Puisi
Duka Rafah dan Diamnya Penguasa
Oleh: Maman El Hakiem
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Di tanah Rafah, pasir menangis, nyawa anak-anak Gaza seperti debu.
Di bawah langit kelam penuh dengan nista, kaum Zionis membakar rumah-rumah tenda, hati teriris luka.
Puing-puing rumah tenda, hancur berantakan. Mimpi-mimpi kecil terempas, ibu meratap, ayah meradang.
Di sudut-sudut sunyi, tak ada lagi harapan.
Rafah, saksi bisu kepedihan, saat malam tak lagi memberi kedamaian.
Api merajalela, membakar segala, air mata mengalir, menggenang di bumi luka.
Setiap napas adalah derita yang tak tertahankan. Wajah-wajah sayu, penuh kesedihan.
Mereka kembali terlunta mencari celah bumi yang tersisa.
Di Rafah, tempat aman yang terakhir, pengungsi Gaza berteduh dalam getir.
Di bawah langit penuh ancaman dan duka. Mereka mencari naungan dari luka.
Namun derita tak mengenal batas, Zionis membombardir dengan penuh sadis.
Tempat pengungsian pun menjadi puing. Harapan mereka hancur berkeping.
Malam datang membawa kengerian.
Anak-anak terbangun dalam ketakutan.
Orang tua merengkuh dalam kecemasan.
Ke mana lagi langkah harus diarahkan?
Mereka berjalan, entah ke mana, menghindari ancaman kebengisan Zionis.
Di setiap langkah bercucur darah.
Hanya tersisa doa di setiap napas, meskipun terucap lirih.
Rafah kini hanya tinggal serpihan kesedihan. Namun, semangat anak-anak Gaza tetap menyalakan keberanian.
Di jalan yang tak pasti, mereka tetap melangkah. Mencari tempat yang mungkin memberi rasa aman meskipun sesaat.
Kita yang di sini, tak boleh hanya diam, melihat derita Rafah dalam doa.
Untuk Gaza yang masih tersisa di Rafah, kami melihat semuanya hanya saja para penguasa masih saja berdiam saja.
Wahai para penguasa negeri-negeri kaum muslim, kapan kalian mengirim tentaranya?
Kota Angin, 30-5-2024
Via
Puisi
Posting Komentar