Puisi
Antara Al Jabar dan Bandara Kertajati
Oleh: Maman El Hakiem
TanahRibathMedia.Com—Di tanah Pasundan, berdiri megah Masjid Al Jabar dan Bandara Kertajati.
Simbol kemegahan, namun sunyi nan lengang. Di mana jemaah dan penumpang pergi?
Kuberi salam pada tiang dan atap tinggi.
Menara yang menjulang ke angkasa.
Namun, tak ada suara doa yang berkumandang. Dan pesawat yang menanti tak pernah berangkat.
Saksi bisu tentang angan megah di balik ambisi.
Pembangunan fisik yang gagah berani.
Namun, lupa akan esensi, bahwa jiwa tempat ini yang harus diisi.
Di balik dinding marmer dan kaca, terselip bisikan kapitalis yang tak berdaya.
Menggenggam impian semu, tanpa rencana. Hanya membangun tanpa hati, kosong tak bernyawa.
Jadi saksi bisu, masjid dan bandara.
Berdiri megah, namun tak bernyawa.
Pelajaran tentang ambisi dan harta.
Tanpa visi, hanya buang biaya dan tenaga.
Sementara itu, di baliknya rakyat menderita.
Mari kita renungkan, pembangunan bukan hanya fisik materi semata.
Tapi juga jiwa agar kemegahan tak sia-sia.
Dan rakyat benar-benar merasa bahagia.
Kota Angin, 26.6.2024
Via
Puisi
Posting Komentar