Opini
Tulisan sebagai Sarana Kebaikan
Oleh: Muri Andiko
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Tahukah anda bahwa tulisan dan kata-kata adalah senjata yang sangat luar biasa. Ia bisa dipakai untuk perkara yang baik maupun yang buruk. Ia juga bisa dipakai untuk menebarkan kebaikan, kebenaran, atau bahkan menebarkan pemikiran Islam, serta banyak kebaikan semisalnya.
Demikian pula ia bisa dipakai untuk menebarkan gagasan yang keliru, kebohongan, atau bahkan pemikiran yang memalingkan masyarakat dari kebenaran.
Banyak tulisan yang membawa perubahan pada dunia. Salah satu contohnya, novel karya Jose Rizal berjudul Noli Me Tangere yang memantik revolusi di Filipina yang kala itu masih dijajah oleh Spanyol. Begitu juga novel Multatuli yang berjudul Max Havelar membuat mata masyarakat Eropa terbuka pada kejamnya penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Ada juga Mein Kampf-nya Hitler atau Das Kapitalnya Karl Marx. Belum lagi tulisan-tulisan Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, Sayyid Qutbh, serta deretan tulisan-tulisan ulama yang luar biasa hebat lainnya yang menggemparkan pembaca dan mengguncang masyarakat bahkan dunia.
Oleh sebab itu, kita haruslah berniat dan berupaya menjadikan tulisan dan kata-kata sebagai alat untuk mewujudkan perubahan ke arah kebaikan, meluaskan dakwah, serta untuk mempertajam pikiran dan gagasan kita. Sebab dengan tulisan, pikiran kita menjadi abadi. Bisa berputar kesana kemari. Apalagi di era digital hari ini.
Seperti kata Sayyid Quthb, "Bahwa satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala."
"Dan setiap perubahan selalu dimulai dari berubahnya pemikiran yang ada dalam kepala kita."
Dengan tulisan kita juga akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Di hari kebangkitan nanti, sebagai muslim yang percaya akan adanya akhirat, pasti kita sangat ingin mendapatkan balasan yang baik dan pahala yang melimpah. Salah satu cara agar kita mendapatkan pahala yang terus mengalir meskipun kita sudah tiada adalah dengan perbuatan yang tidak terputus balasannya. Itulah amal jariyah. Dan salah satu cara mendapatkannya dengan memberikan ilmu yang bermanfaat melalui tulisan kita. Dengan kata-kata, meskipun ajal kita sudah tiba, kita akan mendapatkan pahala yang terus menerus selagi tulisan kita masih memberikan manfaat pada manusia. Kita akan diberikan pahala yang terus mengalir dari tulisan tersebut.
Apapun bentuk tulisannya akan memberikan kebaikan apabila ditekadkan sebagai sarana dakwah. Dan isinya juga harus sesuai syariat Allah.
Penulis berharap tulisan pendek ini menjadi penyemangat kelak ketika semangat kita menurun. Serta menjadikan kita semakin istikamah dalam mengarungi dunia kepenulisan ini. Menjadikan kata-kata sebagai sarana dakwah menuju kebaikan dan kebenaran.
Tulisan juga bisa menjadi alat untuk mengingatkan kita pada komitmen kita untuk terus menebarkan dakwah. Apabila nanti semangat menulis kita memudar atau bahkan menghilang, tulisan juga bisa menjadi alat untuk menguatkannya kembali. Dan mendorong diri kita agar menulis lagi setelah membaca ulang tulisan ini.
Seperti kata Pramodya Ananta Toer bahwa,
"Orang boleh pandai setinggi langit, namun apabila dia tidak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah kerja untuk keabadian."
Mengutip juga perkataan Imam Al-Ghazali bahwa jika kita bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.
Demikian berlimpah keuntungan dari menulis. Baik keuntungan di dunia maupun keuntungan di akhirat. Selain ia sebagai senjata untuk menyeru dalam kebenaran, membawa perubahan, ladang pahala yang banyak, ia juga bisa mengokohkan ilmu yang kita miliki. Menguatkan pengetahuan-pengetahuan kita. Karna ilmu itu ibarat kuda liar, maka tulisan adalah tali kekangnya.
Wallahu'alam
Via
Opini
Posting Komentar