Opini
Demi Jabatan, Banyak Yang Dirugikan
Oleh : Ilan Sumiati
(Muslimah Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Pasca pemilu 14 Februari 2024 lalu, sudah menjadi rahasia umum bahwa para calon anggota legislatif yang tidak terpilih mengalami stres. Seperti dilansir dari media Tribun Trend.com, yaitu seorang calon legislatif (caleg) di Subang berulah gara-gara perolehan suaranya anjlok di Pemilu 2024. Caleg itu tak terima mengetahui dirinya gagal meraih suara banyak. Ia pun nekat melakukan aksi tidak terpuji di kampungnya.
Akibat aksinya tersebut, ada warga yang di duga meninggal dunia karena kaget. Caleg tersebut sebelumnya pernah duduk dua periode sebagai anggota DPRD Subang. Ia gagal meraih suara di desanya kalah oleh caleg pendatang baru.
Selanjutnya ada caleg yang melakukan aksi konyol, aksinya sempat viral di media sosial itu sehingga menjadi sorotan publik. Akibat aksi caleg tersebut masyarakat Tambak Jati menjadi resah. Bahkan kabarnya, banyak anak-anak balita dan orang tua yang jatuh sakit sehingga menjalani perawatan di rumah sakit akibat suara petasan berdaya ledak yang cukup keras tersebut.
Namun, berdasarkan pantauan di lokasi, Minggu (25-2-2024) saat ini kondisinya telah kondusif, setelah beberapa pihak termasuk kepolisian turun tangan menenangkan caleg tersebut agar tak melakukan aksi tidak terpuji lagi, yang dapat mengganggu ketertiban umum.
Inilah fakta, ketika memilih calon pemimpin pada sistem sekuler demokrasi, tidak adanya tuntunan syariat, sehingga akan ada dampak-dampak yang merugikan. Termasuk depresi ketika kalah dalam kontestasi. Hal ini menggambarkan lemahnya mental, siap menang namun tak siap kalah.
Adapun kekeliruan mereka terkait jabatan, menyebabkan pemilu sebagai salah satu alat mencari keuntungan dari berkuasa bukan bertujuan melayani umat atau rakyat. Maka wajar di tengah umat bahwa untuk menjadi pemimpin itu harus merogoh kocek dalam, sebab tak mungkin menang bila tak ada uang.
Begitupun dengan masyarakat, mereka akan memilih para calon yang memberikan 'serangan fajar' lebih besar. Pola ini terus di jalankan hingga saat ini dan semakin memperlihatkan kerusakan sistem saat ini.
Diakui atau tidak ini salah satu dampak akibat umat Islam mengabaikan syariat Islam, dan menerapkan ideologi kapitalis sekuler, sehingga menghasilkan calon pemimpin yang tak memiliki kualifikasi sebagai pemimpin yang sebenarnya.
Jika keadaannya seperti ini terus berlanjut, jelaslah tidak akan pernah ada perubahan meskipun figur yang menjadi pemimpinnya sudah bergonta-ganti. Sebab yang menjadi persoalan utama ialah umat masih belum meninggalkan sistem selain Islam, maka keadaanya akan terus semakin buruk.
Dalam sistem Islam, pemimpin akan menyikapi bahwa jabatan dan kekuasaan ialah amanah yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.. Abu Dzar berkata:
“Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)?” Lalu Rasulullah saw. memukulkan tangannya di bahuku dan bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).
Begitupun dalam pelaksanaan pemilu, dalam Islam, pemilu adalah uslub untuk mencari pemilihan atau majelis ummah, dengan mekanisme sederhana, praktis, tidak berbiaya tinggi, tidak merugikan, penuh kejujuran, tanpa tipuan ataupun tanpa janji-janji palsu dan calonnya pun berkepribadian Islam. Sebab, jadi seorang pemimpin itu adalah 'pelayan umat' atau amanah untuk mengurus rakyatnya bukan merugikan atau menzalimi rakyat.
Maka dari itu, dalam Islam, fungsi dari kekuasaan adalah untuk menegakkan Islam bukan untuk memperkaya diri sendiri atau untuk kepentingan pribadinya semata. Akan tetapi mengurus berbagai urusan serta kepentingan rakyatnya dengan syariat Islam.
Semuanya itu adalah sebagai wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. seperti kepemimpinan Rasulullah saw. dan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan seterusnya. Sehingga saat ini yang menjadi fokus utama untuk menyelesaikan segala permasalahan umat ialah perubahan mendasar yang akan memperbaiki seluruh aspek kehidupan yakni sistem Islam.
Waallahu A'lam Bish Shawwab
Via
Opini
Posting Komentar