Opini
Sistem Islam, Tawarkan Solusi Menstabilkan Harga Pangan
Oleh: Yeyet Mulyati
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Bulan Ramadan adalah bulan suci yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Seperti di Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam sehingga bisa dikatakan kaum muslim di Indonesia dapat menjalankan ibadahnya dengan kondusif.
Kedatangan bulan suci Ramadan akan selalu disambut dengan antusias oleh warga muslim di negeri ini terkhusus para ibu rumah tangga, mereka akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut tamu agung seperti halnya berbelanja kebutuhan pokok di awal Ramadan dari mulai beras, minyak, telor, gula hingga daging ayam tak lupa mereka beli.
Dan seperti sudah biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, harga-harga akan mendadak naik terkhusus untuk telur, daging ayam, sapi dan juga beberapa jenis sayuran lainnya seperti cabai merah, tomat hingga bawang merah dan putih semua serba naik, sehingga ibu- ibu harus menyediakan dana lebih banyak lagi agar kebutuhannya bisa terpenuhi. Kejadian seperti ini terjadi setiap tahunnnya menjelang bulan Ramadan dan juga hari raya Idulfitri ataupun Iduladha, dan semua itu dianggap sesuatu yang wajar karena sesuai hukum ekonomi kapitalis jika permintaan sedikit maka harga barang turun dan jika permintaan meningkat maka harga barang jadi meningkat.
Sepertinya hukum tersebut mereka jadikan dalih untuk menaikkan harga barang ketika banyak permintaan disitu keuntungan akan mereka raih dan ketika stok berkurang, rakyat tidak perlu khawatir masih bisa impor dari negara tetangga. Impor dijadikan andalan oleh negara ketika stock berkurang atau makin menipis. Karena itu adalah jalan termudah dan cepat serta akan mendatangkan keuntungan bagi para pelakunya, seperti halnya untuk menghadapi hari raya tahun ini, pemerintah sudah bersiap-siap untuk mengimpor daging sapi dari Australia dan sebanyak 2.350 ekor sapi.
Direktur Utama Holding PT RNI Persero Frans Marganda Tambunan mengatakan perseroan melakukan impor sapi hidup dari Australia sebanyak 2.350 ekor untuk memenuhi kebutuhan daging sapi lebaran 2024. Sementara total rencana impor sapi hidup sepanjang tahun 2024 sebanyak 20.000 ekor(Jakarta CNBC Indonesia, 21-3-2024).
Tentu adanya regulasi ini membuat nasib para petani, peternak dan pedagang lokal terkena imbasnya.
Seharusnya kejadian seperti ini tidak boleh terjadi apalagi sampai terulang setiap tahunnya tanpa adanya solusi yang tepat, seharusnya penguasa sudah siap siaga ketika menjelang ramadhan dan juga hari raya Idulfitri, karena biasanya masyarakat khusunya para ibu rumah tangga akan makin konsumtif, dan hal yang terpenting adalah ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau, jauh jauh hari penguasa yang harus menyediakan kebutuhan umat dengan berbagai cara sebelum melakukan impor.
Mengingat negeri ini adalah negeri yang subur dengan sumber daya dari pertanian dan juga peternakan yang cukup besar, banyak dari rakyat negeri ini berprofesi sebagai petani dan peternak sehingga tak perlu untuk akhirnya mengimpor dari negara lain.
Justru sebaliknya, banyak dari para petani, peternak dan pengusaha kecil yang akhirnya bangkrut karena barang mereka tidak bisa terjual dengan harga yang pantas karena masyarakat banyak lebih memilih harga yang terjangkau dan mereka pun sudah dibiasakan dengan barang luar sehingga mereka enggan menggunakan produk dalam negeri.
Inilah potret rusak nya sistem kapitalis sekuler yang lebih mementingkan keuntungan segelintir orang daripada mengurusi kebutuhan rakyatnya dan selalu mengambil kesempatan dari kesulitan rakyatnya.
Islam Solusi Hakiki
Islam hadir sebagai solusi yang tepat untuk menstabilkan harga, dalam sistem Islam harga tidak akan mendadak naik ketika pun hukum permintaan-permintaan dan penawaran berlaku harga tidak akan naik signifikan, karena negara dalam institusi khil4f4h akan membuat kebijakan yang dapat menjamin terciptanya harga yang wajar berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran tersebut, serta akan mencegah terjadinya berbagai penipuan yang sering terjadi dalam perdagangan baik yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli, dan mencegah berbagai bentuk penimbunan berbagai produk pertanian dan kebutuhan pokok lainnya dengan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku pelanggaran tersebut.
Kemudian untuk para peternak dan juga petani negara akan memberikan kesempatan agar hasil panen dan ternak mereka bisa terjual di pasaran.
Jika ada daerah yang membutuhkan atau kekurangan maka negara akan menyuplai agar tidak ada satu wilayah pun yang kekurangan, sehingga para petani bisa merasakan hasil dari kerja keras mereka, tetapi jikapun terpaksa harus impor maka khil4f4h akan mengimpor sesuai kebutuhan saja hingga keadaan di dalam negara stabil itupun ketika keadaan darurat sehingga tidak ada persaingan harga antara produk lokal dan luar, Khil4f4h takkan mengimpor barang secara besar besaran demi mencukupi kebutuhan rakyatnya apalagi sampai merugikan pengusaha lokal.
Begitulah sistem Islam mengurusi umatnya dalam upaya menstabilkan harga.
Wallahu 'alam bishshawab.
Via
Opini
Posting Komentar