Opini
Gaza Darurat Kelaparan, Khil4f4h Solusi Satu-satunya
Oleh: Yuli Ummu Raihan
(Aktivis Muslimah Tangerang)
TanahRibathMedia.Com—Dilansir dari Gazamedia.net bahwa Kantor Media Pemerintah Palestina memublikasikan update statistik terpenting genosida yang terjadi di Jalur Gaza per Kamis 29-2-2023 atau hari ke 146 sejak genosida yang dilakukan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Lebih dari 37.139 orang telah gugur, yang terdiri dari anak-anak, wanita, tim medis, wartawan, relawan, dan lainnya. Ada ribuan pasien kanker yang mengahadapi risiko kematian. Ada 700.000 yang tertular penyakit menular akibat pengungsian, 8000 kasus infeksi virus Hepatitis, 60.000 ibu hamil berisiko karena tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Banyak tenaga kesehatan dan jurnalis yang ditangkap, dan kini sekitar 2 juta orang mengungsi di Jalur Gaza. Berbagai infrastruktur telah hancur dan rusak seperti sekolah, rumah sakit, situs sejarah, rumah warga dan lainnya.
Seperti jatuh tertimpa tangga pula, begitulah nasib saudara kita kini di Jalur Gaza. Mereka setiap hari menunggu kematian akibat serangan Israel dan kelaparan. Bayi-bayi terkulai lemah dan terus menangis karena haus dan lapar. Sementara ibu mereka tidak lagi bisa menyusui karena tidak mendapatkan asupan makanan. Mereka kesulitan mendapatkan susu formula dan sumber makanan.
Alhamdulillah pada hari ke 140 pembantaian di Gaza, negara Jordan mengirimkan bantuan melalui udara di Gaza Utara khususnya di timur Kamp Jabalia. Masyarakat sangat antusias menyambutnya meskipun hanya mendapatkan sekotak bantuan.
Apa yang terjadi saat ini bukan lagi perang, tapi dehumanisasi. Ini adalah genosida yang harus segera dihentikan. Mereka dibom setiap saat, bantuan dibatasi, bahkan mereka diserang ketika menunggu bantuan.
Truk yang mengangkut bantuan untuk Jalur Gaza Utara bahkan beralih fungsi menjadi truk yang mengangkut para syuhada dan korban luka. Bahkan sebuah truk yang mengangkut bantuan ke Gubernuran Gaza dipenuhi para syuhada dan korban luka. Sempat viral gambar tepung yang terkena darah para syuhada di Jalan Al-, Rasyid di Gaza.
Para pemukim ilegal Israel yang dilindungi oleh tentara Israel bahkan dengan sengaja mencegah truk-truk bantuan yang melintasi perlintasan Kerem Shalom.
Menurut PBB, setidak-tidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza tinggal selangkah lagi menuju kelaparan. Setidaknya ada 9 anak yang telah meninggal akibat dehidrasi dan malnutrisi terutama di Kota Gaza.
Satu dari anak anak di bawah usia 2 tahun mengalami malnutrisi akut. Saat ini hanya tersisa enam rumah sakit yang masih beroperasi untuk merawat populasi Gaza yang berjumlah sekitar 2,2 juta jiwa.
Meskipun bantuan masih ada tapi jumlahnya ibarat setetes air dibanding apa yang dibutuhkan oleh saudara-saudara kita di sana. Mereka butuh sekali makanan siap saji karena tidak mungkin lagi mengolah bahan mentah disebabkan tidak adanya bahan bakar untuk memasak. Lembaga kemanusiaan juga kesulitan menyalurkan bantuan karena Israel tidak berhenti melakukan serangan. Selain kekurangan makanan, pemboman yang dilakukan Israel telah menyebabkan sistem kesehatan, air, dan sanitasi terganggu, risiko penyakit semakin mengancam.
Gaza adalah saudara seiman kita, namun hari ini sekat nasionalisme telah memisahkan kita. Bahkan Mesir yang berbatasan langsung tidak mampu berbuat banyak. Penguasa muslim hanya menonton kondisi mereka. Padahal Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak beriman seseorang ketika ia tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan." (HR Bukhari).
Menolong saudara-saudara kita di Palestina dengan meringankannya kesulitan mereka insya Allah kelak Allah akan meringankan kesulitan kita di akhirat. Saat ini yang kita bisa lakukan adalah berdoa, berdonasi, dan terus menyuarakan informasi kondisi terkini mereka serta yang terpenting mendakwahkan Islam sebagai solusi permasalahan Palestina.
Jihad Solusi Tuntas Untuk Palestina
Satu-satunya solusi untuk masalah Palestina adalah dengan jihad. Karena kita semua sudah melihat mustahil mengharap zionis mengakhiri penjajahannya lewat jalur politik. Politik yang ada hari ini hanya basa-basi, sekadar administrasi, tanpa menghasilkan solusi. Berbagai perundingan termasuk oleh lembaga internasional PBB tidak mampu mengakhiri penderitaan saudara kita di Palestina.
Berbagai kecaman, kutukan, bahkan resolusi PBB tidak berpengaruh apa pun. Badan Hal Asasi Manusia PBB (UNHCR) bahkan sudah mengeluarkan 45 resolusi sejak 2006 menentang kaun Yahudi, namun nyatanya sampai hari ini zionis laknatullah tetap mejalela menjajah Palestina.
Alasan kedua, kenapa hanya jihad solusi untuk Palestina adalah karena Islam mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan orang kafir yang nyata telah memerangi umat Islam. Tidak ada kata damai apalagi solusi dua negara.
Ketiga, karena syariat Islam telah mewajibkan kaum muslimin untuk jihad ketika mereka diperangi. Bahkan Allah memerintahkan untuk mengusir siapa saja yang telah mengusir kaum muslimin dari tanah mereka. Jihad adalah hukumnya fardhu ain dalam kondisi seperti ini bagi muslim Palestina dan kaum muslim di sekitarnya jika agresi musuh tidak bisa dihadang warga setempat.
Maka wilayah di sekitar Palestina seperti Yordania, Mesir, Libanon dan Suriah wajib hukumnya ikut berjihad dengan mengirimkan pasukan untuk mengusir zionis. Haram hukumnya berdiam diri atau hanya sekadar mengutuk.
Kekuatan militer negeri-negeri Islam seperti Mesir, Suriah, Yordania secara perhitungan lebih besar dari militer Israel. Sayangnya sekali lagi sekat nasionalisme membuat kekuatan ini tidak berdaya karena tidak adanya persatuan. Umat Islam jumlahnya sangat banyak tapi ibarat buih di lautan yang tidak punya kekuatan.
Ini semua akibat kekuatan umat Islam telah dihancurkan pada 3 Maret 1924 lalu. Umat Islam kehilangan perisai dan pelindung dan tercerai-berai. Satu persatu jadi santapan penjajah dan diadu domba. Khil4f4h lah yang mampu menyerukan jihad kepada seluruh kaum muslimin, dan mengerahkan militernya untuk memerangi penjajah. Dengan khil4f4h, harta, jiwa, dan kehormatan umat Islam akan terjaga.
Wallahua'lam bishawab
Via
Opini
Posting Komentar