Opini
Sekularisme No More, Speak Up Islam Ideologis Forever
Oleh: Junaidi
(Aktivis Dakwah, Perindu Perubahan Sejati)
TanahRibathMedia.Com—Generasi pertama Islam, yakni para sahabat mengerti makna tawakkal sebenar-benarnya sehingga mereka disebut generasi terbaik karenanya mereka mampu menyelesaikan setiap problematika yang mereka alami dengan Islam sebagai solusinya.
Sangat berbeda dengan kondisi kaum muslimin saat ini. Banyak yang telah gagal memahami makna tawakal sehingga mereka berdiam diri terhadap kondisi yang ada sekarang ini sembari berkata,
"Kami orang orang yang bertawakal(mutawakkilun)."
Padahal sebenarnya merekalah orang orang yang berpangku tangan.
Mengapa? Ya, jawabnya mereka terjangkit virus "sekularisme, demokrasi, dan kapitalisme". Apa hubungan ketiga virus ini dengan kondisi umat Islam yang terus berdiam diri dan berpangku tangan terhadap kondisi umat saat ini?
Virus sekularisme, demokrasi, dan kapitalisme adalah sebuah virus yang meracuni pemikiran umat Islam saat ini sehingga mereka lebih sering diam dan berpangku tangan terhadap kondisi umat dan agamanya. Penerapan virus (paham) inilah yang menyebabkan hancurnya bangsa ini, tanpa terasa mereka lebih mengangungkan kedudukan manusia dari pada Allah Swt. bahkan menyingkirkan agama dari kehidupan dan bahkan mirisnya banyak yang tidak takut kepada Allah Swt..
Sebagai contoh, mengapa Bangsa Arab dan hampir seluruh umat Islam berdiam diri berpangku tangan terhadap kekejaman zionis dan memandang bahwa permasalahan genosida di Palestina bukan masalah mereka?
Hal inilah yang juga terjadi terhadap Bangsa Indonesia, sehingga terjebak terhadap hiruk-pikuk Pilpres tanpa memandang bahwa masalah sebenarnya adalah diterapkannya virus sekularisme demokrasi dan kapitalisme.
Mereka cukup pasrah dengan pergantian pemimpin padahal mereka sebenarnya adalah orang-orang yang diam.
Mengapa? Karena tawakkal sebenarnya terikat dengan perintah dan larangan Allah. Pertanyaannya apakah paham sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan atau negara itu tidak bertentangan dengan Islam, Apakah paham demokrasi yang mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan itu tidak bertentangan dengan Islam? Apakah kapitalisme yang membolehkan kepemilikan kekayaan alam Indonesia dengan dasar kebebasan kepemilikan itu tidak bertentangan dengan Islam? Apakah cukup pergantian pemimpin sementara sistemnya tidak diganti?
Ingat, sejatinya Islam itu agama yang ideologis, yang mengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq, mengatur hubungan dengan dirinya sendiri serta (dan ini yang paling penting) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Jika serius menginginkan perbaikan dan perubahan terhadap bangsa ini maka buang jauh-jauh virus sekularisme demokrasi dan kapitalisme. Campakkan virus-virus ini dan ganti dengan sistem Islam yang ideologis. Niscaya Indonesia dan kondisi umat Islam sejahtera, adil dan makmur.
"Sekularisme No More, Speak Up Islam Ideologis Forever."
Via
Opini
Posting Komentar