Motivasi
Yakin dan Berjuang
Oleh: Ayu Winarni
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sebagai seorang muslim kita wajib menyadari konsekuensi dari keimanan kita. Tak sebatas ucapan lisan, tetapi harus dibenarkan oleh hati dan dibuktikan oleh perbuatan. Jika salah satu tidak ada, maka gugurlah imannya.
Sebagai konsekuensi keimanan, kita wajib mengambil apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan meninggalkan apa-apa yang dilarang. Jawaban seorang muslim apabila Allah dan Rasul-Nya telah menyeru adalah, "Kami mendengar dan kami taat."
Wajib Belajar Islam
Seorang muslim diwajibkan untuk belajar Islam. Dengan belajar akan kita dapati bahwa Islam tak sekadar agama yang mengatur ibadah ritual (mahdoh) tetapi juga mengatur masalah politik. Juga akan kita dapati bahwa nabi pernah mendirikan sebuah negara yang berasaskan Islam dan dilanjutkan oleh para sahabat setelah sepeninggal beliau. Kemudian negara dengan asas Islam mampu menjadi negara super power dunia yang menguasai 2/3 belahan dunia dan berjaya selama kurang lebih 14 abad lamanya. Bahkan dikatakan luas kekuasaan Islam kala itu bisa 10 kali luas wilayah Indonesia.
Bayangkan jika kita tidak belajar Islam, kita tak pernah tahu bahwa Islam pernah menjadi peradaban dunia yang gemilang. Namun, kejayaan negara Islam tersebut kemudian runtuh karena berbagai konspirasi-konspirasi jahat para penjajah Barat dan musuh-musuh Islam. Hingga akhirnya, sampailah kepada kita dengan kondisi hari ini yang jauh dari penerapan hukum-hukum Islam.
Hari ini kita hidup di tengah sistem sekuler, yakni sistem yang memisahkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Agama (Islam) kemudian hanya boleh dipraktikkan dalam ranah pribadi atau individu. Eksistensi Islam dalam ranah publik dibatasi dan diawasi.
Alhasil, hari ini Islam hanya sebatas tren musiman bukan lagi gaya hidup (life style). Pembahasan Islam tidak lagi menarik untuk ditelisik. Islam menjadi begitu asing dan seolah kegemilangan negara Islam tak pernah ada. Karena memang, sejarah-sejarah itu sengaja dihilangkan dari benak-benak kaum Muslim.
Kabar Gembira dari Rasulullah
Akan tetapi, sekeras dan sekuat apapun usaha mereka untuk menutupi sejarah kejayaan Islam agar benih-benih kebangkitan itu musnah, tetap saja pada akhirnya mereka akan menuai kegagalan. Karena kabar akan kembali bangkitnya kejayaan Islam itu dikabarkan langsung oleh Rasul melalui lisannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت
هذا الحديث حسن أخرجه أحمد (حديث 18406)
“Masa kenabian itu berada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang sombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah) Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR Ahmad, Hadis Hasan)
Hadis ini menjelaskan tentang fase kehidupan dalam Islam. Dan fase terakhirnya adalah dengan kembalinya kejayaan Islam. Sebagai seorang muslim, kita wajib meyakininya. Selayak bahagianya orang yang dijanjikan hadiah, maka janji Rasul ini adalah hadiah yang paling membahagiakan.
Karena ini kabar gembira yang diucapkan oleh Rasul saw. bukan berarti bisa terwujud dengan sendirinya. Tidak! Perlu ada usaha untuk mewujudkannya. Maka sunnatullah, di setiap zaman dan generasi akan selalu ada orang-orang yang senantiasa berupaya mewujudkannya.
Ternyata, upaya mewujudkannya tidaklah mudah. Berbagai cobaan dan rintangan ikut menghiasi setiap langkah perjuangan. Orang-orang yang berjuang didalamnya senantiasa di persekusi dan diintimidlasi. Tapi bukan berarti tidak bisa terwujud, hanya butuh lebih banyak kesabaran.
Rintangan ini tidak terlepas dari keberhasilan negara-negara Barat dalam mempropagandakan ide-ide busuk mereka. Mirisnya, ide busuk itu justru diadopsi oleh muslim sendiri. Parahnya lagi, ide itu dipelihara hingga tumbuh subur. Walhasil, jadilah hari ini muslim takut terhadap ajaran agama sendiri.
Bagaimana tidak? Orang-orang yang memperjuangkan tegaknya kejayaan Islam justru dimusuhi oleh saudara sesama muslim. Bukannya mendukung malah dicemooh bahwa perjuangannya utopis dan kerap kali distigmatisasi dengan tuduhan-tuduhan negatif.
Radikal adalah mantra yang selalu digemboskan. Radikal kemudian dinarasikan dengan makna negatif untuk menyerang para pejuang tegaknya Islam. Siapa yang dianggap radikal maka akan menjadi musuh bersama karena dianggap mengancam kemajemukan yang ada.
Padahal dalam sejarah kegemilangannya, Islam justru hidup berdampingan dengan agama Yahudi dan Nasrani. Selama mereka (non-Muslim) menjadi bagian dari kewarganegaraan Islam, maka mereka juga mendapatkan hak sebagaimana kaum Muslim lainnya.
Rasul Kami tidak Pernah Bohong!
Tuduhan bahwa kebangkitan Islam hanya berlaku pada masa nabi dan para sahabat sedangkan hari ini tidak relevan adalah keliru dan sama halnya dengan menganggap nabi itu pembohong.
Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"(Dan) Tiadalah yang diucapkannya (oleh Muhammad) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (padanya)."
(QS An-Najm : 3-4)
Jika kita menstandarkan pada akal, banyak kemudian peristiwa yang tidak bisa diterima oleh akal (tidak masuk akal), termasuk kabar akan kembalinya kejayaan Islam. Akan tetapi akal harus senantiasa tunduk di bawah wahyu. Disinilah kemudian akal digunakan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis.
Islam akan kembali berjaya adalah suatu keniscayaan yang pasti terjadi karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah bohong. Entah kapan waktunya, itu rahasia Allah. Tugas kita adalah yakin dan berjuang.
Inspirasi
Sebagaimana yakinnya Muhammad Al-Fatih terhadap janji yang keluar dari lisan nabi bahwa akan ditaklukkannya Konstantinopel. Setelah janji itu keluar dari lisan nabi, maka menjadi kabar gembira bagi orang-orang beriman kala itu. Mereka berjuang untuk mewujudkannya. Benar saja, kabar gembira itu terwujud meski setelah ratusan tahun terucap dari lisan nabi.
Kisah penaklukan Konstantinopel tentu menjadi inspirasi agar kita juga yakin dan berjuang untuk mewujudkan kabar gembira (bisyarah) akan kembalinya kejayaan Islam. Bahkan, kisah penaklukan Konstantinopel menjadi inspirasi di luar logika kita manusia pada umumnya (beyond the inspiration) tetapi tidak di luar jangkauan, karena nyatanya Konstantinopel mampu ditaklukkan.
Seseorang boleh mengganggap perjuangan mengembalikan kejayaan Islam adalah kemustahilan. Maka jangan halangi kami untuk mewujudkan kemustahilan itu hingga menjadi nyata. Kami akan berjuang untuk menyambut episode terakhir yang dijanjikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Wallahu a'lam bisshawab
Via
Motivasi
Posting Komentar