Opini
Puluhan Pabrik Raksasa Tutup Berjamaah, Badai PHK Hampiri Ribuan Karyawan
Oleh: Jean Widiani
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Fenomena PHK massal terus menjadi permasalahan yang menakutkan bagi masyarakat, tepatnya awal badai PHK ini terjadi tatkala virus Covid-19 meneror seantero negeri ini.
Tak ayal banyak pabrik yang gulung tikar sehingga menyebabkan ribuan masyarakat kehilangan pekerjaannya. Ternyata dampak dari krisis ekonomi pasca Covid-19 ini masih terus berlangsung, seperti halnya baru baru ini yang dialami oleh PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta, Jawa Barat.
Pabrik sepatu ternama di dalam negeri tersebut terpaksa menghentikan produksi, akibatnya sebanyak 233 pekerja terpaksa dirumahkan (CNBC Indonesia, 11-5-2024).
Selain itu, PHK massal juga dialami oleh 1.500 pekerja di PT Hung-A Indonesia tepatnya di Cikarang Jawa Barat, pabrik tersebut resmi ditutup pada 16 Januari 2024 lalu. Badai PHK ini menjadi pukulan berat dan sangat berdampak pada ekonomi masyarakat, terhitung dalam kurun waktu satu tahun belakangan (priode 2023-2024).
Setidaknya ada 22.000 lebih pekerja yang di-PHK dari pabrik-pabrik besar di Indonesia, di antaranya ada DKI Jakarta yang menduduki peringkat pertama PHK terbanyak di tanah air, yakni ada 8.876, posisi kedua ada Jawa Tengah dengan angka 8.648 pekerja yang terpaksa dirumahkan, kemudian di susul Jawa Barat yakni 2.650, Banten 941 dan yang terkahir yakni Riau sebabyak 666 pekerja.
Dari sekian banyak pekerja yang di-PHK, hanya sebagian kecil dari mereka yang mendapatkan uang kompensasi. Tidak menutup fakta bahwa uang pesangon yang diberikan juga tidak akan mampu menutupi kebutuhan para pekerja yang diberhentikan untuk jangka waktu yang lama.
Lumpuhkan Ekonomi Masyarakat
PHK massal tak hanya mengakibatkan puluhan ribu karyawan kehilangan pekerjaan tapi juga melumpuhkan ekonomi masyarakat, angka kemiskinan di Indonesia makin meningkat, pabrik-pabrik raksasa yang dulu gagah gemilang kini sudah menjadi bangunan terbengkalai. Alih-alih membuat efisiensi kinerja pabrik meningkat, kini justru pabrik-pabrik besar itu mandat.
Produksi dalam negeri makin menurun angka pemasarannya, sedangkan produk-produk luar negeri makin marak ditemui. Brand luar dipasarluaskan, konon katanya supaya bergengsi. Nyatanya malah mematikan pasar lokal sendiri.
Kekuasaan ekonomi oleh kapitalis menyebabkan adanya ketimpangan. Penguasa lebih mengutamakan keuntungan negara dan pendapatan pribadi melalui kerjasama dengan para oligarki. Tanpa memikirkan nasib rakyat-rakyat negeri. Sehingga ketidakpedulian terhadap para pekerja yang terkena PHK bukan lagi tak lazim.
Namun, adakah solusi yang diberikan setelah penguasa mendengar banyak jeritan para rakyatnya? Tidak ada. Bahkan penguasa seolah buta dan tuli terhadap penderitaan rakyatnya.
Alih-alih memberikan lapangan pekerjaan, perusahaan perusahaan asing yang diberikan karpet merah berdiri megah dengan menggandeng para TKA yang berbondong-bondong mencari peruntungan nasib dengan upah yang cukup fantastis.
Sedangkan pribumi sibuk mengais mencari nafkah untuk keluarga dengan pekerjaan berat dan bahkan rela serabutan dengan upah dibawah minimun. Penderitaan rakyat tak sampai di situ di tengah himpitan ekonomi dengan pajak yang mencekik, rakyat juga dihadapi dengan kenaikan bahan pokok yang melonjak tinggi.
Namun lagi lagi para penguasa dengan segala dramanya malah memberikan solusi yang menyayat hati, Sementara para oligarki berenang dalam kekayaan alam yang melimpah.
Inilah hasil dari penerapan sistem kepitalisme, yang berorientasi kepada pasar domestik, akibat ulah serbuan produk impor baik yang legal maupun ilegal.
Tak ayal inilah yang membuat pabrik pabrik besar akhirnya kalah saing hingga akhirnya mengalami penurunan minat dan permintaan masyarakat, alhasil biaya produksi pun menurun, maka jalan pintas satu satunya yakni perusahaan terpaksa merumahkan karyawannya.
Kembali ke Aturan Islam
Hal ini sangat bertolak belakang dengan aturan Islam yang sangat mengutamakan kesejahteraan. Islam mengatur kehidupan begitu sempurna dengan Al-Qur’an dan As sunnah, tak terkecuali dalam hal ekonomi.
Hanya dengan sistem Islam yakni Khil4f4h aturan itu bisa ditegakkan tanpa merugikan satu pihak dan merugikan pihak yang lain.
Dengan aturan Islam, negara akan mampu mengelola urusan negara dengan sebaik mungkin. Karena Islam mengajarkan bagaimana semestinya pemimpin itu mengatur negara dan memastikan keberlangsungan hidup rakyatnya.
Sebagaimana fungsi penguasa yang disabdakan Rasulullah yakni, “Imam/Khalifah itu laksana gembala (raa’in), dan dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Di antara aturan-aturan Islam yang bisa diterapkan yakni, keuangan negara diatur sepenuhnya oleh Baitul Maal demi memenuhi pendidikan yang berkualitas, penyediaan fasilitas kesehatan, dan lain lain.
Negara juga memberikan pinjaman modal untuk siapapun yang ingin membuka usaha, dan tentunya tanpa bunga atau riba. Negara akan menyediakan berbagai kebutuhan umat dengan harga yang murah dan mudah untuk didapatkan. Negara akan memberikan tanah kosong kepada sesiapa saja yang mampu untuk mengelola dan mengambil manfaat darinya.
Tanah yang dibiarkan selama 3 tahun, maka akan diambil oleh negara dan diberikan kepada siapa saja yang dinilai mampu untuk mengelolanya. Dengan begitu, maka tidak akan ada bangunan-bangunan atau tempat yang terbengkalai.
Negara dalam Daulah Islamiah akan menjalankan industri-industri besar untuk memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri, sehingga dengan hal ini pula akan membuka lapangan kerja yang luas serta menghindari adanya PHK
Gambaran aturan-aturan yang benar-benar memperlihatkan keadilan. Namun sayangnya, aturan-aturan itu tidak akan mampu direalisasikan oleh sistem kapitalis saat ini, karena aturan yang dipakai bukanlah berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah namun dari produk akal manusia.
Wajar saja apapun aturan dan regulasi yang diterapkan tidak akan membuahkan keadilan dan kesejahteraan terhadap masyarakat. Malah menimbulkan ketimpangan ekomoni di mana mana.
Maka dari itu hanya Islam yang mampu menjamin semuanya, terbukti sistem islam mampu memberikan solusi atas semua permasalahan ummat sebagaimana yang diterapkan selama 1300 tahun lamanya.
Wallahualam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar