Opini
Buang Bayi Baru Lahir, Kenapa Terus Terjadi?
Oleh: Reka Nurul Purnama, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan)
TanahRibathMedia.Com—Lagi dan lagi, manusia makin tidak bermoral, penemuan bayi yang baru lahir kembali terjadi. Melalui akun adalahkabbandung, diterangkan penemuan bayi laki-laki di depan pos ronda yang berada di Komplek Parken, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Diduga bayi tersebut baru saja dilahirkan karena masih menempel ari-ari di pusarnya, beruntung bayi tersebut dalam kondisi baik dan sudah ditangani bidan desa setempat (Sumber: sekitarbandung.com).
Ada apa dengan negeri ini? Moral dan norma yang seharusnya dijunjung tinggi hilang entah kemana. Kejadian di Desa Nagrag di atas mungkin masih terkategori "beruntung" karena bayi ditemukan dalam kondisi selamat. Tidak jarang bayi baru lahir yang dibuang oleh orang tuanya secara sengaja banyak yang bernasib mengenaskan, meninggal dalam kondisi kedinginan atau bahkan ada yang dimakan hewan buas seperti anjing. Moral dan norma di negeri ini sungguh sudah pudar, kemanusiaan yang seharusnya ada di dalam diri manusia, kini telah lenyap entah ditelan apa, sudah beribu berita yang sama kita dengarkan setiap harinya, bayi baru lahir ditemukan dalam kondisi selamat atau meninggal dunia.
Hilangnya moral dan norma manusia pastilah ada sebabnya, kebanyakan dari mereka yang membuang bayinya ada yang beralasan karena bayi tersebut adalah hasil dari perzinaan atau orangtua merasa dirinya tidak mampu menghidupi/membiayai bayi tersebut, akhirnya bayinya dibuang.
Fakta di atas begitu sangat miris. Dari sini kita bisa menilai banyak faktor penyebabnya. Pertama, maraknya perzinan, apabila kita melihat fakta dan data, angka perzinaan dari hari ke hari makin meningkat, bahkan tumbuh subur. Manusia tidak merasa takut untuk melakukan dosa zina tersebut hanya karena alasan klise yang penting 'enak'.
Padahal dosa itu pasti akan membawa kesengsaraan. Dari perzinaan bisa berujung pembunuhan, baik pembunuhan janin yang masih ada di dalam perut atau aborsi, ataupun pembunuhan bayi yang baru lahir secara perlahan dengan cara bayi tersebut dibuang di tempat terbuka.
Dalam QS Al-Isra ayat 32, "Janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk".
Sayangnya di sistem kapitalis sekarang yang aturan-aturan negaranya tidak menjadikan agama sebagai asas, sehingga tidak ada sanksi bagi pelaku zina, misalnya kalau di dalam Islam pelaku zina bisa dihukum cambuk atau rajam. Sehingga pelaku zina merasa jera dan yang masyarakat lain menjadi takut melakukan hal sama, terlebih hukum Islam akan menghapus dosa zina para pelaku zina.
Faktor yang kedua adalah banyaknya kasus pembuangan bayi baru lahir karena faktor ekonomi. Di kehidupan yang sekarang serba sulit, ekonomi seret, perputaran ekonomi tidak begitu baik, mahalnya harga bahan pokok masyarakat, termasuk harga bahan bakar minyak yang terus melonjak naik, ditambah sulitnya mencari lapangan kerja bagi laki-laki, maka tidak dimungkiri kesusahan ekonomi bisa menimpa siapapun yang ada di negeri ini. Kesulitan ekonomi sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat, dampak negatif dari kesulitan ekonomi luar biasa. Misalnya meningkatkan angka kriminalitas seperti pencurian, termasuk meningkatnya angka pembunuhan karena berbagai faktor, salah satunya adalah membuang bayi baru lahir yang tidak bersalah. Atas dasar kesulitan ekonomi keluarga miskin harus rela menjual atau membuang bayinya bahkan mungkin membunuh bayinya karena dirasa akan menjadi beban kedepannya.
Maka sungguh kesulitan ekonomi saat ini harus dituntaskan, bukan hanya dengan menekankan kepada satu sisi masyarakat saja misalnya masyarakat harus kreatif, berwirausaha dan tidak bermalas-malasan. Tetapi pada satu sisi yang lain yaitu perhatian pemerintah terkait hal ini. Kebijakan di hulu menentukan nasib masyarakat (hilir).
Maka dari itu perbaikan sistem ekonomi saat ini sangat diperlukan, kalau bisa para pejabat itu jangan cuma ngurusin isi perutnya dan keluarganya saja, kembalilah pada fitrah kepemimpinan itu sendiri yaitu mengurusi rakyat.
Tapi apalah daya apabila mengharapkan sistem ekonomi kapitalisme sekarang menjadi sumber kesejahteraan masyarakat, karena dari prinsipnya saja sudah kebebasan, siapapun yang memiliki uang bisa membeli pulau, gunung, sungai mungkin laut, benar di sistem sekarang yang kaya akan makin kaya dan yang miskin akan makin miskin.
Sedangkan di dalam Islam, sumber daya alam itu tidak boleh di hak milik oleh individu, kelompok apalagi asing, SDA dalam pandangan Islam harus dikelola oleh negara dan hasilnya untuk kepentingan rakyat. Sayangnya kita tidak sedang hidup di bawah aturan-aturan Islam yang rahmatan Lil 'alamin karena turun dari pencipta manusia yakni Allah Swt.. Jelaslah kerusakan yang terjadi karena diterapkan sistem lain selain sistem Islam.
Masyarakat dan negara diharapkan bisa sadar bahwa sistem kehidupan yang cocok untuk diterapkan manusia hanyalah sistem Islam, sistem yang memanusiakan manusia, karena mengatur dengan aturan sempurna dan paripurna. Sudah saatnya masyarakat dan negara mencampakkan sistem lain karena itu adalah sumber kerusakan kehidupan. Semoga Allah meridai kita semua.
Wallahu'alam bissawab
Via
Opini
Posting Komentar