Opini
Prostitusi Online, Mengapa Jadi Pilihan?
Oleh: Ummu Saibah
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Seorang lelaki DTP (27) tahun ditangkap karena menjadi mucikari atau germo prostitusi online di kota Bogor, Jawa Barat. Ia mempekerjakan 20 pekerja seks komersial (PSK) yang sudah dewasa dari berbagai profesi seperti caddy golf, selebgram, mantan pramugari hingga putri kebudayaan.
Latar belakang ke 20 PSK ini menerima tawaran DTP adalah karena faktor ekonomi. Dan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya DTP terancam kurungan 15 tahun penjara (Tribunnews.com ,14-3-2023).
Prostitusi online merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan, bila dilihat dari banyaknya pendapatan, buktinya DTP saja bisa memasang tarif sampai Rp 30 juta untuk sekali kencan. Jumlah yang fantastis, pantas saja banyak orang tergiur untuk melakukannya.
Kemaksiatan Tumbuh Subur dalam Sistem Kapitalisme
Sistem kapitalisme yang telah nyata kerusakannya berdampak buruk bagi kehidupan, hal ini terlihat dari banyaknya individu-individu yang tidak bermoral, lingkungan yang tidak kondusif ditandai dengan tingkat kejahatan yang tinggi, kemaksiatan yang merajalela, kemiskinan yang merata dan masih banyak lagi.
Hal ini terjadi karena dasar dari sistem kapitalisme adalah sekularisasi yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga wajar bila kemaksiatan menjamur di tengah-tengah masyarakat. Karena aturan agama yang seharusnya menjadi pengontrol dan pengatur kehidupan tidak diterapkan baik oleh individu maupun negara.
Begitu pun dengan hukum yang berlaku tidak tegas dan tidak memberikan efek jera sehingga memungkinkan kejahatan yang sama terulang kembali. Contohnya kasus di atas, hukuman bagi seorang mucikari hanya 15 tahun penjara. Hal itu tidak sebanding dengan kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatannya.
Karena biaya pendidikan mahal mengakibatkan tingkat pendidikan masyarakat rendah. Ditambah kurikulum pendidikan sekuler menghasilkan individu-individu yang jauh dari agama, memandang agama hanya mengatur ibadah kepada Allah Swt. saja tidak untuk kehidupan, akibatnya halal haram tidak dijadikan sebagai standar perbuatan.
Kemiskinan global menjadi salah satu akibat dari penerapan sistem kapitalisme karena harta hanya berputar di kalangan tertentu saja, ditambah minimnya peran negara dalam meri'ayah rakyatnya, sehingga sebagian besar fasilitas umum dan sumber daya alam (SDA) yang seharusnya dikelola oleh negara, dilegalkan untuk dikuasai dan dikelola oleh individu atau korporasi. Hal ini mengakibatkan kebutuhan pokok mahal, pendidikan mahal, kesehatan mahal sementara lapangan pekerjaan tidak mencukupi.
Sehingga untuk keluar dari himpitan ekonomi tersebut masyarakat lebih memilih jalan pintas misalnya dengan melakukan pekerjaan yang tergolong haram menurut pandangan agama seperti prostitusi, perjudian, perampokan, pencurian, pembegalan, penipuan dan lain-lain.
Islam Sebagai Solusi Permasalahan Kehidupan
Penerapan sistem Islam tidak hanya memberikan jaminan keselamatan di dunia tetapi juga di akhirat. Karena apapun yang dilakukan manusia di dunia pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Dan ketaatan terhadap hukum-hukum Allah Swt. di dunia akan menyelamatkan manusia di akhirat.
Paradigma ini ditanamkan kepada seluruh umat Islam baik oleh keluarga sebagai pendidik pertama, maupun diterapkan di dalam kurikulum pendidikan sistem Islam. Sehingga terbentuklah individu-individu yang memiliki self control yang kuat berdasarkan keimanan, bertindak sesuai standar perbuatan yaitu halal dan haram, dan bertanggung jawab terhadap setiap amanah yang dibebankan padanya.
Paradigma ini juga diterapkan oleh masyarakat sebagai pengontrol sosial, mengawasi lingkungan dan bertindak bila terdeteksi adanya tindak kemaksiatan, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif.
Hal itu tentu saja dibarengi dengan penerapan hukum-hukum Islam yang hanya bisa diterapkan oleh institusi khil4f4h, yang memiliki sistem sanksi yang tegas dan memberikan efek jera sehingga setiap individu akan berfikir berkali-kali untuk melakukan tindakan yang sama. Semisal penerapan hukum rajam untuk pelaku zina yang sudah menikah dan cambuk 100 kali lalu diasingkan selama 1 tahun untuk pelaku zina yang belum menikah.
Selain itu Islam juga memiliki mekanisme yang jelas untuk menyejahterakan masyarakat dengan menetapkan bahwa negara wajib membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dan memberikan akses kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sehingga setiap kepala keluarga mampu memberikan nafkah yang layak kepada keluarganya.
Tentu saja dengan mengelola SDA dan infrastruktur untuk kepentingan rakyat dan melarang individu atau korporasi untuk menguasainya. Sehingga negara memiliki cukup dana untuk memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan lainnya dengan biaya murah atau bahkan gratis sehingga masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah.
Kesejahteraan bagi seluruh rakyat tentu bisa diwujudkan dengan penerapan sistem Islam secara kafah, karena Islam memiliki aturan dan mekanisme yang sempurna untuk menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan.
Waallahu a'lam bishowab.
Via
Opini
Posting Komentar