Opini
Hari Pancasila dan Kebangkitan Pemuda
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Siswi MAN Batam)
TanahRibathMedia.Com—Hari Pancasila kerap kali diperingati pada tanggal 1 Juni setiap tahunnya. Berawal dari perumusan Pancasila yang bagi sebagian orang menjadi sebuah hal yang penting dan berpengaruh bagi kemerdekaan negara Indonesia. Hingga akhirnya menjadi peringatan penting setiap tahunnya.
Fyi, pada kurun waktu penjajahan di Indonesia hingga hari kemerdekaannya, orang yang banyak memberikan kontribusi nyata dalam membantu merdekanya Indonesia adalah dari para pemuda.
Sayangnya, saat Indonesia telah merdeka, para generasi mudanya malah terlena dan tak meneladani para pahlawan zaman dahulu. Sebagian besar dari mereka tidak peduli dan bahkan abai akan nasib bangsa Indonesia kedepannya.
Walaupun Indonesia telah merdeka, nyatanya kemerdekaan itu hanya semu belaka. Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena meski penjajahan secara fisik sudah tak dilakukan dan tidak terjadi di Indonesia sejatinya penjajahan secara pemikiran masih terjadi.
Hal ini biasa disebut juga dengan ‘ghazwul fikri’ atau perang pemikiran. Perang pemikiran ini mulai dilancarkan oleh Barat ketika mereka menyadari bahwa kaum muslimin tidak akan mudah untuk dikalahkan melalui perang fisik. Mereka gencar melancarkan serangan melalui pemikiran. Hal ini juga yang menjadi penyebab adanya rasa nasionalisme yang terpatri dalam jiwa masyarakat Indonesia.
Padahal dalam sebuah kitab Nidzomul Islam karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, disebutkan bahwa ikatan nasionalisme adalah ikatan yang paling lemah. Ikatan ini hanya tampak ketika waktu-waktu tertentu. Seperti ketika ada lomba-lomba kenegaraan, ada yang mengancam kesejahteraan negara, ataupun yang lainnya.
Adanya hari Pancasila ini seharusnya menjadikan kita tidak mengabaikan kewajiban yang sesungguhnya. Btw, kalian tahu gak sih awal mula mengapa ada ikatan nasionalisme atau biasa disebut dengan nation state serta hari peringatan gak penting lainnya?
Hal ini bermula ketika daulah Islam terakhir, yakni daulah Utsmaniyah yang terletak di Istanbul, Turki runtuh. Sehingga wilayah-wilayah yang awalnya berada dalam genggaman daulah, dijajah oleh kaum Barat lalu terpisah dan terkotak-kotak menjadi beberapa bagian negara.
Nasionalisme ini adalah salah satu bukti bahwa perang pemikiran yang Barat lancarkan sudah berhasil mereka hembuskan ke dalam setiap jiwa kaum muslimin. Sehingga dengan adanya pemahaman nasionalisme ini, kaum muslimin satu dengan yang lainnya seolah abai dan tidak saling tolong menolong.
Maka, wajar jika kini saat P4lestin4 dibombardir sedemikian rupa, para negeri kaum muslimin bungkam dan tak peduli. Oleh karenanya, kini sudah saatnya bagi kita untuk memusnahkan pemikiran nasionalisme yang mengungkung kita selama ini. Agar kita bisa bergerak untuk membantu kaum muslimin yang kini banyak membutuhkan bantuan dana pertolongan.
Namun, hal itu tidak akan pernah terjadi dan terealisasi jika tidak ada institusi yang mampu untuk memberikan perintah kepada seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.
Maka dari itu, kini tugas kita sebagai pemuda adalah terus berjuang dan menyebarkan agama Islam, agar masyarakat tercerahkan. Sehingga cita-cita yang selama ini kita impikan bisa diwujudkan, yakni berdirinya daulah dengan syariat Islam sebagai pedomannya. Wallahu a'lam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar