Opini
Ramadan, Bulan Perjuangan
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Ramadan, bulan istimewa penuh rahmat dan ampunan. Dunia menyambutnya dengan penuh suka cita. Dan diwajibkan berpuasa bagi seluruh kaum muslim yang beriman.
Puasa Ramadan, Bulan Utama Meningkatkan Takwa
Puasa Ramadan merupakan sarana penghapus dosa jika ikhlas ditunaikan semata-mata karena mengharap rida Allah Swt..
Rasulullah saw. bersabda:
"Puasa Ramadan merupakan perisai (pelindung) dari azab neraka, seperti perisai salah seorang dari kalian dalam peperangan."
(HR an-Nasa’i dan Ahmad).
Tidak hanya sebagai perisai api neraka, puasa Ramadan pun menjadi sarana melipatkgandakan amalan-amalan sehingga seluruh kaum muslim mampu makin dekat dengan Allah Swt. dalam takwa dan iman yang semakin kuat.
Namun sayang, faktanya kini bulan Ramadan hanya dianggap sebagai ritual ibadah ruhiyah saja. Tanpa mengindahkan esensi kewajiban kaum muslim yang utama. Bahkan parahnya lagi, bulan Ramadan dianggap sebagai agenda tahunan yang dilewatkan begitu saja. Padahal, bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan yang semestinya dijalankan penuh kekhusyukan.
Beragam fakta yang semakin memprihatinkan di tengah kehidupan. Kemunduran-kemunduran yang melahirkan kegagalan. Di kancah internasional misalnya. Peperangan Palestina yang hingga kini belum tersolusikan dengan adil. Pembantaian dan genosida terus terjadi. Dukungan Amerika Serikat yang sangat nyata, menciptakan kerusakan yang sistemik. Tidak kurang dari 29 ribu nyawa warga sipil Palestina melayang akibat peperangan yang terjadi (katadata.com, 3-4-2024).
Tragedi kelaparan terus melanda sebagian besar wilayah pengungsian. Puluhan ribu anak dan perempuan menjadi korban. Wilayah-wilayah khusus tempat penerimaan bantuan justru diblokade negara tetangga. Tembok tinggi berlapis dibangun. Biaya yang luar biasa mahal ditetapkan agar angkutan bantuan bisa melewati wilayah tersebut. Semua terjadi karena tidak ada kekuatan yang melindungi. Tidak ada perisai yang menjaga kaum muslim. Kaum muslim Palestina terombang-ambing dalam penderitaan tanpa kepastian. Sementara, negara-negara muslim lain hanya mampu mengecam tanpa ada pembelaan yang nyata.
Di sisi lain, fakta di dalam negeri yang juga tidak kalah memprihatinkan. Krisis kepercayaan rakyat pada pemimpin. Kasus pemilihan presiden yang menyisakan banyak kasus kecurangan menjadikan masyarakat kian enggan menaruh kepercayaan pada penguasa. Penguasa yang semestinya menjadi pelayan rakyat, justru yang ada sebaliknya. Rakyat terus dicurangi demi kepentingan oligarki. Tidak hanya masalah pemilihan pemimpin, kasus penyalahgunaan pengelolaan sumberdaya alam pun sistemik terjadi. Dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Beragam kebutuhan mulai dari kebutuhan primer harian, kesehatan, pendidikan, semua mahal harganya.
Sementara rakyat tidak mampu mengakses pekerjaan yang layak demi memenuhi seluruh biaya hidup yang semakin meroket. Angka kemiskinan meningkat seiring dengan meningkatkanya harta kekayaan penguasa oligarki. Kecemburuan sosial makin tinggi sehingga mengakibatkan tingginya angka kriminalitas dan kejahatan.
Semua ini karena penerapan sistem destruksi yang konsepnya rusak dan merusak segala yang ada di hadapannya. Kapitalisme, sekularisme, hingga nasionalisme yang menghancurkan kehidupan umat saat ini.
Terbukti jelas, sistem yang kini diadopsi sama sekali tidak mampu menyajikan solusi manusiawi yang adil.
Ramadan, Momen Perjuangan Wujudkan Sistem Amanah
Allah Swt. berfirman:
"Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Karena itu ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain hingga kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan agar kalian bertakwa."
(QS al-An’am: 153).
Bulan puasa, tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus. Namun, bulan puasa semestinya menjadi sarana perjuangan meningkatkan iman dan takwa. Dengan meningkatnya iman dan takwa, perjuangan menuju tegaknya syariat Islam pun kian nyata. Dan Islam tidak hanya diposisikan sebagai aturan ibadah ritual saja. Islam mesti diimplementasikan menjadi aturan yang utuh di setiap segi kehidupan.
Teladan Rasulullah saw. menjadi panduan seluruh kaum muslim dalam menerapkan Islam sebagai satu-satunya sistem yang mengatur kehidupan. Bukti nyata di depan mata, pengaturan kehidupan selama 1300 tahun berjaya dalam sistem Islam yang amanah. Sistem dalam wadah institusi khil4f4h. Wadah khas yang melahirkan para pemimpin amanah yang melayani umat dengan sempurna. Pelayanan yang hanya berorientasi pada rida Allah Swt. dan sangat menyadari bahwa kepemimpinan adalah pertanggungjawaban berat yang harus dipikul di hari hisab kelak.
Ramadan berkah, dalam kepemimpinan amanah. Sehingga melahirkan kehidupan penuh rahmat dari Allah Swt., Zat Maha Pencipta Alam Semesta.
Wallahu a'lam bisshowwab.
Via
Opini
Posting Komentar