Opini
Bunuh Diri Bukan Solusi
Oleh: Ummu Hafiy
(Pemerhati Remaja)
TanahRibathMedia.Com—Hidup di dunia saat ini penuh tantangan. Banyak tuntutan dan angan-angan tingkat tinggi. Karena orientasi hidup manusia berubah dari yang penghambaan kepada Sang Pencipta menjadi penghambaan terhadap materi. Hal ini tentu tidak terjadi begitu saja. Ada akibat pasti ada sebab.
Penyebab inilah yang harus kita ketahui bersama. Yaitu adanya perubahan arah tujuan hidup manusia saat ini. Standar kebahagian diukur dari banyak sedikitnya materi yang didapat, banyak orang bilang jika memiliki kekayaan yang banyak maka hidup akan bahagia. Cara pandang seperti ini adalah cara pandang yang dimiliki oleh paham kapitalisme dengan asas sekuler.
Di mana paham kapitalis ini mengusung tentang standar kebahagian berdasarkan materi. Padahal tidak semua kebahagiaan itu muncul dari banyaknya materi. Contoh saja banyak artis Korea yang punya materi berlimpah dan ketenaran, mereka merasa tidak bahagia dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Karena cara pandang yang didasari oleh paham kapitalisme maka kekuatan untuk mengahadapi ujian dari Sang Pencipta selalu di kembalikan dengan materi.
Begitu pun banyak manusia sekarang hidup di bawah tekanan mental atau berada pada fase sakit mentalnya karena urusan materi dan melupakan Sang Penciptanya yaitu Allah Swt.
Mereka beranggapan bahwa Allah Swt. memberi ujian bagi manusia seolah olah mereka tidak sanggup melewatinya. Hal ini terjadi karena mental mereka tidak di di bentuk sesuai fitrah manusia sehingga solusi bunuh diri dianggap solusi akhir ketika menyelesaikan masalah.
Mengutip dari Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07 suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk (CNNIndonesia, 2-7-2024).
Fenomena tingginya angka bunuh diri ini juga menunjukkan gagalnya sistem pendidikan hari ini dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, juga menunjukkan minimnya peran negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat.
Solusi dalam Islam
Masalah di atas tentu butuh penanganan yang tepat. Ketika semua dikembalikan kepada aturan dari Sang Pencipta maka kasus bunuh diri tidak akan menjadi fenomena meningkat seperti saat ini. Dalam Islam kekuatan mental manusia dibentuk sejak kecil sejak pendidikan dasar dengan membentuk karakter pemuda berkepribadian Islam yang berlandaskan akidah Islamiah. Semua persoalan yang dihadapi diselesaikan dengan cara pandang Islam, bahwa setiap ujian datangnya dari Allah Swt. dan kita diingatkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan aturan yang tentunya dari Sang Pencipta juga yaitu Allah Swt..
Butuh dukungan sistem dalam penanganan kasus bunuh diri. Pertama, terbentuknya individu yang bertakwa. Sehingga individu-individu ini akan menempatkan segala musibah pada porsinya. Ketakwaan individu ini awal terbentuknya adalah dari keluarga. Para orang tua bertanggungjawab memberikan penanaman akidah yang kuat, yaitu akidah yang dibangun atau didapatkan dengan proses berfikir. Tidak hanya meyakini Allah sebagai Al-Khaliq (pencipta), tetapi juga meyakini bahwasanya Allah juga sebagai Al-Mudabbir (pengatur).
Allah-lah yang menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupsn. Sekaligus memberikan seperangkat aturan yang wajib untuk diambil. Maka akidah yang diperoleh dengan proses berfikir seperti ini akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam kehidupannya. Bahwa setiap amalnya kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
Kedua, masyarakat yang beramar makruf nahi mungkar sehingga setiap anggota masyarakat akan saling menjaga satu sama lain karena keterikatan persaudaraan berdasarkan akidah. Masyarakat berperan penting terhadap terbentuknya individu yang bertakwa. Lingkungan yang kondusif akan memudahkan untuk mencetak pribadi pribadi yang salih. Konsep masyarakat di dalam Islam sangatlah unik. Masyarakat digambarkan seperti rombongan orang yang naik kapal. Apabila penumpang kapal di bagian bawah ingin minum maka dia harus bersusah payah naik ke atas untuk mengambil air. Dia harus melewati penumpang kapal yang lain untuk mendapatkan air. Jika penumpang kapal yang haus itu berfikir tidak perlu susah- susah naik ke atas cukup lubang saja kapal ini. Maka kita akan dapatkan air dengan mudah. Ketika ini di biarkan maka tenggelamlah seluruh penumpang dalam kapal tersebut. Tetapi jika perbuatan ini dicegah selamat lah seluruh penumpang kapal. Inilah konsep masyarakat yang sesungguhnya.
Adapun yang ketiga negara sebagai rain yang akan mengurus rakyat dan memberikan kehidupan terbaik melalui terwujudnya sistem kesehatan masyarakat yang terbaik.
Penerapan syariat Islam kafah oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraana dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat. Penerapan hukum Islam oleh negara akan membuat pintu pintu kemaksiatan tertutup rapat. Sanksi yang diberikan negara kepada pelaku maksiat akan mencegah orang lain untuk melakukan kemaksiatan yang sama. Wallahu'alam.
Via
Opini
Posting Komentar