Opini
Tidak Usah Teriak Curang, Memalukan Tahu!
Oleh: Rudi Lazuardi
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—"Curang! Curang! Curang!" Kesana kemari teriak curang karna calon pemimpin yang diidolakan seperti terlihat akan kalah dalam kontestasi pemilu. Padahal kemarin-kemarin diam-diam saja ketika keliling negeri untuk kampanye calonnya, jadi kalau sekarang baru teriak curang itu memalukan tahu!
Ketika awal pencalonan pasangan lawan yang berusaha melanggar konstitusi dengan merubah batas usia pencalonan, kalian sibuk mencari siapa yang pantas menjadi pendamping calon idaman kalian, sampai-sampai kalian sepakat untuk mengganti calon pendamping kalian dengan orang yang tidak ikut berkampanye untuk kalian dari awal. Lalu sekarang baru teriak curang? Itu memalukan tahu.
Kemudian ketika pasangan lawan memanfaatkan jabatan eksekutif untuk berkampanye memenangkan anaknya yang notabenenya melanggar konstitusi dengan menggunakan perangkat pemerintahan, kalian sibuk membangun citra ke masyarakat dengan cara mendekati ulama panutan umat seolah-olah kalian itu perduli pada agama Islam, tapi kalian lupa kalau asas partai kalian sampai detik ini masih sekuler, itu memalukan tau.
Bahkan ketika ada ulama kalian yang sampai menganjurkan umat untuk berbuat curang dengan cara mengambil uang suap dari calon pemimpin yang berusaha menyogok, bukannya menasehati ulama kalian yang tergelincir itu, yang kalian buat justru mendukung pernyataan itu dan ikut-ikutan mengkampanyekannya ke tengah-tengah umat agar mengambil uang suap tersebut. Teriak curang kepada orang lain tapi menganjurkan curang kepada pendukungnya, kemudian berharap mendapatkan pemimpin yang adil, amanah, dan taat dari proses pemilihan yang curang ini? Itu memalukan tahu!
Belum lagi kalau mengingat kenyataan bahwa andai pun calon kalian yang menang, dia juga akan menggunakan kekuasaan untuk berbuat curang terhadap hukum-hukum Allah yang telah diturunkan-Nya terhadap makhluk-Nya. Sudah pasti dia akan tetap menjadikan demokrasi sebagai asas membuat hukum, sudah pasti dia akan menjadikan riba sebagai landasan untuk menggerakkan perekonomian negara, dan sudah pasti juga dia akan tetap menjadikan sumber daya alam yang seharusnya milik kaum muslimin bersama tetap menjadi milik segelintir orang. Lalu untuk apa teriak curang? Itu memalukan tahu!
Atau, tidakkah kalian pernah mendengar slogan dalam demokrasi transaksional ini bahwa tidak ada lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi?
Bagaimana jika nanti calon presiden yang kalian tuduh curang ini nanti berkuasa, kemudian dia membagi jabatannya dengan calon pemimpin kalian, apakah kalian masih akan teriak curang?
Sebaiknya sudahi saja drama teriak-teriak curang ini, fokus saja kalian mengedukasi umat betapa pentingnya menerapkan aturan Islam menjadi landasan bernegara, karena pada dasarnya kita sama-sama tahu bahwa sumber kecurangan ini tidak terletak pada individunya melainkan terletak pada sistemnya. Sehingga umat pun sadar, ketika mereka tidak mencurangi hak-hak nya Allah, Insya Allah Rabb mereka pun akan menjadikan orang yang tidak akan mengambil hak-hak mereka menjadi pemimpin mereka.
Wallahu a'lam
Via
Opini
Posting Komentar