Opini
Pengkhianatan Terbesar
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—3 Maret yang lalu, tepat sudah seratus tahun dunia kehilangan junnah , yakni kehilangan sebuah perisai yang mampu melindunginya dari berbagai macam marabahaya dan nestapa.
Ya,3 Maret akan selalu diingat bahwa ia merupakan tanggal kehancuran sebuah Daulah Islam, yang menyebabkan umat tercerai-berai dan semakin terpuruk dalam lembah nestapa dan kehancuran.
Keruntuhan itu berawal dari sebuah pengkhianatan terbesar yang dilakukan oleh seseorang yang bernama Mustafa Kemal Attaturk laknatullah 'alaih. Tentu saja hal itu bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Pengkhianatan tersebut telah dirancang dengan sangat sistematis oleh para musuh Islam.
Keruntuhan khil4f4h Utsmaniyah terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid II, walaupun sendi-sendi syariat Islam mulai tercerabut sejak Sultan Abdul Hamid II dilengserkan paksa dari kursi pemerintahan. Sejak saat itulah, walaupun Daulah masih ada, namun sudah dikendalikan oleh orang-orang kafir tersebut. Maka sejak saat itu pula, kemiskinan, kesengsaraan dan keterpurukan menimpa seluruh umat manusia, bukan hanya kaum muslim, melainkan seluruh lini masyarakat di dunia.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa terjajah nya Palestina terjadi setelah masa kepemimpinan Sultan Abdul Hamid II. Bagaimana tidak, walaupun dengan kondisi internal yang sudah memburuk, beliau tetap memiliki kekuatan yang mampu membuat musuh bertekuk lutut, sehingga Theodor Herzl sang pendiri negara Israel itu tidak berani berbuat macam-macam terhadap tanah Palestina.
Namun, kini bisa kita saksikan, ketika pelindung itu telah tiada, Palestina terkoyak dan tercabik harga dirinya, para wanita diperkosa, bayi-bayi yang tak berdosa pun turut disiksa tanpa rasa iba. Astaghfirullah hal adzim.
Setiap hal yang terjadi tentu memiliki hukum kausalitas, yakni hukum sebab akibat, termasuk keruntuhan Daulah Khilafah ini. Sebab-sebab keruntuhan Daulah )terbagi menjadi dua faktor. Yang pertama faktor internal, yakni faktor dari dalam Daulah itu sendiri.
Salah satu faktor internalnya adalah banyaknya pengkhianatan yang dilakukan oleh para wazir-wazir negara, sehingga menyebabkan sendi-sendi aturan mulai tergerus oleh sistem Barat. Sehingga pada akhirnya ketika kekuatan internal telah melemah, para musuh-musuh Islam itu segera menyerang dan menghabisi Daulah yang sudah tidak memiliki kekuatan apapun dalam kancah internasional.
Adapun salah satu faktor eksternalnya adalah mulai masuknya budaya Barat dalam kehidupan kaum muslim sehingga membuat syariat-syariat Islam sedikit demi sedikit tergerus dan akhirnya hilang dari kehidupan. Kaum muslim tidak lagi bangga dengan budaya mereka, bahkan cenderung membenci agama sendiri. Sehingga pada akhirnya aturan-aturan Islam tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenaskan memang mengetahui nasib kaum muslim pada masa kini. Terombang-ambing tak tentu arah, seperti buih di lautan. Mudah didiskriminasi karena tidak memiliki pelindung, bahkan seolah nyawa manusia sudah tak ada lagi harganya.
Semua hal itu berawal dari sebuah pengkhianatan terbesar yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk laknatullah 'alaih dan para antek-anteknya. Sehingga, apa yang bisa kita lakukan agar kehidupan kembali sesuai dengan fitrah manusia?
Kita yang kini terkenal dengan sebutan gen Z, tentu saja memiliki peran penting dalam kebangkitan Islam di masa yang akan datang. Bagaimana tidak, kita disebut sebagai agent of change, atau agen perubahan. Nah, kiat-kiat apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk ikut berkontribusi dalam perjuangan menegakkan Daulah Islam ini?
Yang pertama tentu saja dengan belajar secara giat, agar kita mampu mendakwahkan kebaikan dan kebenaran agama Islam dengan cara yang baik. Ketika ingin berdakwah, tentu kita harus memiliki ilmunya terlebih dahulu bukan? Nah, karena itulah, kita harus belajar dengan giat ya, agar ilmu pengetahuan dan wawasan kita bertambah dan bermanfaat, bukan hanya untuk diri kita saja, melainkan juga untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kemudian, berkumpul dengan orang salih, karena seseorang itu tergantung dengan temannya, maka pilihlah teman yang mampu membuat kita agar selalu dalam rida Allah Subhannahu Wata'ala dan selalu di dalam jalan dakwah yang Allah perintahkan. Sehingga masa muda kita tidak akan terbuang sia-sia.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar