SYIAR
Muslim Full Time
Oleh: Ma'arif Amiruddin
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Ramadan telah berlalu, di satu sisi kita berbahagia, karena merayakan hari raya Idulfitri. Di satu sisi kita bersedih karena telah habis waktu untuk meraih berlipat-lipat pahala.
Sebab Ramadan adalah bulan spesial, di dalamnya dilipatgandakan pahala dari segala bentuk ketaatan, di dalamnya dosa lebih mudah dihapuskan dan doa lebih makbul dalam bulan tersebut.
Yang juga sangat dirindukan dalam bulan Ramadan adalah suasana ketakwaan, masjid menjadi ramai, majelis ilmu kian bermekaran, infak, sedekah bertebaran dimana-mana serta fasilitas-fasilitas penunjang dosa mulai ditutup. Itulah indahnya Ramadan.
Namun sayangnya, pada sebagian orang, setelah Ramadan selesai, selesai pula ketakwaannya. Padahal goals Ramadan adalah menjadi pribadi takwa, yakni taat dan patuh sepenuhnya pada Pencipta.
Selesai Ramadan, masjid kembali sepi, Al-Qur'an mulai berdebu, majelis ilmu kian langka dan aurat kembali tersingkap di jalan-jalan. Padahal takwa tidak hanya harus ada di bulan Ramadan, melainkan juga wajib ada di bulan-bulan lainnya. Sebab kita dituntut untuk menjadi "Muslim Full Time," bukan "Muslim Part Time."
Pertanyaan, kira-kira mengapa ada yang balik maksiat setelah sebulan penuh dididik jadi takwa?
Jawabannya karena suasana. Ya betul, hari ini kita hidup dalam suasana sekuler, suasana yang mengharuskan adanya pemisahan antara urusan dunia dan agama. Ini mungkin cocok untuk agama lain, tetapi tidak dengan Islam. Sebab Islam adalah agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Mulai dari urusan masuk toilet sampai urusan masuk Istana Negara. Karena Islam bukan hanya sekedar agama tapi juga sebuah ideologi.
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." (TQS Al Maidah: 3)
Islam itu agama sempurna, tidak cocok jika dipisahkan dengan kehidupan dunia, karena dalam Islam, seluruh tingkah laku manusia ada aturannya. Ketaatan pada aturan menghasilkan pahala, sementara pembangkangan terhadap aturan menghasilkan dosa. Sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, yakni ibadah, atau dengan kata lain taat dan patuh pada aturan Pencipta.
Oleh karenanya, kita harus menjadi Muslim Full Time, tidak hanya taat pada bulan tertentu, tapi pada semua bulan. Tidak hanya taat jika aturan itu sesuai dengan keinginannya, tapi juga taat pada aturan yang bertentangan dengan keinginannya. Tidak hanya taat sangat banyak orang, tapi juga tetap taat saat sendirian. Itulah karakter Muslim Full Time, menjadi muslim yang kafah, sesuai dengan keinginan Allah.
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqarah: 208)
Jangan sampai kita menjadi Muslim Part Time, hanya taat di bulan Ramadhan atau hanya taat jika sesuai hawa nafsunya.
Seperti itulah setan mengajak manusia, dengan langkah-langkah taktisnya untuk menjadikan manusia tidak beragama, jika tak mampu, ia berusaha menjadikan manusia beragama part time.
Sebagai manusia berakal, semoga kita tidak tertipu dengan langkah setan. Memang indah apa yang dijanjikan setan, tetapi itu hanya tipuan, sementara janji Allah pasti benar, jauh lebih indah dan kekal.
Mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari amalan yang tidak diterima, beragama setengah-setengah dan mengikuti langkah-langkah setan, aamiin.
Via
SYIAR
Posting Komentar