Opini
FOMO yang Dibolehkan
Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
( Member Ksatria Aksara Kota Bandung )
TanahRibathMedia.Com—Dalam dunia yang terus terhubung melalui media sosial, fenomena ketakutan ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out) sering kali terfokus pada tren dan peristiwa yang populer. Namun, ada pula peristiwa signifikan yang layak untuk mendapatkan perhatian kita secara kolektif, seperti isu kemanusiaan yang berkaitan dengan P4lestin4. Seluruh dunia pernah menyuarakan perihal ‘all eyes on Rafah’, di mana Rafah ini adalah sebuah wilayah pertahanan terakhir bagi warga Gaza untuk berlindung, namun tetap diserang dengan bom yang mampu membakar area sekelilingnya jika menimpa mereka. Kejadian ini bukan sebuah film, namun ini adalah kejadian nyata yang terjadi hingga sekarang. Orang-orang menganggap bahwa memposting tentang all eyes on Rafah seolah FOMO, padahal ini adalah hal yang sangat perlu disuarakan karena sudah sangat parah penjajahan dari Zionis Israel yang masih dilindungi oleh Barat.
Maka seharusnya berbagai dukungan untuk Palestina adalah panggilan moral dan kemanusiaan yang tak terbantahkan, baik bagi seluruh kaum Muslimin ataupun bagi dunia saat ini. Al-Qur'an dengan tegas menekankan pentingnya keadilan dalam berbagai aspek kehidupan. Adil dalam Islam artinya adalah menempatkan apa yang sudah ditetapkan oleh Allah sesuai dengan ketentuannya. Jika kita tidak menempatkan sesuatu sesuai dengan apa yang Allah tetapkan sesuai aturannya maka kita dikatakan sebagai seorang yang zaim.
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al Maidah ayat 8 )
Kita berkewajiban untuk berdiri teguh dalam kebenaran, tanpa memandang latar belakang atau identitas suatu kelompok. Dan sampai hari ini, jika kita berbicara demikian, masih ada juga yang menyuarakan keadilan untuk Israel. Dan itu adalah kesalahan karena solusi tuntas dari penjajahan ini adalah tidak memberikan tempat bagi para penjajah. Karena jika penjajah diberikan tempat, maka kita seolah menormalisasi penjajahan atas dasar kepentingan negara adidaya. Dan bisa jadi, penjajahan yang semula hanya terjadi di Palestina menjadi penjajahan yang menyebar ke wilayah lain, bisa jadi Mesir, Yordania, ataupun sekeliling Palestina itu sendiri.
Jadi ketika kita masih berbicara tentang Palestina saat ini, hal ini bukan sekadar respons terhadap tren sosial, melainkan panggilan moral untuk menegakkan keadilan di tengah-tengah ketidakadilan yang berkepanjangan.
Sehingga ada FOMO yang dapat diarahkan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi terhadap isu-isu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Tentunya, FOMO tentang ini perlu didukung dengan perjuangan kita menuntut ilmu sambal menyuarakan hal-hal kebaikan.
Dukungan yang kuat dan berkelanjutan dari masyarakat internasional diperlukan untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diamanatkan oleh agama-agama besar dunia.
Kesadaran terhadap isu kemanusiaan seperti Palestina adalah tanggung jawab moral bersama untuk menciptakan dunia yang adil dan sejahtera bagi semua manusia. Kita harus belajar dari teladan Rasulullah saw. yang mampu mempersatukan umat dalam keberagaman, menjadikan Islam sebagai landasan kehidupan karena ridha Allah. Semoga ajaran dan kedamaian yang diperjuangkan Rasulullah saw. dapat menjadi berkah bagi seluruh umat manusia, sehingga penjajahan di dunia ini dapat dihapuskan dan hanya perdamaian yang menyelamatkan kehidupan.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran: 104)
Via
Opini
Posting Komentar