Opini
Ramadan Hadir, Pinjol Diprediksi Makin Menjadi-jadi
Oleh: Mutiara Hasanah, S.ST.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Terjadi keanehan di bulan mulia Ramadan kali ini. Ramadan yang seharusnya menjadi bulan pengampunan dan kebaikan, ternyata malah menunjukkan peningkatan pinjol (pinjaman online). CEO PT Sahabat Mikro (Samir) Yonathan Gautama mengatakan bahwa permintaan pinjaman cenderung meningkat dari Ramadan hingga Lebaran, dikarenakan butuhnya tambahan dana memenuhi kebutuhan liburan, dan persiapan lebaran (Kontan, 12-3-2024).
Tak hanya untuk pembiayaan domestik rumah tangga, pinjaman online juga dikatakan oleh Yonathan digunakan untuk kebutuhan bisnis yang memerlukan tambahan modal. Agaknya bisnis yang dimaksud disini adalah UMKM dan bisnis menengah sejenis yang membutuhkan modal cepat dengan prosedur yang mudah. Sebagaimana dalam data OJK, sekitar 38,39% dari transaksi pinjol merupakan pembiayaan kepada pelaku UMKM.
Jika dicermati, kemudahan yang ditawarkan pinjol berbanding lurus dengan tuntutan bunga tinggi dalam pembayarannya. Hingga pelaku penagihnya yang tidak baik bahkan cenderung memaksa dan menghinakan membuat para peminjam tertekan bahkan depresi dan ekstrimnya melakukan bunuh diri.
Jika kembali pada hakikatnya, lembaga keuangan seperti bank, fintech, dan sejenisnya adalah berbasis riba yang diharamkan oleh Islam. Bahkan pelakunya diancam menyatakan perang terhadap Allah Ta’ala,
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah:279).
Sistem kapitalisme sebagai sistem yang diterapkan di negeri ini, memang menjadikan riba sebagai pilar sistem ekonomi dan keuangan. Mayoritas transaksi mengandung riba, yang berakibat fatal dan merusak baik individu maupun masyarakat.
Padahal di bulan mulia ini, harapan untuk selalu dalam koridor ketaatan, bahkan dalam mencari nafkah seperti berbisnis, menjadi sulit karena bentuk permodalan yang ada sarat akan transaksi berbunga. Berharap rezeki berkah namun melalui jalan yang dibenci Allah Ta’ala, tentu bukan yang diinginkan oleh umat.
Islam yang sempurna sesungguhnya telah memberi solusi atas larangan riba. Melalui mekanisme terstruktur, Islam mewujudkan perekonomian sejahtera berupa terpenuhinya kebutuhan primer yang mudah bahkan gratis. Mudahnya memenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, serta keamanan dalam sistem Islam akan membuat individu dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya.
Ditambah lagi, edukasi yang dilakukan kepada masyarakat dalam sistem Islam, yakni Khil4f4h, akan membuat umat hidup zuhud, sederhana, tidak berlebih-lebihan. Ramadan menjadi bulan memperbanyak amal salih bukan memperbesar sifat konsumtif. Budaya mudik akan difasilitasi negara dengan moda transportasi umum yang aman dan nyaman, sehingga tidak perlu membeli atau leasing ribawi kendaraan pribadi yang baru menjelang lebaran. Sedangkan pinjaman kepada bisnis UMKM, akan dipenuhi dengan sistem pinjaman nonribawi atau bahkan hibah (pemberian) dari baitulmal.
Solusi komprehensif ini akan melindungi umat dan menjauhkan riba. Masyarakat terpenuhi kebutuhannya, bisnis pun bertumbuh. Hasilnya keberkahan benar-benar hadir dan keridaan Allah Ta’ala meliputi umat Islam.
Wallahualam.
Via
Opini
Posting Komentar