Opini
V-Day, Legalisasi Maksiat Atas Nama Cinta
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Tanggal 14 Februari kerap kali menjadi ajang panen dosa setiap tahunnya. Bagaimana tidak, pada hari itu, sepasang remaja memadu kasih dan melakukan zina yang telah Allah larang. Bahkan dalam Surah Al-Isra' ayat 32, Allah berfirman yang artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya (zina) itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
Mendekati perbuatan zina saja sudah Allah larang, terlebih lagi melakukannya. Nauzubillahi min dzalik! Padahal dalam Islam, cinta tidak sama dengan nafsu atau maksiat.
Cinta adalah fitrah dari Sang Pencipta, yakni Allah Subhannahu Wata'ala. Sehingga tidak mungkin Allah menciptakan fitrah untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka.
Allah menciptakan fitrah untuk kebaikan manusiawi itu sendiri. Agar manusia bisa memperoleh keturunan dengan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam, yakni melalui pintu gerbang pernikahan. Namun sayangnya, saat ini banyak yang salah dalam mengartikan cinta yang sesungguhnya.
Cinta dinilai hanya seharga sebatang coklat dan setangkai bunga mawar. Begitu rendahnya standard cinta manusia dalam sistem saat ini. Cinta yang seharusnya mulia, malah menjadi hina hanya karena mereka mengartikan cinta sama dengan nafsu. Padahal dua hal tersebut sangat bertolak belakang.
Tidak bisa dimungkiri, menjamurnya budaya Valentine Day's dikarenakan kurangnya ketakwaan masing-masing individu terhadap Allah Subhannahu Wata'ala. Sehingga ketika ketakwaan sudah tidak menjadi hal utama, maka dengan mudahnya mereka melakukan perbuatan dosa dan kemaksiatan tersebut.
Kemudian, faktor lingkungan dan masyarakat yang hampir seluruhnya bersifat individual. Sehingga tidak ada amar makruf nahi mungkar dari satu orang terhadap orang lainnya. Wajar saja kemaksiatan terus terjadi, karena tidak adanya aktivitas saling menasehati antar masyarakat. Sehingga individu yang bermaksiat, seolah merasa mereka aman, padahal tidak.
Kemudian, hal ini juga terjadi karena abainya seorang pemimpin negara untuk menertibkan para rakyatnya. Mereka tidak memperhatikan syariat-syariat yang seharusnya mereka terapkan. Terlebih sistem saat ini yang menjadikan setiap manusia seolah merasa bebas melakukan apa saja. Mereka lupa bahwa Allah selalu melihat apa yang mereka lakukan.
Maka, bagaimana cara agar Valentine Day's ini bisa dihentikan? Yang pertama, tentu saja dengan menjadikan setiap individu bertakwa kepada Allah Subhannahu Wata'ala, karena dengan bertakwa, maka kita tidak akan berani berbuat dosa, karena kita mengetahui ada Allah dan malaikat yang senantiasa melihat dan mencatat segala amal perbuatan kita.
Kemudian harus ada masyarakat yang saling amar makruf nahi mungkar. Manusia adalah tempat salah dan dosa, maka ia butuh seorang penasihat yang akan menasehatinya kala ia hendak terjerumus ke dalam kemaksiatan atau perbuatan dosa.
Lalu yang paling penting adalah sebuah negara yang berasaskan Islam dan menjadikan syariat-syariat Islam sebagai aturannya harus ada. Agar ketika ada yang berbuat dosa, negara bisa menindaklanjutinya. Oleh karena itu, tetaplah berjuang dan berdakwah, hingga syariat Islam tegak di seluruh penjuru dunia.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar