Opini
Sulitnya Punya Rumah di Sistem Kapitalis
Oleh : Siti Rohmah, S. Ak.
(Pemerhati Kebijakan Publik)
TanahRibathMedia.Com—Setiap tahun harga rumah di Indonesia makin mahal, makin sulit pula untuk punya rumah impian sendiri. Padahal rumah merupakan kebutuhan pokok setiap orang sebagai tempat berlindung.
Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa harga properti residensial di pasar primer melanjutnya peningkatan pada kuartal I 2024. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang mencapai 1,89 persen (yoy) pada kuartal I 2024. Angka yang dilaporkan tersebut tentunya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2023 yang sebesar 1,74 persen.
Peningkatan IHPR tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga properti tipe kecil yang meningkat 2,41 persen. Capaian tersebut juga melanjutkan kenaikan harga pada kuartal IV 2023 yang sebesar 2,15 persen (CNNIndonesia.com, 16-05-2024).
Program Rumah Pemerintah
Harga rumah yang makin mahal makin jauh dari jangkauan rakyat miskin. Untuk mengatasi kesulitan mempunyai rumah, pemerintah pun membuat program rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2016 lalu.
Program pemerintah yang merupakan proyek percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat sampai saat ini belum menyelesaikan kebutuhan rumah. Di sisi lain program rumah murah namun ternyata tidak semua orang dapat membeli rumah.
Mahalnya rumah disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya karena adanya inflasi, mengakibatkan bahan bangunan yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah menjadi mahal. Biaya pekerja, harga tanah, serta perizinan pun menjadi penyebab mahalnya perumahan.
Mahalnya bahan bangunan akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis, di mana SDA dikelola oleh perusahaan dan bukan negara. Sistem kapitalis yang di terapkan pemerintah saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja masyarakat terkatung-katung, apalagi keinginan ingin mempunyai rumah sungguh sangat sulit tentunya.
Terlebih program pembuatan rumah murah atau penyedia rumah saat ini pun diserahkan pada para pelaku pembuatan perumahan sehingga ketika hal tersebut diserahkan pada pengusaha tentunya pengusaha akan memobilisasi pembuatan perumahan berdasarkan aspek usaha. Maka, proyek pengadaan rumah murah pun dijadikan ajang meraup keuntungan. Sehingga tak heran jika saat ini makin sulit mempunyai rumah karena biaya mahal.
Jaminan Rumah dalam Islam
Rumah adalah satu kebutuhan pokok yang djiamin negara, pengadaannya dengan berbagai mekanisme yang ditetapkan syarak. Dengan demikian setiap keluarga akan memiliki tempat tinggal yang nyaman dan sehat.
Negara Islam menerapkan sistem ekonomi Islam sehingga memiliki sumber dana yang besar yang mampu memenuhi semua kebutuhan rakyat dengan murah bahkan gratis termasuk rumah. Selain rumah, negara juga akan menjamin tersedianya lapangan pekerjaan, pemenuhan sandang, pangan, fasilitas pendidikan kesehatan, dan kebutuhan sarana publik lainnya.
Dengan pengelolaan sumber daya alam yang diambil alih oleh negara sehingga negara bisa mempunya modal untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Dengan menerapkan sistem ekonomi Islam pun akan menghindari dari adanya inflasi, sehingga tidak berdampak naiknya harga rumah. Negara tidak akan menggandeng pengusaha pembangunan rumah dalam hal modal investasi dari swasta. Ketika bekerja sama pun dengan pihak pengembangan perumahan negara hanya membuat kesepakatan kerja, bukan untuk memberikan peluang usaha bagi para pengusaha demi keuntungan pribadi. Maka, hanya dengan di terapkannya sistem Islam semua masalah akan teratasi. Wallahu'alam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar