Opini
Tingginya Beban Kehidupan, Mematikan Fitrah Perempuan
Oleh: Sunaini
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki segenap potensi kehidupan. Diantara potensi kehidupan itu adalah adalah memiliki kebutuhan jasmani, mempunyai naluri untuk mempertahankan eksistensinya, naluri keibuan, kasih sayang dan naluri untuk beragama.
Potensi kehidupan ini harus dipenuhi. Namun, ketika dalam pemenuhannya terdapat kesulitan maka timbullah beragam problematika kehidupan. Sebagai contoh seorang ibu di Kabupaten Belitung, membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan. Ia mengaku tega membunuh bayinya karena tidak cukup biaya untuk membesarkan (kumparannews, 24-01-2024).
Sekularisme Merampas Fitrah Perempuan
Harus dipahami sedini mungkin bahwa segala problem yang saat ini terjadi secara sistemik. Artinya tidak bisa menyalahkan satu atau dua orang saja. Seperti kasus di atas, si Ibu yang hilang kendali dengan tega mengakhiri nyawa anaknya disebabkan banyak faktor. Juga dengan kasus-kasus lainnya yang serupa disebabkan oleh aturan kehidupan yang salah.
Benar atau salah sebuah aturan di ukur dari ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah telah menetapkan agama Islam untuk kaum muslimin. Oleh sebab itu Allah telah memberikan panduan kehidupan. Panduan kehidupan itu adalah Al-Qur'an dan hadis Rasulullah.
Namun, ketika aturan yang dipakai bukan datang dari Allah dan Rasulullah. Maka, inilah asal segala kerusakan terjadi. Baik kerusakan moral masyarakat, kerusakan lingkungan dan alam, bahkan kerusakan di banyak bidang. Kerusakan ini akibat diterapkankan sistem (aturan) buatan manusia yaitu kapitalisme yang berasaskan pemisahan antara agama dan kehidupan (sekularisme).
Maka benarlah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat berikut ini,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS Arrum: 41)
Maka, berdasarkan ayat ini jelas adanya segala kerusakan itu disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Diterapkan aturan yang salah seperti mempersempit lapangan pekerjaan untuk kepala rumah tangga. Mengakibatkan masih banyak orang yang terkendala faktor ekonomi. Padahal kebutuhan ekonomi merupakan salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Seperti dapat membeli sandang, pangan dan papan.
Ketika semuanya sulit dipenuhi, dengan kondisi Ibu yang baru melahirkan rentan terhadap tekanan psikologis. Maka tidak jarang berpikiran buntu. Oleh sebab itu, maka segala problematika tidak dapat diselesaikan kecuali kembali kepada aturan dari yang Maha Adil yaitu aturan Islam yang membawa keselamatan.
Marilah mengkaji Islam secara menyeluruh agar dapat memahami segala persoalan yang ada agar hidup kembali penuh berkah. Tidak cukup diterapkan secara individu namun, juga harus diterapkan dalam kehidupan bernegara.
Wallahu 'alam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar