Opini
Merdeka Belajar, Mampukah Mewujudkan Generasi Berkualitas?
Oleh: Nanik Farida Priatmaja, S.Pd.
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Selamat datang di bulan Merdeka Belajar! Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 pada tanggal 2 Mei ini sekaligus penetapan bulan Merdeka Belajar dengan tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar".
Peringatan Hardiknas tahun ini seolah membawa kesan optimis dalam mewujudkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional. Padahal penerapan kurikulum seharusanya mampu berpengaruh terhadap pembentukan generasi yang terdidik secara berkualitas. Bukan sekedar mampu meraih capaian-capaian yang bersifat materi semata.
Kurikulum Merdeka pertama kali muncul pada tahun 2020 kemudian pada tahun 2024 ditetapkan menjadi kurikulum nasional dengan pertimbangan berdasar Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, Pembelajaran yang berkelanjutan. Salah satu sisi positif kurikulum merdeka yakni mampu memberi ruang untuk berimprovisasi sesuai dengan tuntutan keadaan masing-masing dan semakin banyaknya sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka.Namun belum ada evaluasi yang valid bahwa kurikulum merdeka sudah mencapai keberhasilan, misalnya kemampuan dalam mewujudkan generasi berkualitas.
Semenjak ditetapkannya kurikulum merdeka, faktanya marak terjadi beragam kasus seperti bullying, kekerasan seksual pada anak, perzinaan, pembunuhan, kecanduan game online, dan tindak kriminal lainnya yang angkanya terus bertambah. Merdeka belajar masih multitafsir dan hal ini jelas menjadi akar permasalahan, karena secara fitrah pendidikan memang selalu berkaitan dengan dengan norma tertentu.
Masih menjadi pertanyaan apakah kurikulum merdeka mampu membentuk karakter yang berkualitas pada generasi saat ini? Meski terjadi peningkatan capaian belajar atau penilaian yang bersifat materi, akan tetapi capaian karakter yang berkualitas masih sangat jauh dari harapan. Hal ini dikarenakan kurikulum yang sudah berganti-ganti nyatanya masih berasas pada sekuler kapitalisme sehingga wajar jika tujuan pendidikan telah kehilangan arah dan hanya fokus pada capaian materi semata.
Di satu sisi saat ini banyak ditemukan fakta buruk di kalangan guru maupun siswa yang terlibat dalam pelanggaran hukum ataupun tindak kriminal. Misalnya kasus guru yang mencabuli siswanya, bulliying di kalangan siswa, kasus perseturuan antar guru dan walimurit dan sebagainya. Kriminalitas di dunia pendidikan masih banyak terjadi.
Berbeda dengan sistem pendidikan Islam, sepanjang penerapan Islam dalam suatu negara telah mampu melahirkan generasi berkualitas. Dalam sistem Islam pendidikan adalah modal utama dalam membangun peradaban. Pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis dalam rangka membentuk manusia yang berkepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam dengan andal, menguasai ilmu-ilmu terapan (pengetahuan, ilmu, dan teknologi), memiliki keterampilan yang tepat dan berdaya guna.
Kurikulum pendidikan Islam dibangun berdasarkan akidah Islam. Sehingga pelajaran dan metodologinya diselaraskan dengan akidah Islam. Sosok guru harus memiliki moral yang baik, mampu menjadi teladan bagi para murid, mampu menjadi pembimbing yang baik.
Dalam mencetak guru yang profesional, negara Islam memberikan fasilitas terbaik demi meningkatkan kompetensi, sarana prasarana yang menunjang strategi belajar serta gaji yang layak bagi guru.
Negara yang menerapkan sistem Islam sebagai penyelenggara utama pendidikan wajib mengatur segala aspek terkait pendidikan, mulai dari kurikulum hingga menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Merdeka belajar nyatanya masih jauh dari harapan dalam membentuk generasi berkualitas produk dari kebimbangan arah pendidikan hari ini. Meski sudah berganti kurikulum ataupun muncul kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan, faktanya problem pendidikan masih saja tidak pernah tuntas terselesaikan. Sehingga butuh solusi tuntas dalam menjawab beragam problem pendidikan yakni negara harus mengambil Islam sebagai solusi. Hanya sistem pendidikan Islam yang mampu mewujudkan generasi berkualitas.
Via
Opini
Posting Komentar