Opini
Urgensi Membaca dan Menulis
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Perintah "iqra" yang artinya membaca menjadi wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw.. Di dalam QS Al Alaq: 4, disebutkan:
الَّØ°ِÙŠْ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِۙ
Allażī 'allama bil-qalam,
Artinya: "Yang mengajarkan (manusia) dengan pena."
Makna tersiratnya ketika ada perintah membaca, maka ada tulisan yang harus dibaca, namun membaca bisa juga diartikan sebagai perenungan atas segala hal yang menjadi objek pemikiran. Membaca kondisi umat Islam saat ini artinya tentu "as-siyasah", maksudnya memperhatikan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan umat Islam, yaitu mengenai aturan hukum dalam segala aspeknya, dan realitas kesehariannya.
Di dalam proses kreatif kepenulisan, Kebiasaan membaca memiliki dampak positif yang signifikan pada kualitas tulisan seseorang. Membaca karya literasi dapat memperkaya referensi seseorang untuk menghasilkan karya berkualitas tinggi.
Kebiasaan Membaca
Berikut ini adalah beberapa faktor bagaimana kebiasaan membaca mendukung peningkatan kualitas tulisan:
Pertama, memperkaya kosakata. Membaca secara teratur memperkaya kosakata seseorang. Penulis yang memiliki kosakata yang luas dapat mengekspresikan ide dengan lebih variatif dan berbobot karena memiliki dalil atau rujukan.
Kedua, belajar memahami struktur beragam tulisan. Melalui membaca, seseorang dapat memahami berbagai struktur tulisan, baik itu esai, artikel, atau cerita. Ini membantu penulis mengembangkan kemampuan menyusun paragraf dan menata tulisan dengan lebih efektif, tidak kaku karena banyak pilihan pola kalimat.
Ketiga, mengembangkan gaya kepenulisan. gaya kepenulisan. Dengan membaca karya-karya dari berbagai penulis, seseorang dapat menemukan gaya penulisan yang sesuai dengan kepribadian dan preferensi mereka. Ini dapat memberikan inspirasi dan memperkaya kemampuan menulis dengan ciri khas unik. Seorang penulis mungkin pada awalnya meniru gaya kepenulisan seseorang, namun dengan jam terbangnya yang tinggi pada akhirnya akan menemukan gayanya sendiri.
Keempat, meningkatkan pemahaman terhadap gaya bahasa. Membaca membantu memahami cara menggunakan gaya bahasa yang efektif. Penulis yang terbiasa membaca memiliki kecenderungan lebih baik dalam memilih diksi atau kata-kata yang sesuai untuk menyampaikan maksud mereka dari apa yang ditulisnya.
Kelima, bisa mengenali berbagai tema dan subjek. Membaca membuka wawasan terhadap berbagai tema dan subjek. Penulis yang memiliki pengetahuan yang luas dapat menulis tentang berbagai topik dengan kepercayaan diri, tidak minder dan memiliki nilai akurasi yang tinggi.
Keenam, mengasah kemampuan analisis. Membaca karya-karya sastra atau non-fiksi membantu mengasah kemampuan analisis. Penulis yang terampil dalam menganalisis informasi memiliki kemampuan untuk menyusun argumen yang kuat dan kritis dalam tulisannya.
Sedangkan dengan membaca buku-buku fiksi dan karya sastra sering kali merangsang imajinasi. Penulis yang memiliki kemampuan imajinatif dapat menciptakan narasi yang menarik dan memikat pembaca.
Dan terakhir, ketujuh, membaca dapat meningkatkan pengetahuan secara umum. Membaca memberikan pengetahuan umum yang luas. Penulis yang terinformasi dengan baik dapat menyelipkan fakta dan konteks yang relevan dalam tulisannya.
Menulis untuk Masa Nanti
Dengan demikian, kebiasaan membaca membentuk dasar yang kuat untuk penulisan yang berkualitas. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk pola pikir dan cara pandang yang mendukung penulisan yang lebih efektif dan menginspirasi.
Di akhir tulisan ini, penting kiranya memperhatikan apa yang diungkapkan oleh Cendekiawan Muslim, Muhammad Ismail Yusanto,
"....Dengan menulis seseorang bisa menyampaikan informasi dengan efektif karena informasinya itu tertulis. Melalui tulisan, apa yang kita pilih itu akan dibaca pada suatu hari nanti. Hal ini berarti akan membantu orang-orang di masa depan untuk memahami apa yang terjadi pada masa sekarang ini."
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar