Opini
Spirit Ramadan : Mengoptimalkan Peran Generasi Muda sebagai Kunci Kemenangan Islam
Oleh: Yauma Bunga Yusyananda
(Member Ksatria Aksara Kota Bandung)
TanahRibathMedia.Com—Bulan Ramadan selalu menjadi momentum yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi bulan penuh berkah dan ampunan, Ramadan juga merupakan waktu dimana semangat kebersamaan, introspeksi diri, dan ibadah meningkat secara signifikan.
Para sahabat dan para salafushalih dengan penuh kekhusyukan mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk menyambut kedatangan bulan mulia ini. Bahkan, para sahabat Rasululluh ï·º yang telah berdoa enam bulan sebelumnya agar diberikan kesempatan bertemu dengan Ramadan berikutnya.
Spirit Ramadan seharusnya tidak hanya sebatas pada ibadah ritual semata, namun juga mencakup semangat untuk mengoptimalkan potensi generasi untuk menegakkan Islam. Generasi muda memiliki peran yang sangat penting, maka diperlukan pengoptimalan yaitu upaya yang sungguh-sungguh dalam memperkuat identitas diri dan menyiapkan kekuatan umat Islam agar segera sadar untuk menjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh Rasulullah ï·º .
Adapun caranya yaitu dengan memahami dan menghidupkan kembali pemikiran Islam pada generasi muda sehingga mereka menjadi agen perubahan yang mewujudkan kemenangan Islam.
Dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada, diharapkan menjadi pendorong mereka untuk senantiasa bersemangat dan istikamah dengan target yang jelas untuk mengokohkan peran mereka sebagai agen perubahan. Terutama di bulan yang mulia ini, kita membahasnya agar menjadi doa bagi semua orang yang merindukan tegaknya perisai umat, sehingga terwujudnya kemenangan Islam menjadi sebuah realitas yang dapat diwujudkan. Kita pahami kebermaknaan semangat Ramadan, bukan sekadar puasa yang mampu menjadi perisai kita dari hal-hal yang membatalkan puasa sehingga kita mampu menahan diri dari hal-hal yang buruk, namun kita memerlukan perisai umat (junnah)yang lain untuk menjaga kehidupan kita secara sistematis dari kemaksiatan dan membawa kita menuju ketaqwaan yakni Khil4f4h Islamiah.
Namun, banyak tantangan dalam mewujudkan kemenangan Islam. Tantangan yang dihadapi oleh generasi muda muslim pada masa kini adalah gaya hidup yang menyimpang dari ajaran Islam karena mereka tidak memurnikan identitas mereka sebagai muslim yang faqih dalam menjalankan Islam. Generasi muda saat ini, dirancang secara sistematis oleh penjajah untuk dirusak potensinya.
Motif di balik semua ini adalah perang ideologi dan peradaban agar tidak terwujudnya kemenangan islam dan terhambatnya perisai bagi seluruh ummat, sehingga negara kapitalis penjajah tetap mampu menancapkan hegemoninya di negeri-negeri yang melemah karena dihisap energi generasi mudanya serta dibuat bingung dan diarahkan pada arah yang negative dengan ragam informasi yang diberikan serta kemudahan akses yang seharusnya mampu menjadi potensi ini, malah digunakan sebagai soft power untuk menjebak generasi agar pemikiran yang sejatinya adalah warisan yang harus dimuliakan dengan islam menjadi tumpul.
“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (QS An-Nisa’: 9).
Jika kita renungi bersama, bagaimana berkahnya Ramadan dan renungi satu ayat saja di atas bahwa kita harus merasa takut jika kita meninggalkan generasi yang lemah, walaupun tafsirnya membahas tentang waris, namun bukan lemah perihal finansial saja, kita harus takut jika generasi kita melemah secara pemikiran dan jauh dari Islam. Maka ini juga hal yang penting dalam bahasan mengoptimalkan generasi muda, tidak terlepas dari generasi sebelumnya. Harus saling serta bersama-sama membangun peradaban. Dukungan dan pembinaan terhadap generasi muda akan memperkuat pondasi perjuangan Islam dan memastikan kelangsungan gerakan yang bertujuan untuk keadilan dan kesejahteraan umat.
Bagaimana Rasulullah juga demikian, pada awal dakwah Islam yang banyak mendukung Rasulullah adalah pemuda, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Mush’ab bin ‘Umair, Asma binti Abu Bakar, Fathimah binti Khatthab, dan Nusaibah binti Ka’ab. Rqsulullah tidak membiarkan mereka berjalan sendiri-sendiri, namun menggandeng mereka dan mengarahkan serta membimbing mereka hingga tataran teknis dan menegur mereka jika mereka memiliki kesalahan dalam menyebarkan dakwah.
Memperkuat Komitmen Generasi Muda di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat bagi generasi muda untuk memperkuat komitmen mereka dalam memperjuangkan kemenangan Islam. Kita perlu memperkuat pendidikan agama dan pemahaman akan prinsip-prinsip Islam yang relevan dengan konteks zaman sekarang. Ini bukan hanya tentang memahami ajaran-ajaran agama secara teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam konteks politik. Melalui pemahaman yang kuat akan nilai-nilai Islam, generasi muda dapat menghadapi tantangan dengan keyakinan yang lebih kokoh.
Selain itu, kita perlu memanfaatkan peluang yang ada, seperti teknologi dan media sosial, untuk memperluas jangkauan dan pengaruh gerakan politik Islam. Dengan memanfaatkan platform-platform ini secara bijak, generasi muda dapat berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengorganisir aksi politik dengan lebih efisien dan efektif.
Namun, memobilisasi peran pemuda tidak hanya tentang memberi mereka akses kepada pengetahuan dan teknologi, tetapi juga tentang membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap perjuangan politik Islam. Ini dapat dilakukan melalui pembinaan intensif, bergabung dengan circle kebaikan dengan jama’ah yang memperjuangkan Islam, dan memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan untuk senantiasa dibimbing dan diarahkan dengan pendekatan yang baik.
Maka tidak akan sulit jika kita menerima Islam bahwa Islam sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal manusia dan menentramkan hati. Tidak akan ada rasa jenuh untuk memahami Islam, atau merasa kurang tertarik dengan bermajelis. Inilah masalah internal yang harus diselesaikan dan generasi ini harus berkomitmen berubah dulu pada dirinya sendiri sambal berdakwah memperbaiki umat.
Yang terpenting adalah seantiasa memperkuat pemikiran Islam, menjadikan Islam sebagai pandangan hidup dan menjawab semua permasalahan kehidupan serta komitmen yang teguh mengemban hal tersebut. Jika generasi muda berpegang dengan prinsip keimanan terutama di Ramadan ini saat Allah dan kita seolah dekat dengan berbagai ketaatan yang kita lakukan, maka hal tersebut dapat menjadi kekuatan yang tidak dapat dihentikan dalam mewujudkan visi untuk menegakkan perisai ummat sehingga terwujud kemenangan Islam.
Wallahu’alam bi ash showab
Via
Opini
Posting Komentar