Opini
Miris, Remaja Tersesat dalam Sistem Sekuler!
Oleh : Tsani Tsabita Farouq
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat berkah dan memiliki keistimewaan pahala yang berlipat ganda sehingga menjadi ajang untuk kita berburu amalan. Namun mirisnya, di tengah bulan yang penuh berkah ini banyak kejadian yang terjadi akhir akhir ini.
Pelajar SMP di Kabupaten Lampung Utara berusia 15 tahun diperkosa oleh 10 pria, korban ditemukan dalamp kondisi mengenaskan di sebuah gubug. (17-2-2024) . Tidak hanya itu, di Kabupaten Bekasi terjadi tawuran ‘Perang Sarung’ sesama pelajar hingga memakan korban (15-3-2024).
Kejadian yang terjadi diatas tidak hanya terjadi sekali, kejadian tersebut sering terulang kian hari kian marak dari masa ke masa.
Kita semua tentu sudah mafhum bahwa pada setiap masa, generasi muda merupakan agent of change (agen perubahan) dan merupakan aset peradaban nantinya. Agen perubahan menjadi sosok yang bertindak sebagai penentu dalam suatu proses perubahan. Oleh karenanya, para remaja selaku agen perubahan ini memiliki peran yang penting dalam pencarian solusi di tengah suatu kesulitan di masa yang akan datang nantinya.
Hal yang sangat disayangkan, remaja saat ini banyak tersesat dari potensi besar yang dimilikinya, khususnya sebagai agen perubahan. Fakta yang disampaikan sebelumnya, merupakan bukti hancurnya generasi penerus peradaban. Di mana kehidupan yang dijalani oleh kebanyakan remaja saat ini dipenuhi dengan kesenangan dunia tanpa memikirkan bagaimana nasib umat di masa yang akan datang jika pemuda saat ini menghabiskan masa mudanya dengan kegiatan yang sia-sia.
Inilah buah dari pendidikan sekuler kapitalistik yang memisahkan agama dari kehidupan. Pemisahan ini mendorong dalam diri manusia untuk berbuat sesuka hati tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya, apakah merugikan orang lain atau tidak? Bahkan, jauh untuk sampai memikirkan apakah perbuatan yang dilakukannya itu akan Allah ridai atau tidak?
Sehingga buah dari paham barat tersebut menjadikan gagalnya mencetak generasi muda berpendidikan paripurna yang matang secara pemikiran maupun perilaku. Sebaliknya, kondisi saat ini mendorong remaja untuk bebas mendapatkan eksistensi dan kesenangan hidupnya sebagai mahkluk dewasa yang bebas melakukan perzinahan dan tawuran untuk mengisi masa mudanya. Naudzubillah!
Menjaga generasi menurut pandangan Islam, melibatkan 3 peran yaitu keluarga, masyarakat dan juga negara. Dalam aspek keluarga, Islam memerintahkan para orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak mereka dengan berlandaskan ketakwaan dan ketaan kepada Allah Swt.. Pada aspek masyarakat sebagai penerapan aturan kehidupan remaja Islam memerintahkan masyarakat hhidup dalam kondisi damai dengan senantiasa amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan dan untuk negara sendiri berperan menyediakan pendidikan berbasis akidah Islam yang mendorong generasi untuk senantiasa taat kepada Allah, tuhan semesta alam. Sehingga dari lembaga pendidikan akan terbentuk generasi berkepribadian Islam yang menghabiskan masa mudanya dengan hal-hal bermanfaat yang Allah ridai.
Fakta sejarah di era keemasan Islam yang berlangsung selama 13 abad lamanya membuktikan output pendidikan yang dihasilkan oleh Islam mendapatkan pengakuan dunia. Mengutip dari laman abusyuja.com menjelaskan bahwa pada zaman itu lembaga pendidikan telah menelorkan ulama sekaliber Al Qurthubi, As Syathibi, dan lain-lain. Tidak hanya ahli tafsir dan usul, akademi pendidikan di era Khil4f4h juga berhasil melahirkan para pakar di bidang kedokteran seperti Ali At Thabari, Ar Razi, Al Majusi dan Ibn Sina; di bidang kimia seperti Jabir bin Hayyan; astronomi dan matematika, Mathar, Hunain bin Ishaq, Tsabit bin Qurrah, Ali bin Isa Al Athurlabi dan lain-lain; geografi, seperti Yaqut Al Hamawi dan Al Khuwarizmi; historiografi, seperti Hisyam Al Kalbi, Al Baladzuri, dan lain-lain.
Tokoh ulama dan para generasi terbaik yang tercantum di atas, lahir ketika Islam dijadikan sebagai poros dan petunjuk kehidupan.
Wallahu a’lam bishshawab.
Via
Opini
Posting Komentar