Opini
Nasib Nakes Nelangsa dalam Sistem Kapitalisme
Oleh: Ammelia Sobihatul Ahmar
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Terjadi pemecatan sebanyak 249 tenaga kerja kesehatan (nekes) di NTT kabupaten Manggarai. Ketua Dewan Pengurus Nasional Forum Komunikasi Nakes dan Non-Nakes Indonesia (DPN FKHN) Indonesia, Sepri Latifan, mengatakan, pemecatan ini karena para nakes melakukan demo kenaikan upah
Tenaga kesehatan menyampaikan bahwa hanya dibayar 400 ribu sampai dengan 600 ribu yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mirisnya mereka belum mendapatkan gaji dari bulan Januari sampai Maret dengan alasan belum dicairkan. Padahal belum lama negara dan masyarakat menyematkan gelar pahlawan terhadap tenaga kesehatan yang berjuang mempertaruhkan nyawa dalam menangani pandemi Covid-19 (nasional.tempo.co, 12-04-2024).
Hanya karena meminta surat perpanjangan SPK dan kenaikan upah, mereka dinilai kurang disiplin menjadi alasan Bupati NTT memecat nekes tanpa mempertimbangkan aspirasi nakes. Bahkan ratusan nekes non ASN meminta maaf atas tutur kata yang tidak sopan dalam menyampaikan aspirasinya dan dapat dipekerjaan kembali.
Pada kasus pemecatan ratusan nekes di Manggarai memang menjadi domain pemerintah daerah. Namun, ada baiknya Kementerian Kesehatan juga bisa melakukan cek kondisi di lapangan. Jangan sampai, ada hak-hak nakes yang diabaikan dan bekerja dengan upah dibawah standar.
Kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh sistem kapitalis telah membawa dampak besar pada perilaku individu pejabat kita. Sering kali mencapai kesuksesan materi yang menghasilkan perubahan perilaku hingga mengorbankan nilai moral dan etika menjadi rakus dan tidak peduli terhadap penderitaan tenaga orang lain.
Peran Negara
Negara dalam Islam wajib menjaga masyarakat dari kemungkinan berbuat dosa dan kejahatan. Caranya adalah dengan menegakkan aturan-aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Negara wajib menjamin setiap warganya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sandang, papan, dan pangan. Saat semua kebutuhan pokok warga terpenuhi, mereka tidak akan terdorong untuk melakukan berbagai tindak kejahatan
Sistem hari Ini adalah cerminan sistem kapitalisme yang telah memiskinkan negara. Ksejahteraan nakes yang tidak terjamin dan terabaikan. Para pemimpin pun abai dengan penderitaan yang dialami oleh rakyatnya. Kekayaan hanya berpusat pada segelintir orang, yakni para kapital atau pemilik modal. SDA yang melimpah ruah juga dalam genggaman asing dan aseng, Tak heran kesejahteraan yang merata sulit digapai di negara yang katanya gemah ripah loh jinawi ini. Negara pun miskin sehingga tak mampu memenuhi hak-hak nakes berupa upah atau gaji.
Berbeda jika sistem yang diterapkan adalah sistem Islam. Islam menetapkan setiap hak yang terkait dengan kesehatan adalah peran dan tanggung jawab negara. Termasuk sarana prasarana kesehatan dan menjamin terpenuhinya kesejahteraan para nakes.
Di dalam sistem Islam, negara tidak akan kekurangan dana untuk menggaji para pegawainya. Karena negara dengan sistem Islam mampu mengelola SDA dengan baik, tanpa adanya privatisasi oleh sekelompok orang baik asing atau aseng.
Pengelolaan keuangan negara dengan adanya baitul mal akan sangat mencukupi dana negara untuk semua pembiayaan, termasuk dana untuk menggaji para pegawai. Sehingga nasib nakes sejahtera karena terpenuhi hak-hak mereka.
Semua itu semestinya mendorong kita untuk segera menerapkan hukum-hukum Islam dalam sebuah lembaga khilafah untuk mengatur masalah kehidupan dan memutuskan setiap masalah yang terjadi. Jangan sampai kita termasuk orang yang zalim, fasik, apalagi kafir karena enggan menerapkan hukum-hukum Islam (Lihat: QS al-Maidah 5: 44-45 dan 47).
Via
Opini
Posting Komentar