Nafsiah
Hikmah Ramadan: "Muhasabah dan Ketakwaan"
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Hari Kesebelas Ramadan
TanahRibathMedia.Com—Di hari kesebelas bulan suci Ramadan, saat yang tepat untuk merenungkan makna ibadah puasa dengan penuh keimanan dan muhasabah. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan ibadah yang mengajarkan kita untuk memperkuat iman dan meningkatkan kesadaran diri.
Muhasabah dalam puasa melibatkan dua aspek penting, yaitu muhasabah nafsiyah dan muhasabah siyasah. Pertama-tama, muhasabah nafsiyah mengacu pada proses evaluasi diri yang jujur dan mendalam. Saat kita menahan diri dari makan dan minum, kita juga diingatkan untuk menahan diri dari perilaku yang tidak baik, seperti berbohong, berbicara kasar, atau melakukan perbuatan dosa lainnya. Puasa membuka kesempatan bagi kita untuk merefleksikan perbuatan kita, mengevaluasi kebiasaan buruk yang perlu ditinggalkan, dan memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Selanjutnya, muhasabah siyasah adalah bagian penting dari puasa yang sering kali terabaikan. Muhasabah siyasah mengarah pada evaluasi politik yang melibatkan kepedulian terhadap urusan umat dan keadilan sosial. Di tengah-tengah ibadah puasa, kita diingatkan untuk memperhatikan kondisi masyarakat sekitar, membantu yang membutuhkan, dan berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan. Sebagai warga negara, muhasabah siyasah memanggil kita untuk mengkritisi ketidakadilan, mengoreksi kebijakan penguasa, mendukung kebijakan yang sesuai aturan syariat, dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Dengan melakukan muhasabah secara menyeluruh, baik nafsiyah maupun siyasah, kita dapat menjadi insan yang lebih bertakwa. Puasa tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjadi panggilan untuk menjadi pengemban dakwah di tengah umat, dan koreksi terhadap kekuasaan dalam fungsinya sebagai pengayom rakyat. Semoga Ramadan kali ini membawa berkah dan memberi kita kekuatan untuk terus meningkatkan kesadaran diri dan dedikasi dalam beribadah serta berbuat baik kepada sesama.
Rasulullah Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari dan Muslim)
Puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan dan penghayatan atau muhasabah merupakan jalan menuju tercapainya derajat takwa. Dalam hal ini sebagaimana Allah Swt. berfirman, "....Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah: 183)
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Nafsiah
Posting Komentar