SYIAR
Mencari Bahagia dengan Berbagi
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Ada nasihat bijak yang berbunyi, "Jika ingin mengetahui kesabaran seseorang, maka ajaklah ia melakukan perjalanan."
Perjalanan (safar) ini bukan hanya tentang mencari destinasi di akhir pekan, tetapi lebih tentang momen kebersamaan yang dapat memperkaya jiwa dan wawasan. Ingatlah selalu bahwa setiap perbuatan manusia bergantung pada niat dan keterikatan amalnya pada hukum syariat.
Oleh karena itu, jangan sia-siakan setiap momen dalam hidup ini, sekali pun berupa kunjungan keluarga atau saudara. Hal itu bisa menjadi ladang amal kebaikan jika didasari dengan nilai ketakwaan. Karena takwa menjadi nilai tertinggi atas perbuatan manusia yang kelak akan dihisab setelah kehidupan dunia yang fana ini.
Silaturahmi merupakan bagian dari sebuah perjalanan (safar) dalam rangka ketaatan , bukan dalam kemaksiatan. Dari silaturahmi akan memberi inspirasi untuk merenungkan kebesaran ciptaan Allah Swt.. Bahkan dapat pula membangun kebiasaan atau karakter seseorang untuk siap menghadapi berbagai keadaan dengan kesabaran. Kemana pun kaki melangkah hakikatnya merupakan cermin kehidupan dunia yang fana yang tidak boleh menjadi tujuan, melainkan hanya sekadar sarana untuk meraih tujuan, yaitu berupa rida Allah Swt..
Kalau kita renungkan akan ada masanya semua kenikmatan hidup di dunia berakhir, dan rasa syukur itulah intisari dari setiap nikmat yang Allah berikan. Bentuk rasa syukur bukan sekadar memuji kebesaran nama Allah Swt., melainkan juga menjadikan apa yang diberikan oleh Allah tersebut menjadi investasi pahala yang mengalirkan kemaslahatan untuk orang lain.
Di dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Tentunya, manfaat yang dimaksud bukan sekadar bersifat materiel, namun jauh lebih berarti berupa nasihat agama yang akan menyelamatkan dirinya dari panasnya siksa api neraka.
Ikatan Kasih Sayang
Ada catatan penting yang sering kita lupakan seusai lebaran, yaitu kurang terjaganya tali silaturahmi, seolah ikatan itu hanya ada pada saat berkumpul dalam suasana lebaran. Padahal, simpul silaturahmi harusnya bukan hanya karena terlahir dari satu rahim, jauh lebih luas justru karena adanya sifat "ruhama" kasih sayang yang tulus.
Jalinan kasih sayang sesama saudara muslim merupakan ikatan ukhuwah yang menjadikan mereka saling bersaudara, menjadi khwah untuk saling menyayangi dan berbagi dalam menjalani kehidupan ini. Inilah salah satu hikmah dari perjalanan setiap kita mengunjungi saudara yang lama tidak bertemu karena padatnya kesibukan atau karena jaraknya yang jauh.
Salah satu keutamaan menjalin tali silaturahmi adalah menemukan makna kebahagiaan. Bahagia karena masih diberikan kelapangan rezeki dan nikmat hidup sehat. Rasulullah saw. menyebutkan mereka yang menyambungkan tali silaturahmi akan diberikan rezeki dan umur yang panjang. Maksudnya mereka akan selalu diberikan solusi ketika menghadapi kesulitan dan nasihat yang akan menghindarkannya dari ancaman bahaya.
Kebahagiaan adalah pencarian utama dalam kehidupan manusia. Namun, sering kali kita salah mengartikan sumber kebahagiaan itu sendiri. Banyak yang mengira bahwa kekayaan, status sosial, atau pengakuan dari orang lain adalah kunci kebahagiaan. Namun, sebenarnya, salah satu cara terbaik untuk meraih kebahagiaan adalah dengan sikap berbagi tanpa mengharapkan balasan.
Berbagi tanpa mengharapkan balasan bukanlah tentang kehilangan, tetapi justru tentang memberikan. Ini adalah sikap yang mendasar dari kebahagiaan yang sejati, karena melibatkan kepedulian dan kasih sayang kepada sesama tanpa pamrih.
Makna Sejati dari Berbagi
Saat kita berbagi, kita memberikan sebagian dari apa yang kita miliki kepada orang lain. Ini bisa berupa waktu, tenaga, atau materi. Namun, yang lebih penting dari itu adalah niat di balik tindakan tersebut. Berbagi dengan niat tulus untuk membantu dan meringankan beban orang lain adalah esensi dari makna sejati berbagi.
Kunci kebahagiaan sejati dalam berbagi adalah ketika kita tidak mengharapkan apapun dari orang lain sebagai imbalan atas apa yang telah kita berikan. Mengharapkan balasan atau pengakuan akan membuat kita rentan terhadap kekecewaan, karena tidak semua orang akan bersikap sesuai dengan harapan kita.
Sikap tanpa mengharapkan balasan juga membawa kedalaman spiritual. Ini adalah bentuk ketabahan hati dan ketulusan yang membebaskan kita dari kecemasan dan kepahitan ketika harapan kita tidak terpenuhi.
Dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan keserakahan dan egoisme, sikap berbagi tanpa mengharapkan balasan adalah pencerminan kebaikan hati yang sejati. Itu membawa makna mendalam dalam hidup kita, memperkaya hubungan kita dengan orang lain, dan membawa kebahagiaan yang hakiki. Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain, Rasulullah saw. menyatakan, "Tidak akan habis harta seseorang karena bersedekah." Ini menunjukkan bahwa memberi dengan tangan yang di atas akan mendatangkan berkah dan keberkahan dari Allah Swt.
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
SYIAR
Posting Komentar