Sastra
Demokrasi Kerak Nasi
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Tidak ada kawan yang setia atau lawan yang abadi dalam demokrasi.
Segalanya untuk kepentingan diri, tanpa tersisa sedikit pun kepentingan rakyat.
Idealisme hanya janji manis dan omong kosong.
Kecurangan begitu tampak nyata, namun semua menutup mata.
Tidak ada yang teguh pada satu pendirian, semua berubah mengikut arus waktu.
Hanya untuk mencari kemaslahatan dirinya dalam situasi yang berbeda.
Pertemanan hanya terjalin di atas kepentingan sementara.
Musuh bisa menjadi kawan di esok hari, dan lawan menjadi sekutu dalam suatu waktu yang tak terduga.
Demokrasi menjadi panggung sandiwara tanpa batas.
Karena mereka berbeda pendapat tapi sama pendapatan.
Rakyat hanya dikasih janji demi kerak nasi sisa makan mereka yang telah berinvestasi.
Di atas panggung politik, para pembohong beraksi.
Dengan senyum palsu dan kata-kata manis, mereka berjanji sambil menutupi niat busuk. Hanya untuk meraih kursi dan kekuasaan yang diidamkan.
Mereka berkata apa yang rakyat ingin dengar, namun di balik itu, mereka hanya pandai menipu. Dengan retorika yang mengalir lancar dari bibir, mereka mencoba membelokkan kebenaran dengan tipu daya.
Rakyat tertipu oleh kata-kata mereka yang mengalir. Terpesona oleh janji-janji yang tak pernah terealisasi.
Di belakang layar, para politisi tertawa, sambil mengatur sandiwara demi kursi kekuasaan.
Menjual moralitas untuk kepentingan pribadi, suara rakyat dibeli seharga kerak nasi.
Mereka lupa bahwa amanah mereka adalah melayani, bukan hanya untuk mengisi kantong mereka sendiri.
Begitulah demokrasi, hanya demi kerak nasi rela menipu rakyat sendiri.
Kota Angin, 27-04-2024
Via
Sastra
Posting Komentar