Opini
Kejutan Ultah Berujung Maut
Oleh: Dewi Lesmana
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Dari canda berujung duka, niat memberi kejutan malah berujung malapetaka. Itulah yang dialami oleh teman-teman Fajar Nugroho Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Kabupaten Klaten. Kejutan yang mereka berikan kepada Fajar dalam rangka merayakan ulang tahunnya saat itu justru berujung malapetaka yakni tewasnya Fajar akibat tersengat listrik. Sebelumnya Fajar dilempari tepung dan kemudian diceburkan ke kolam taman. Naasnya kolam tersebut terdapat aliran listrik yang menyebabkan korban tersengat listrik yang sempat ditolong oleh temannya namun malah ikut tersengat listrik dan temannya itu sampai saat ini masih dalam perawatan di RS.
Akibat dari peristiwa tersebut, enam orang diperiksa. Meski kedua orang tua korban sudah menganggap bahwa peristiwa tersebut sebagai musibah namun polisi tetap memeriksa teman korban yang terlibat dalam peristiwa nahas tersebut.
Menurut Kapolsek Cawas, sebelum kejadian nahas itu para Anggota OSIS mengadakan rapat untuk membahas lomba yang akan diadakan pada tanggal 25 Juli nanti. Saat itu mereka tahu bahwa Ketua OSIS mereka yakni Fajar Nugroho tengah berulang tahun kemudian mereka melempari dengan tepung. Setelah itu diceburkan ke kolam taman yang kedalamannya 1,7 meter. Diduga korban tidak bisa berenang memegang paralon di atas kolam yang ada kabel listriknya lalu tersengat listrik kemudian meninggal dunia.
AKP Umar Mustofa, Kapolsek Cawas menjelaskan yang di periksa sudah enam orang tetapi mungkin nanti ada tambahan dari pihak sekolah. Statusnya karena dari pihak korban tidak mau melanjutkan dan sudah membuat surat pernyataan untuk tidak melanjutkan proses hukum ini jadi kami tidak bisa melanjutkan karena dari pihak korban menganggap ini sebagai suatu musibah (Kompas.com, 11-07-2024).
Meski dari pihak keluarga korban sudah membuat surat pernyataan untuk tidak melanjutkan proses hukum atas peristiwa tersebut dan menganggap bahwa kejadian tersebut sebagai musibah, tetap harus ada evaluasi bagi pihak-pihak tertentu agar aksi jahil canda tawa tidak membahayakan nyawa orang lain. Menelaah kejadian tersebut, terdapat beberapa catatan yang harus dibenahi oleh semua pihak, baik dari pihak sekolah, orang tua, maupun remaja.
Yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah tren ulang tahun dengan kejutan yang seolah sudah menjadi budaya di tengah-tengah remaja saat ini bahkan orang dewasa pun juga seringkali ikut-ikutan tren ultah dengan kejutan, seolah ultah tanpa perayaan kejutan itu tidak keren. Kejutannya bermacam ada dengan prank misalnya, atau seperti yang dialami Fajar yaitu dilempari tepung dan diceburkan kedalam kolam, dan masih banyak yang lainnya. Tanpa mereka sadari bahwa hal itu adalah perundungan meski yang dapat kejutannya itu senang. Namun tetap saja tidak mengubah fakta kalau perbuatan tersebut jauh dari karakter generasi baik.
Yang harus dibenahi kedua adalah, pengekspresian eksistensi diri. Remaja saat ini, supaya eksistensi dirinya terjaga terkadang mereka berbuat sesuka hati mereka dalam beraksi tanpa memikirkan apakah tindakan mereka itu berbahaya atau tidak, seperti yang dilakukan oleh remaja yang nekat menghadang truk demi memburu konten viral hingga ia meninggal tertabrak. Ada juga yang membuat konten pura-pura bunuh diri yang malah meninggal sungguhan. Demi konten, remaja rela berbuat apa saja meski bahaya di depan mata.
Yang ketiga, perilaku implusif pada remaja. Implusif adalah suatu keadaan seseorang ketika berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang, tidak memikirkan konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan. Sikap inilah yang cenderung membahayakan kaum remaja karena bisa menyebabkan kaum remaja bertindak tanpa berfikir panjang atas konsekuensi yang akan dia dapat dari perbuatannya itu seperti halnya yang dilakukan oleh remaja yang menceburkan temannya ke kolam yang berujung maut itu buah dari sikap implusif di mana orang tersebut tidak memikirkan apakah tindakanya itu membahayakan orang lain atau tidak.
Ini membuktikan bahwa taraf berpikir remaja saat ini sudah rusak. Hal ini buah dari sitem pendidikan sekuler yang tidak mampu membentuk karakter yang berakhlak mulia pada peserta didik. Akhirnya generasi saat ini cenderung mudah terbawa oleh budaya-budaya luar yang tidak mendidik dan bertentangan dengan Islam. Seperti halnya tren ultah dengan kejutan susungguhnya itu budaya luar yang bertentangan dengan Islam namun seolah sudah jadi budaya bagi keseluruhan. Maka tren ini seringkali terulang setiap kali memperingati hari kelahiran.
Rusaknya generasi saat ini buah dari pendidikan sekuler. Sedangkan dalam Islam yang menjadi prinsip dasar pendidikan adalah betapa pentingnya mencetak generasi yang berkualitas. Makna Khilafah menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan utama yang harus dijamin pemenuhannya, baik dari kurikulumnya maupun dari biaya pendidikan.
Dari kurikulumnya jelas sistem pendidikan dalam Islam landasannya adalah akidah Islam yang nantinya akan membentuk seseorang dalam berperilaku sesuai ketentuan Islam. Sedangkan dari biaya, dalam sistem Islam negara akan menggratiskan biaya pendidikan dengan kualitas pendidikan yang baik. Dengan demikian sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi tangguh berakhlak mulia hanya ada dalam sistem pemerintahan Islam yakni Khil4f4h. Walahu’alam bishowwab
Via
Opini
Posting Komentar