Opini
Ibu Ekonomi Rendah Jadi Sasaran Penjualan Bayi
Oleh. Ummu Choridah Ummah, S.Farm.
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Atas kesepakatan bersama T menyetujui dan EM membayar sebagian uang yang telah dijanjikannya. Namun, EM melanggar perjanjian dengan tidak membayar sisa uang, T yang merasa tertipu melapor dan terenduslah oleh pihak berwajib bahwa telah terjadi kasus penjualan bayi.
Setelah diselidiki polisi berhasil mengamankan 4 bayi lainnya yang berhasil EM beli dari perempuan-perempuan dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan T. EM dijerat hukuman penjara dengan undang-undang tindak pidana perdagangan orang, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. (Beritasatu.com 24-02-2024)
Kemiskinan Menggerus Naluri Keibuan
Naluri ibu terhadap bayi yang dikandungnya selama 9 bulan sangatlah kuat, pengorbanan saat mengandung sampai melahirkan tidak dapat dibandingkan dengan apa pun. Halusnya perasaan, besarnya pengorbanan ibu terhadap anaknya, semua orang menyetujui itu. Terlebih Allah mengangkat derajat seorang ibu lebih tinggi dari pada ayah. Lalu bagaimana mungkin seorang ibu mampu berpisah jauh dengan bayinya yang baru saja ia lahirkan?
Nyatanya, ini bisa terjadi lantaran desakan ekonomi. Kesulitan ekonomi mampu melunturkan naluri seorang ibu, kemiskinan mampu menghilangkan akal sehat seorang ibu sampai ia rela kehilangan bayi nya hanya untuk rupiah. Kondisi ekonomi yang serba sulit saat ini memang menjadikan siapa pun dapat kehilangan akal sehatnya, mampu menghalalkan apa pun demi rupiah untuk menyambung hidup.
Di zaman serba sulit saat ini banyak menimbulkan permasalahan umat, pembunuhan, penculikan, jual beli organ, riba begitu juga jual beli orang. Kebutuhan pokok yang serba mahal, PHK yang dilakukan banyak perusahaan, masuknya tenaga kerja asing membuat sulit mencari kerja, biaya pendidikan mahal juga biaya kesehatan mahal merupakan sebagian dari begitu banyak faktor dari permasalahan di negeri ini.
Dengan kondisi yang ada mendorong masyarakat untuk mencari cara supaya bisa bertahan hidup. Mungkin tidak begitu berpengaruh bagi para konglomerat dan pejabat negara. Namun bagi rakyat kecil kondisi ini sangat mencekik, sekadar untuk makan saja mereka perlu bekerja keras banting tulang, apalagi untuk biaya persalinan seperti yang dialami oleh ibu T (35) pada kasus di atas.
Allah telah berjanji bahwa Allah tidak akan memberikan kesulitan melebihi batas kemampuannya. Maka kesulitan sebesar apa pun akan bisa dilalui apabila berpegang teguh kepada keimanan, sungguh sangat disayangkan pada kenyataannya saat ini agama dipisahkan dengan kehidupan. Sehingga masyarakat tidak dibekali keimanan, akibatnya terjadi kerusakan mental.
Kasus di atas cukup untuk menyadarkan kita bahwa ada sesuatu yang salah pada sistem ini. Bagaimana mungkin negara membiarkan ada rakyatnya dengan status ekonomi rendah, kemudian tidak mendapatkan perhatian khusus, terlebih dalam kondisi hamil.
Sistem kapitalisme berhasil menyengsarakan masyarakat kecil, segala bentuk kebijakan hanya mementingkan untung rugi, dan keuntungannya hanya untuk para kapital (pemilik modal). Tanpa melihat siapa yang akan menjadi korban dari kebijakan yang dibuat.
Kasus ibu T bukanlah satu-satunya kasus yang disebabkan oleh kemiskinan, ibu yang memiliki naluri kuat kepada anaknya, rela menukarnya dengan uang sebesar Rp4 juta. Uang yang tidak sebanding dengan tas atau jam tangan yang digunakan para pejabat negara.
Islam Menyejahterakan Rakyat
Tanpa ada untung rugi, tanpa ada ikatan dengan para kapital, Islam justru mengelola sumber daya alam sedemikian rupa, di mana keuntungannya digunakan untuk kepentingan rakyat, tidak seperti sistem kapitalisme sumber daya alam yang justru dikuasi swasta dan hanya menguntungkan pengusaha, Islam akan melayani rakyat sampai kepada hal terkecil. Dalam Islam setiap nyawa sangat berarti, maka tidak akan ada seorang pun yang akan terancam nyawanya hanya karena kemiskinan.
Islam adalah aturan yang yang Allah berikan kepada manusia untuk ditaati, bukan dikesampingkan. Allah jelas yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Maka Allah lah yang paling tahu bagaimana kehidupan ini untuk diatur, sehingga aturan itu Allah berikan berupa Al-Qur'an dan sunnah untuk diterapkan bukan hanya skala individu namun lebih besar yaitu skala negara. Dalam Islam Khil4f4h adalah sebuah negara yang dipimpin oleh khalifah, khalifah akan menjalankan perintah Allah tanpa melanggarnya sedikit pun. Maka kehidupan di bawah naungan Khil4f4h akan menyejahterakan umat.
Dalam Khil4f4h akan menjamin pemenuhan individu dan kolektif bagi rakyat. Selain itu para suami dan pencari nafkah difasilitasi oleh negara dengan memberikan lapangan pekerjaan dan lainnya. Kebutuhan kolektif berupa pendidikan, kesehatan, dan keamanan semua itu diberikan gratis oleh negara. Ada pun dananya didapat dari Baitul Maal (fa'i, kharaj, jizyah, harta milik umum dan zakat). Dari penerapan Islam yang benar, Umar bin Abdul Aziz memberikan contoh rakyatnya yang makmur hingga tidak ada satu pun mustahiq zakat.
Allahualam bishawab
Via
Opini
Posting Komentar