Opini
Darurat Kesehatan Mental, Bukti Kapitalisme Sistem Gagalp
Oleh: Nurhasanah
(Sahabat TRM)
TanahRibathMedia.Com—Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kasus bunuh diri yang disebabkan oleh kesehatan mental yang buruk terjadi dimana-mana. Di Kota Batam saja dalam sepekan terjadi beberapa kasus bunuh diri di antaranya dengan cara melompat dari jembatan Barelang dan gantung diri.
Seorang laki-laki berinisial R (20) melompat dari Jembatan Batam-Rempang-Galang (Barelang) I pada 13 Mei 2024. Jenazah R baru ditemukan tim pencarian dan pertolongan gabungan dua hari kemudian di perairan yang berjarak sekitar 25 kilometer dari lokasi kejadian. Tepat pada 15 Mei 2024, seorang laki-laki dengan inisial DG (35) juga melakukan aksi serupa di Jembatan Barelang IV.
Pada 16 Mei 2024, warga Perumahan Permata Puri I, Kecamatan Batuaji dibuat heboh. Penyebabnya ditemukan seorang laki-laki berinisial SS tewas gantung diri di dalam gudang rumah Blok R No 11. Saat ini, penyebab korban nekat gantung diri masih dalam penyelidikan Polsek Batuaji. Pria tersebut pertama kali ditemukan oleh rekan satu kos korban bernama Gusti Suriansyah, Kamis (16-05) sore (Posmetro.com, 17-5-2024).
Lagi-lagi pada Jum'at tanggal 17 Mei 2024, seorang perempuan didapati mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara menggantungkan dirinya pada seutas tali di dalam sebuah kamar tidur yang terletak Perumahan Phoenix Garden, Sagulung, Kota Batam (batamnews.co.id 20-5-2024)
Deretan kasus bunuh diri ini menjadi alarm darurat kesehatan mental yang harus menjadi perhatian khusus oleh masyarakat dan pemerintah karena dengan terus meningkatnya kasus bunuh diri ini berarti ada kesalahan sistematis yang sedang terjadi.
Darurat Kesehatan Mental
Kesehatan Mental Menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Ini adalah komponen integral dari kesehatan dan kesejahteraan yang mendasari kemampuan individu dan kolektif kita untuk mengambil keputusan, membangun hubungan, dan membentuk dunia tempat kita tinggal. Jadi kesehatan mental merupakan hak asasi manusia yang mendasar. Dan ini penting untuk pengembangan pribadi, sosial ekonomi dan komunitas. Sedangkan aadalah situasi di mana perilaku seseorang menempatkan mereka pada risiko menyakiti diri sendiri atau orang lain dan/atau menghalangi mereka untuk mampu merawat diri sendiri atau berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil data penelitian yang berjudul ”Profil Statistik Bunuh Diri Pertama di Indonesia: Analisis Tingkat Bunuh Diri dan Upaya Percobaan Bunuh Diri, Pelaporan yang Tidak Memadai, Distribusi Geografis, Gender, Metode, dan Pedesaan” yang terbit pada Februari 2024 menyebutkan angka bunuh diri dan upaya bunuh diri secara nasional dan provinsi menunjukkan angka bunuh diri tertinggi terjadi di Bali (1.821/100.000), Kepulauan Riau (1.175/100.000), Daerah Istimewa Yogyakarta (0.951/100.000), Jawa Tengah (0,806/100,000) dan Kalimantan Tengah (0,416/100,000). Hasil penelitian ini menempatan kepulauan Riau (Batam) menjadi provinsi dengan kasus bunuh diri terbanyak kedua di Indonesia.
Penelitian tersebut menemukan angka kasar bunuh diri (‘crude suicide rates’) di Kepulauan Riau adalah 1,17 per 100.000 individu. Adapun angka kasar percobaan bunuh diri (‘crude attempt rates’) di Kepulauan Riau adalah 6,62 per 100.000 individu, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional 2,25 per 100.000 individu.
Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa Indonesia memiliki tingkat bunuh diri tak tercatat yang tertinggi di dunia yakni 859,10 persen. Kasus bunuh diri telah menjadi fenomena gunung es yang banyak kasusnya tidak dilaporkan atau ditutup-tutupi.
Dalam kurun waktu hampir 1 tahun terakhir (Januari - October 2023) tercatat ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia. Kasus bunuh diri terus saja meningkat untuk tahun 2024 saja yang masih terhitung awal tahun telah terjadi kasus bunuh diri sebanyak 287 kasus di Indonesia sepanjang Januari hingga 15 Maret 2024 Berdasarkan data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional Kepolisian RI.
Kasus bunuh diri yang terjadi secara masal membuktikan gagalnya sistem saat ini mengatasi masalah kesehatan mental sehingga menyebabkan banyak masayarakat baik remaja hingga orang dewasa menjadi depresi dan berakhir pada percobaan bunuh diri.
Penyebab Darurat Kesehatan Mental Meningkat
Kasus kesehatan mental meningkat bukanlah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba. Ada dua faktor pemicu yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal adalah kesehatan mental bawaan dari lahir dan faktor kedua yaitu disebabkan oleh sistem. Kapitalisme memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam faktor eksternal ini hingga meningkatkan kasus bunuh diri yang disebabkan oleh kesehatan mental yang kian bermasalah.
Kapitalisme yang berazas pada sekularisme menjadikan aturan agama terpisah dari kehidupan. Akhirnya, manusia hanya mengandalkan akal dalam membuat aturan dan membuat standar dalam perbuatan. Maka wajar lahirlah seseorang yang liberal sehingga seseorang bebas mengakhiri hidupnya ketika merasa tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sistem ini juga melahirkan orang yang materialistik, hedonistik, dan ‘flexing’ sedangkan hidupnya pas-pasan sehingga berutang pun jadi solusinya. Tekanan hidup pun semakin tinggi. Akibatnya hidup ibarat besar pasak dari pada tiang. Sungguh sistem ini berhasil membuat manusia hanya memperturutkan hawa nafsunya.
Selanjutnya, sistem ekonomi kapitalisme membuat kesenjangan antara kaum kaya dan miskin makin lebar. Penerapan sistemnya melahirkan berbagai macam problem, seperti PHK dimana-mana, mahalnya segala kebutuhan pokok, tidak adanya jaminan keamanan, terjerat riba, pinjaman online. dan lainnya. Alhasil beban hidup semakin berat.
Sungguh, sistem kapitalisme terbukti menjadi penyebab darurat kesehatan mental yang disebabkan oleh depresi berkepanjangan karena tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan hidup untuk memenuhi standar tolak ukur kapitalisme yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Ini membuktikan bahwa kapitalisme merupakan sistem yang gagal dalam menjaga kesehatan mental.
Islam Mengatasi Darurat Kesehatan Mental
Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap dengan aturan-aturannya yang yang adil sesuai dengan fitrah manusia. Maka tidak diragukan lagi Islam tentu dapat dengan mudah mengatasi masalah kesehatan mental yang timbul oleh sistem kapitalisme buatan manusia yang hanya menggunakan akal dan berdasarkan kemaslahatan pelakunya saja.
Islam menjadikan Al-Qur'an dan As-sunah sebagai sumber hukum dalam melaksanakan suatu perbuatan dan diterapkan untuk mengatur semua aspek kehidupan. Dengan akidah yang kokoh maka akan melahirkan keimanan yang kuat, memiliki sikap optimis dalam menjalani kehidupan sehingga tercapailah keberkahan hidup. Tentu yang dicari adalah rida Allah bukan semata-mata untuk memperoleh materi. Pemahaman ini didasari bahwa semua adalah milik Allah. Apapun yang kita miliki adalah titipan sehingga harus dijaga dan dipergunakan sebaik mungkin karena kelak semua yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan. Berkaca kepada para sahabat, mereka adalah sosok-sosok yang shalih dan hidup sederhana. Mereka menjadikan dunia di dalam genggaman mereka.
Dalam Islam, negara juga memiliki peran yang besar menjaga aqidah umat Islam. Tidak hanya itu, khil4f4h dalam menerapkan politik ekonomi Islam tidak akan menimbulkan kesenjagan ekonomi seperti saat ini. Negara bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan individu atau orang perorangan secara real dengan aturan yang adil sesuai dengan aturan islam.
Dalam khil4f4h, rakyat yang memiliki indikasi kesehatan mental akan segera di-‘recovery’ (dipulihkan) sampai sembuh, misalnya gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh peperangan, musibah ataupun trauma.
Semua ini hanya bisa direalisasikan ketika khil4f4h tegak. Namun saat ini Khil4f4h belum ada sehingga darurat kesehatan mental tidak mampu teratasi hingga tuntas. Oleh sebab itu harus ada upaya untuk mewujudkan adanya khilafah itu kembali agar masalah ini dapat diatasi.
Tentunya yang memiliki peran besar dalam menegakkan khil4f4h adalah kaum muslim sebab menegakkan khil4f4h adalah wajib bagi kaum muslimin. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu dan berjuang untuk tegaknya Islam dalam bingkai khil4f4h.
Via
Opini
Posting Komentar