Opini
Tren Perayaan Ultah Bikin Resah
Oleh: Erlike Handayani, S.H.I.
(Pemerhati Remaja)
TanahRibathMedia.Com—Dunia pendidikan kembali dihebohkan dengan tren perayaan ulang tahun. Perayaan ini populer di lakukan setiap tahunnya dengan gaya dan tradisi masing-masing. Ada yang merayakan dengan mengundang sanak saudara. Ada juga yang merayakan dengan teman sejawat. Bahkan, sekarang ini muncul dari kalangan remaja merayakan ulang tahun dengan cara yang ekstrim mengikuti tren perkembangan zaman.
Berawal dari keinginan memberi kebahagiaan, aktivitas ini justru terkadang berujung kemudaratan. Bagaimana tidak, salah satu bentuk eksistensi diri ini sering kali berefek fatal. Tak sedikit nyawa menjadi taruhan di setiap perayaan ulang tahun tersebut.
Sebut saja kejadian di SMAN 1 Cawas, Klaten, para pelajar merayakan ulang tahun seorang ketua OSIS dengan cara yang tidak biasa. Alih-alih untuk bersenang-senang, perayaan tersebut justru berbuntut kematian. Ketua OSIS sekolah tersebut tersetrum di kolam ikan seusai mendapat kejutan ulang tahun dari teman-temannya (Solopos.com, Senin 8-7-2024).
Seringkali perayaan ulang tahun ini dilakukan sekedar untuk bersenang-senang dan jauh dari kata produktif. Lepasnya kontrol bagi pelajar mengaburkan akhlak, moral, dan tingkah laku sebagai generasi terdidik. Potret perilaku remaja sekarang sangat mencabik-cabik dunia pendidikan.
Di sisi lain, perilaku remaja seringkali spontan tanpa disertai pemikiran mendalam, karena ketidakpahaman atas kaidah berpikir dan beramal, serta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan. Abainya dengan resiko yang mungkin terjadi membuat tingkah laku dan pola pikir remaja lepas kendali. Sehingga perayaan ulang tahun menjadi momok buruk dalam dunia pendidikan. Kebablasan menabrak syariat Islam.
Generasi yang mudah meniru tren terbaru dari segala aktivitas yang sia-sia, membuktikan lemahnya pemahaman pelajar terhadap ilmu pengetahuan tentang Islam. Mereka lupa dengan tujuan di ciptakannya sebagai seorang hamba. Lebih lagi terhadap segala bentuk aktivitas pastinya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Hilangnya kesadaran sebagai seorang hamba dalam Islam tersusupi dengan ego untuk menabrak aturan Allah. Alhasil, tidak mampu lagi membedakan aktivitas halal dan haram. Padahal syari'at Islam telah menjelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَد ٌ
Artinya: “Barangsiapa yang melakukan amal (ibadah) yang bukan berasal dari (ajaran) kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR Muslim No. 1718)
Islam memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan kaidah berpikir yang benar untuk menghasilkan amal produktif yaitu dari berpikir mendalam. Berkembangnya teknologi sebagai sumber asupan informasi akan difilter dengan baik. Negara berperan dalam menciptakan generasi emas yang berakhlak mulia dalam dunia pendidikan.
Adapun informasi yang mengandung tindakan kejahatan serta kemaksiatan akan dibentengi dengan kuat agar tidak mewabah ke pelajar. Bahkan remaja juga lebih paham bagaimana hukum perayaan ulang tahun di mata Islam. Selain itu, Islam juga mengajarkan untuk selalu beramar makruf nahi mungkar. Masyarakat juga turut aktif saling menasihati ketika kezaliman muncul ditengah masyarakat. Agar tidak menjadi pemakluman akibat lemahnya pemahaman Islam.
Pemberian sanksi bagi pelaku kezaliman juga wajib memberikan efek jera. Sehingga aktivitas yang tidak berfaedah seperti perayaan ulang tahun tidak lagi muncul di tengah masyarakat. Wallahu 'alam bishshawab.
Via
Opini
Posting Komentar