Opini
Pentingnya Program Kerja, Pemimpin Muslim Bervisi Surga
Oleh: Y. Zakiyah Darajat S.Pd.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Pada acara Haul Akbar Imam Syadzily di Masjid Agung Majalaya Kabupaten Bandung, Bupati Bandung atau yang akrab disebut DS alias Kang Dadang Supriatna menyampaikan ada kurang lebih 3 poin inti yang meliputi:
Pertama, terkait 13 program prioritas dua di antaranya adalah program insentif guru ngaji dan 3 muatan lokal yang dilaksanakan di tingkat TK, SD, dan SMP. Tiga muatan lokal tersebut meliputi Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan Budaya dan Bahasa Sunda, dan Pendidikan mengaji dan menghafal Al-Quran.
Kedua, terkait peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ketiga, terkait banyaknya penghargaan yang diraih.
Di samping itu, hal lain yang menjadi sorotan adalah harapan Bupati DS terhadap lahirnya generasi muda sebagai calon pemimpin yang berkarakter dan berakhlakul karimah untuk melanjutkan roda kepemimpinannya. Hal ini tentunya berdasarkan visi dan misi Kabupaten Bandung yang semakin BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera) dalam arti melanjutkan pembangunan di Kabupaten Bandung (dejurnal.com, 11-05-2024).
Menanggapi pernyataan tersebut, tentu menjadi sebuah hal yang penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki program kerja yang akan merealisasikan visi misinya. Dan visi misi serta program kerja yang dibuat tersebut akan dipengaruhi oleh corak pemikiran pembuatnya. Maka pemimpin yang hidup dalam sistem sekuler kapitalis yang menjalankan berbagai aturan sesuai dengan sistem tersebut, tentunya visi misi yang dibuatnya akan dipengaruhi oleh corak pemikirannya yang sekuler pula, sehingga berbagai program kerja yang dibuatnya juga adalah program kerja yang mendukung dan dapat merealisasikan visi misinya berdasarkan cara pandang yang sekuler.
Begitu pula dengan seorang pemimpin muslim atau pemimpin Islam, maka sejatinya berbagai program kerjanya akan dibuat bervisi surga, karena menyadari tujuan akhir kehidupan ini berharapnya adalah bermuara di surga dengan rida Allah Swt..
Maka visi, misi dan program kerjanya akan bercorak dari pemikiran Islam, sehingga berbagai program kerja akan dibuat untuk merealisasikan visi dan misi yang berdasarkan cara pandang Islam. Maka dari itu, menarik saat membahas tentang pemimpin yang berkarakter dan berakhlakul karimah.
Pertanyaannya adalah, karakter seperti apa yang dimaksud? Apakah karakter yang dipengaruhi oleh cara pandang sekuler kapitalis atau karakter yang dipengaruhi oleh cara pandang Islam? Jika kita mengharapkan akan lahirnya pemimpin yang berkarakter Islami, artinya kita berharap memiliki pemimpin yang bersakhsiyah Islamiah (kepribadian yang Islami), yang terdiri dari akliyah (pola pikir) dan nafsiah (pola sikap) yang sesuai atau sejalan dengan yang dikehendaki syari'at Islam.
Sehingga untuk mewujudkannya kita perlu mencetak generasi yang paham syariat Islam secara kafah, yang menjadikan syar'iat Islam sebagai patokan atau tolok ukur dalam berbuat, yakni hanya dengan ketaatan kepada Allah Swt., Nabi Muhammad saw. dan syariat-Nya, maka otomatis akhlakul karimah itu akan tertanam dalam individu seorang pemimpin Islam, karena pada dasarnya akhlak sendiri adalah gambaran perbuatan seorang muslim yang sesuai dengan syariatnya.
Mewujudkan hal tersebut tentu tidaklah mudah, perlu dukungan dari berbagai pihak, baik dari tenaga pendidiknya yang dibina juga agar lahir para pendidik yang bersakhsiyah Islamiah, kurikulumnya disusun untuk mencetak generasi muslim yang bersyakhsiyah Islam, dan berbagai lembaga pendukungnya hingga ke level negara yang dapat menjamin keberlangsungannya, dan ini akan mudah terealisasi manakala negaranya pun mau mengadopsi aturan Islam yakni syariat Islam secara kafah, maka bukan hal mustahil akan banyak lahir para pemimpin bervisi surga yang berkarakter Islam dan otomatis berakhlakul karimah.
Wallahualam
Via
Opini
Posting Komentar