Opini
The Miracle of Rajab: Kembalinya Perisai Umat
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Rajab itu ajaib. Bulan yang penuh dengan keutamaan dan keberkahan, bahkan dalam sebuah hadis disebut sebagai bulannya Allah Swt.. Terlebih pada tahun ini, Rajab memiliki keistimewaan tersendiri, terkait dengan upaya umat Islam untuk kembali bersatu dalam naungan Khil4f4h yang hampir satu abad lamanya negeri kaum muslim terpecah-belah.
Tepatnya pada 3 Maret 1924, umat Islam menyaksikan peristiwa yang mengguncang keberlanjutan Khil4f4h, simbol persatuan dan kekuatan umat Islam selama berabad-abad. Keruntuhan ini tidak hanya menciptakan kekosongan sistem pemerintahan Islam, tetapi juga menorehkan luka mendalam di hati umat Islam, negeri-negeri kaum muslim terpecah belah menjadi negara kecil yang dibuat oleh kaum imperialis, Inggris dan Amerika Serikat.
Seabad Tanpa Perisai Umat
Seabad berlalu, dan umat Islam masih merasakan dampak dari keruntuhan Khil4f4h. Bagai anak ayam yang kehilangan induknya, kaum muslim di berbagai belahan dunia nasibnya merana. Di negeri mayoritas muslim sekali pun penguasanya tak berdaya di bawah tekanan sistem sekularisme, apalagi jika kaum muslimnya minoritas sudah pasti tertindas, seperti yang terjadi pada kaum muslim Rohingya, Uyghur dan India.
Oleh karena itu, kaum muslim harus menemukan momentumnya kembali untuk bangkit dari keterpurukannya. Tidak boleh merasa lemah, apalagi menyerah begitu saja dengan keadaan zaman saat ini. Di sinilah pentingnya momentum Rajab harus menjadi panggung bagi upaya mengembalikan kembali perisai umat, di mana umat Islam berupaya merajut kembali persatuan mereka di bawah naungan Khil4f4h.
Bulan Rajab sendiri memiliki makna yang mendalam dalam sejarah Islam. Bulan ini dianggap sebagai salah satu dari empat bulan suci, di dalamnya terdapat hari penting seperti Isra' Mi'raj, peristiwa yang menunjukkan keagungan dan keajaiban Allah Swt.. Dalam cahaya keistimewaan ini, umat Islam memandang Rajab sebagai momen yang tepat untuk merefleksikan dan memulai perubahan positif.
Momen Rajab 1445 H memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk bersatu kembali dan membangun narasi khil4f4h sebagai muara persatuan. Upaya bersama dalam mendirikan sistem khil4f4h yang adil dan inklusif menjadi tujuan yang dikejar untuk mengatasi perpecahan dan mengembalikan kejayaan umat Islam.
Keajaiban Segera Tiba
Namun, perjalanan menuju persatuan di bawah khil4f4h tidaklah mudah. Tantangan dan hambatan politik, ekonomi, dan sosial harus diatasi dengan bijak dan beriringan dengan semangat keislaman yang kukuh.
Dengan berakhirnya abad yang penuh cobaan dan perpecahan, umat Islam berharap Rajab 1445 H menjadi awal yang baru, menuju kebangkitan umat dan kedaulatan khil4f4h. Inilah saat yang tepat untuk bersatunya umat. 'It is time to be one ummah". Semoga momen spesial ini memberikan inspirasi dan kekuatan bagi umat Islam untuk bersatu kembali di bawah naungan sistem pemerintahan yang sesuai sunah Rasulullah saw., sistem yang adil, dan penuh berkah.
Tidak salah kiranya jika kita merindukan Rajab sebagai "The Miracle" , saat yang tepat untuk melakukan perubahan cara pandang kehidupan dari sekularisme menjadi Islam, hanya dengan dakwah Islam secara kafah dalam rangka melanjutkan kehidupan Islam yang akan membawa Islam menuju masa depan yang lebih cerah, di mana kekuatan persatuan kembali memancar dari setiap jengkal tanah negeri-negeri kaum muslim.
Bersatunya kaum muslim dalam naungan khil4f4h adalah sebuah keniscayaan sebagai refleksi dari makna kalam Allah Swt.,
"Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS Ali Imran: 103).
Bersatunya kaum muslim merupakan nikmat dari Allah Swt. karena akan menguatkan jalinan persaudaraan.
"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu saling bermusuhan, lalu Allah menyatukan hatimu, maka dengan nikmat Allah itulah kamu bersaudara." (QS Ali Imran: 103).
Kembalinya perisai umat ke tangan kaum muslimin akan menjadi penghalau atas segala kezaliman yang dilakukan musuh-musuh Islam selama ini.
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain; dia tidak menzaliminya, dan tidak menyerahkan kepadanya kepada musuhnya."
(HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar