Opini
Ilusi Sejahtera dalam Sistem Demokrasi
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Bulan Mei selalu identik dengan hari buruh. Karena tepat 1 Mei diperingati sebagai peringatan Hari Buruh Internasional.
Namun, sudah bertahun-tahun terlewati, dan pada kenyataannya kehidupan buruh tidak makin membaik. Mereka malah makin terpuruk akibat kezaliman yang dilakukan oleh para pengusaha dan oknum penguasa.
Miris memang melihat kenyataan yang terjadi saat ini. Di saat para korporat menikmati fasilitas yang mewah dan megah, di saat itulah para rakyat tengah menderita. Bahkan, untuk mendapatkan sesuap nasi saja sungguh masih ada yang merasa sangat sulit.
Wajar saja, ketika Islam tidak digunakan sebagai landasan manusia dalam melakukan amal perbuatan, maka apapun bisa terjadi, termasuk segala ketidakadilan ini. Mudah saja bagi mereka menutupi para koruptor yang menggarong duit negara.
Para koruptor itu bisa melenggang dengan bebas tanpa dijatuhi hukuman. Di saat yang sama, ketika dari kalangan rakyat kecil yang mencuri singkong atau sedikit beras hanya untuk sekadar bertahan hidup, dipukuli habis-habisan. Inilah akibat jika aturan Islam tidak ditegakkan. Kezaliman terjadi di mana-mana, dan kesejahteraan hanya sekadar ilusi dalam sistem demokrasi.
Ketika melihat segala bentuk kezaliman ini terjadi di depan mata kepala kita, tidakkah tergerak hati dan pikiran untuk berbuat sesuatu agar ini segera sirna? Atau sudah tidak ada lagi kepedulian kepada sesama karena sikap individualis dan apatis yang terus dipelihara?
Ingatlah sebuah hadit dari Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa sesungguhnya umat muslim itu adalah ibarat satu tubuh. Maka, jika salah satu anggota tubuh sedang merasakan sakit, tentu anggota tubuh lain akan merasakan kepedihan yang sama.
Lihat saja, setiap pembangunan yang kini dilakukan dengan alasan agar masyarakat lebih maju dan sejahtera. Sejahtera dari mana? Jika infrastruktur yang nanti dibangun itu tidak pernah berpihak kepada rakyat. Boro-boro sejahtera, rakyat kini telah sengsara akibat pajak yang makin menggila.
Pada akhirnya, segala yang dilakukan oleh penguasa adalah untuk kepentingan para korporat atau para pemilik modal. Kita sebagai rakyat biasa yang tidak menghasilkan manfaat apapun bagi kekuasaan mereka tentu saja akan disingkirkan dari peredaran.
Wajar saja, apabila ideologi kapitalis yang digunakan oleh sistem saat ini, maka mereka akan menjalankan roda pemerintahan dengan asas manfaat. Karena kembali kepada asalnya, bahwa ideologi kapitalis adalah ideologi yang menjadikan manfaat sebagai dasarnya. Sehingga wajar saja apabila banyak ketimpangan dan kezaliman yang terus-menerus terjadi di sistem saat ini.
Lalu, bagaimana cara kita untuk memutus mata rantai kezaliman ini dan mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan? Yang pertama adalah kita harus menyamakan persepsi atau sudut pandang kita terhadap permasalahan sistemik yang kini sedang terjadi.
Ketika pemikiran kita telah disatukan dengan akidah dan ideologi Islam, maka kita akan lebih mudah menyadarkan kepada masyarakat bahwa sistem yang saat ini diterapkan tidak menimbulkan kebaikan sedikitpun.
Supaya kita mendapatkan sebuah persepsi yang benar sesuai dengan syariat Islam, maka tidak ada cara lain selain terus mengkaji dan mendalami Islam secara sempurna. Agar pengetahuan yang kita miliki tidak setengah-setengah.
Kemudian, hal ini tidak dapat berjalan dengan lancar apabila sistem yang diterapkan bukan sistem Islam. Sehingga diperlukan adanya Daulah Islam yang sesuai dengan manhaj kenabian, agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh kalangan tanpa membeda-bedakan.
Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar