanpa ketaatan, jikapun ada, itu hanya kebahagiaan semu, singkat dan mudah sirna.
Jangan sampai kita tertipu dengan kebahagiaan semu, sebab orang yang tertipu biasanya akan menghancurkan kebahagiaan hakiki. Kehancuran kebahagiaan hakiki (akhirat) akan menghancurkan seluruh kebahagiaan.
Mudah-mudahan Allah memberi kita taufik untuk senantiasa istikamah dalam ketaatan, tidak berpaling pada kemaksiatan, walau terpaan godaan silih berganti. Apatahlagi di kehidupan saat ini, yang kekuasaan tidak dipegang oleh Al-Qur'an.
Kekuasaan tanpa ketaatan akan menyebabkan lahirnya berbagai kebijakan zalim yang menyengsarakan. Tidak hanya menyengsarakan sebagian kalangan, tapi hampir seluruh lapisan kalangan. Sebab kebijakan penguasa pasti akan berpengaruh hingga ke akar rumput.
Benarlah apa yang disampaikan Imam Al-Gazali bahwa kekuasaan tanpa agama akan rapuh, dan agama tanpa kekuasaan akan hilang.
Wallahu'alam
Via
Opini
Posting Komentar