Opini
Menyoal Fenomena Barcode di Kalangan Remaja
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Akhir-akhir ini ada sebuah trend dikalangan generasi muda yang aneh namun digandrungi oleh banyak remaja di luaran sana. Trend ini bernama trend barcode, yakni sebuah trend menyayat kulit dibagian tangan berbentuk garis-garis hingga menyerupai seperti sebuah barcode.
Salah satu alasan para remaja melakukan sebuah hal yang cukup aneh ini adalah karena adanya tekanan mental dan psikologis yang menimpa mereka. Sehingga untuk mengalihkan rasa stres tersebut, mereka mencoba untuk melukai diri sendiri.
Anehnya, meskipun trend ini cukup membuat kita geleng-geleng kepala, tapi bisa menjadi trending topic di berbagai sosial media. Bahkan banyak kalangan yang menyambut dengan antusias trend aneh ini.
Hal ini tentu saja menimbulkan sejumlah tanda tanya di pikiran. Kok ada sih, orang yang mau melukai diri sendiri dengan sengaja? Padahal kalau dipikir-pikir hal itu gak ada manfaatnya sama sekali, bahkan malah bisa menimbulkan berbagai permasalahan baru akibat perbuatan tersebut.
Jika kita telisik kembali, penyebab utama dari keinginan seseorang ikut melakukan trend barcode ini adalah sebagai sarana pengalihan mereka dari rasa stres dan frustasi yang mereka alami. Mereka menyangka jika melakukan hal aneh tersebut dapat mengurangi tekanan mental dan psikologis yang mereka hadapi.
Padahal pada kenyataannya, jika mereka nekat melakukan hal tersebut, bukannya selesai permasalahan itu, malah akan menambah permasalahan baru yang lebih rumit lagi. Pusing gak sih? Hadeuh, beginilah ketika remaja tidak diatur dengan aturan baku dari Sang Pencipta. Mereka akan mengatur diri mereka sesuai kehendak dan hawa nafsu mereka.
Ditambah masyarakat saat ini yang cenderung bersikap apatis dan individualis, sehingga menyebabkan seseorang dengan bebas bisa melakukan apapun sekehendaknya, tanpa ada yang menasihatinya.
Padahal seharusnya sesama masyarakat itu wajib untuk melakukan amar makruf nahi munkar, yakni memerintahkan pada kebaikan dan melarang pada kemungkaran. Sehingga akan tercipta sebuah masyarakat yang taat pada perintah Allah Subhannahu Wata'ala.
Pun, sistem yang diterapkan saat ini membuat sanksi-sanksi yang diterapkan tidak memiliki efek jera. Sehingga para individu yang melakukan perbuatan tidak baik akan dengan mudahnya mengulangi kesalahan yang sama. Maka, jika ingin permasalahan ini selesai dengan tuntas, kita harus membahas dari akar permasalahan yang terjadi.
Para remaja yang mengikuti trend menyayat kulit ini disebabkan mereka tidak bisa menerima segala ketetapan yang telah digariskan untuk mereka. Sehingga menyebabkan mereka memiliki beban mental dan psikologis hingga akhirnya bermuara pada rasa stres dan frustasi.
Untuk memahamkan mereka akan takdir yang telah Allah gariskan, mereka harus meyakini terlebih dahulu bahwa Allah adalah pencipta mereka yang berkuasa atas segala sesuatu. Keimanan mereka harus diperbaiki terlebih dahulu dengan mengkaji Islam secara mendalam.
Sehingga jika keimanan telah kokoh terpatri dalam hati dan jiwa mereka, mereka tidak akan melakukan sesuatu yang tidak memiliki manfaat tersebut, yang bahkan malah sarat akan kemudharatan. Karena mereka meyakini apapun yang terjadi adalah atas kehendak Sang Pencipta.
Kita juga bisa sedikit mengulik dari sisi kesehatan. Jika kita menyayat kulit dengan silet maupun benda tajam lainnya, maka tidak menutup kemungkinan luka sayatan tersebut akan terkena infeksi. Karena siapa yang bisa menjamin benda tajam yang digunakan itu sudah steril? Tidak ada bukan?
Oleh karenanya, sebagai seorang remaja muslim kita seharusnya meninggalkan hal yang tidak menghasilkan manfaat apapun bagi kehidupan kita. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Rasulullah saw. yang artinya adalah,
"Termasuk (bukti) kebaikan Islam seseorang ialah, dia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya."
Kemudian menyamakan persepsi dan sudut pandang masyarakat melalui kaca mata Islam. Sehingga akan terwujud masyarakat yang melaksanakan amar makruf nahi munkar, yakni memerintahkan kebajikan dan melarang dari kemungkaran.
Kemudian yang terakhir adalah tentu saja penerapan syariat Islam secara sempurna dalam bingkai Daulah Islamiah. Sehingga sanksi-sanksi yang diterapkan mampu membuat jera para pelaku maksiat dan perbuatan tidak baik tersebut.
Wallahu a'lam bish showwab
Via
Opini
Posting Komentar