Nafsiah
Hikmah Ramadan: "Ikhlas dan Ittiba'"
Oleh: Maman El Hakiem
(Penulis Buku Retorika Pena Umat dan Sahabat Tanah Ribath Media)
Hari keenam Ramadan
Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan, telah mencapai hari keenamnya. Sebagai momen yang penuh dengan kesempatan spiritual, setiap hari di bulan suci ini menawarkan pelajaran berharga bagi umat Islam. Pada hari keenam ini, mari kita telaah hikmah keikhlasan dan ittiba (mengikuti) syariat yang menjadi kunci diterimanya amal ibadah seseorang.
Inti dari Ibadah
Keikhlasan, atau niat tulus dalam beribadah, adalah fondasi dari setiap amal yang dilakukan selama Ramadan. Rasulullah saw. mengajarkan pentingnya niat yang murni dalam setiap tindakan, baik besar maupun kecil. Dalam konteks puasa Ramadan, keikhlasan mengubah ibadah menjadi sebuah aktivitas yang mendalam secara spiritual.
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 177, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa kebaikan tidak hanya terletak pada menjauhi makanan dan minuman, tetapi juga dalam memberikan kepada yang membutuhkan, beribadah dengan ikhlas, dan mematuhi perintah-Nya. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan keikhlasan dalam setiap aspek kehidupan, sehingga amal ibadah kita dapat diterima dengan baik di sisi-Nya.
Mengikuti Teladan Rasulullah saw.
Rasulullah Muhammad saw. adalah teladan utama bagi umat Islam. Ittiba syariat, atau mengikuti ajaran-Nya, adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ramadan memberikan kesempatan bagi kaum muslim untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw..
Dalam banyak hadis, Rasulullah saw. menegaskan pentingnya mengikuti sunah-Nya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah Ramadan. Dari cara berpuasa hingga melakukan amal kebaikan, mengikuti teladan Rasulullah saw. menjadi sumber inspirasi dan petunjuk bagi kaum muslim.
Kunci Diterimanya Amal Ibadah
Dalam Islam, diterimanya amal ibadah seseorang tidak hanya bergantung pada tindakan fisik semata, tetapi juga pada keadaan hati yang ikhlas dan kesediaan untuk mengikuti ajaran agama dengan penuh ketulusan. Kunci utama untuk diterimanya amal ibadah tersebut terletak pada keikhlasan dan ittiba syariat yang telah dicontohkan Rasulullah saw..
Dengan menjadikan keikhlasan sebagai landasan dalam beribadah dan mengikuti teladan Rasulullah saw., setiap amal yang kita lakukan selama Ramadan akan menjadi lebih bermakna dan bernilai di hadapan Allah. Sebagai umat Islam, mari gunakan hari-hari Ramadan ini sebagai kesempatan untuk memperkuat keikhlasan dalam ibadah kita dan mengikuti ajaran-Nya dengan penuh kesungguhan.
Dengan demikian, hikmah terpenting di hari keenam Ramadan ini, mari kita refleksikan keikhlasan dan ittiba syariat Islam sebagai kunci utama dalam diterimanya amal ibadah kita. Semoga Ramadan kali ini memberikan berkah dan ampunan yang melimpah kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Nafsiah
Posting Komentar