Opini
Fenomena Mabuk Kecubung Picu Nestapa
Oleh: Rahmayanti, S.Pd.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sungguh sangat disayangkan peristiwa yang lagi santer akhir-akhir ini, pemuda mabuk kecubung. Mereka mengonsumsi buah kecubung, karena buah ini diyakini dapat menyebabkan halusinasi dan euphoria atau rasa gembira sesaat. Hal ini karena buah kecubung ini termasuk dalam golongan tanaman opioid, sama seperti ganja dan katinon.
Masyarakat Banjarmasin dalam beberapa hari terakhir dihebohkan dengan peristiwa viral kecubung maut yang menyebabkan dua orang meninggal dunia. Peristiwa tersebut viral di sosial media X, pengguna akun @Heraloebss menggugah video yang menunjukan banyak orang dalam kondisi tidak sadar dengan sepenuhnya alias mabuk tergeletak dan muntah-muntah. Unggahan tersebut disertai dengan keterangan yang menyebutkan orang dalam video tersebut mabuk lantaran mengonsumsi kecubung yang dioplos dengan minuman dan obat-obatan.
Kabar terbaru, RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, telah menerima 44 orang pasien peristiwa kecubung maut. Dari total 44 pasien, 7 diantaranya menjalani rawat jalan (tirto.id, 11-07-2024).
Tanaman kecubung dikenal memiliki efek samping dan halusinasi pada orang yang mengonsumsinya. Kecubung atau Datura metel, adalah tumbuhan yang mengandung senyawa kimia beracun seperti alkaloid tropane. Efek samping yang dapat ditimbulkan setelah mengonsumsi buah kecubung ini di antaranya : halusinasi yang intens, gangguan sistem syaraf, gangguan penglihatan, mulut kering dan kesulitan menelan, menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah tinggi, kesulitan buang air kecil, gangguan pernapasan hingga kematian (Kompas.com, 9-07-2024).
Mabuk lantaran telah mengonsumsi kecubung menunjukan rusaknya generasi muda dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam mencari solusi permasalahan, juga faktor lain karena lemahnya ketahanan mental. Apalagi ketahanan mental sangatlah penting untuk bisa menjalani kehidupan yang bahagia. Bagaimana mau menjalani kehidupan yang bahagia kalau menjalaninya di masa sekarang jauh dari aturan Allah. Banyak kewajiban-kewajiban agama yang tidak tertunaikan dan banyaknya ketidak tahuan cara menjalani hidup yang benar sehingga tidak ada gambaran sama sekali, minim visi dan misi hidup. Cepat terpengaruh apalagi dengan gencarnya media sosial yang tak terbendung menawarkan berbagi macam racun dunia maka tidak heran banyaknya generasi yang kecanduan game online, narkoba, konten porno, judi online dan kemaksiatan lainnya. Kalau tanpa arahan yang benar maka menghasilkan generasi tanpa arah, karena tidak ada role model yang benar.
Melihat kenyataan saat ini banyaknya pemuda yang mabuk kecubung, menandakan telah gagalnya sistem pendidikan kapitalis sekuler dalam mencetak generasi yang memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang baik. Kapitalisme justru mencetak generasi dengan perilaku bebas atau liberal yang serba boleh. Pemuda yang tidak punya tujuan hidup yang hanya diisi dengan bersenang-senang, foya-foya, melakukan apapun yang diinginkan tanpa batasan. Itulah gambaran kondisi pemuda atau generasi sekarang yang jauh dari kata taat dan dekat dengan maksiat serta menghalalkan segala cara dalam kehidupan.
Islam telah membawa dari dunia kegelapan ke dunia yang terang benderang dengan memiliki seperangkat aturan yang sempurna dan paripurna. Islam tidak hanya mengurusi hubungan antara manusia dengan tuhan saja. Islam juga mengurusi hubungan manusia dengan manusia lain dan manusia dengan dirinya sendiri, serta semua hal dan permasalahan yang berkaitan dengan itu, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali akan didapati solusinya dalam Islam.
Di dalam pendidikan, Islam mengutamakan penanaman akidah yang kokoh dengan menguatkan keyakinan takut kepada Allah sehingga seseorang akan mampu mengendalikan hidupnya senantiasa berada dalam koridor aturan syariah Islam, memiliki memiliki pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan pada Islam atau yang disebut berkepribadian (bersyaksiyah) islamiah. Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang berkualitas mampu mencetak generasi berkepribadian Islam bermental kuat dan produktif. Apapun godaan dan gangguan yang datang mereka tidak goyah, karena kontrol diri yang baik, yang sejatinya menghasilkan generasi gemilang pembangun peradaban mulia.
Selain generasi memiliki akidah yang kuat, faktor dari kontrol masyarakat pun menjadi kendali ketika terjadi kemaksiatan maka masyarakat yang akan mengawasi dan menjaga sehingga terhindar dari penyimpangan sosial yang menciptakan ketenangan dan keamanan di setiap lingkungan.
Yang tak kalah pentingnya adalah peranan negara yang memiliki kewajiban dalam bertanggung jawab pada setiap keadaan masyarakatnya terutama khalifah sebagai kepala negara karena sebagaimana hadis Rasulullah: “Imam /khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya”. (HR Muslim dan Ahmad)
Negara memiliki kebijakan dalam mengelola sumber daya alam dengan tepat terutama yang terkait di bidang pertanian dan perkebunan yang akan menyeleksi tanaman-tanaman berbahaya yang dapat merusak kesehatan masyarakat. Maka tidak akan dibudidayakan dan dimusnakan kalau tanaman itu tanaman liar dan membahayakan. Tanaman yang produktif dan aman saja yang akan dikembangkan agar bisa dinikmati seluruh masyarakat. Masyarakat pun terhindar dari mengonsumsi tanaman yang berbahaya yang akan menimbulkan mabuk dan kehilangan kesadaran. Sungguh hanya dengan syariat Islamlah masyarakat akan terjaga kewarasannya dan merasakan kesejahteraan dalam kehidupan. Wallahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar