Opini
“Di dalam Tubuh yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat”, Tinggal Slogan Semata!
Oleh: Ummu Ahnaf
(Pemerhati Masalah Sosial)
TanahRibathMedia.Com—Slogan "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" tampaknya jauh dari realita. Faktanya, kasus bunuh diri (bundir) kembali mencuat. Kali ini seorang mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro Semarang ditemukan tewas di kamar kosnya pada 12 Agustus 2024 yang lalu.
Korban diduga melakukan bundir dengan menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya sendiri, karena merasa tidak sanggup menjalani beban fisik sebagai mahasiswa PPDS (jateng.tribunnews.com, 16-08-24).
Kasus ini menambah rentetan panjang kasus-kasus bundir yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari Pusat informasi kriminal nasional (Pusiknas) tercatat sejak Januari hingga Maret 2024 terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia. Jawa tengah menduduki peringkat pertama dengan jumlah terbanyak, di ikuti Jawa Timur dan Bali di peringkat ketiga (rri.co.id, 02-05-2024).
Potret Buram Kehidupan Sekuler Kapitalis
Maraknya kasus bundir tak bisa lepas dari potret kehidupan sekuler. Di mana agama dijauhkan dari kehidupan, sehingga mengakibatkan krisis keimanan, mudah emosi, putus asa, serta menganggap kematian sebagai sebuah solusi dari segala beban, tekanan, serta semua permasalahan yang sedang dihadapi. Dari Sekularisme pula akhirnya lahir sikap saling menzalimi terhadap orang lain. KPAI mencatat hingga Januari 2024 terdapat 46 kasus bunuh diri anak dan 141 laporan kekerasan terhadap anak yang sebagiannya terjadi di sekolah (tvonenews.com, 11-03-2024).
Di samping itu, penerapan ideologi kapitalis menjadikan hidup serba materialistis. Kemuliaan dan kebahagiaan diukur dari banyaknya harta, tingginya jabatan, dan nafsu semata. Tak heran jika akhirnya bersaing dengan segala cara tanpa peduli halal haram hanya demi meraih kepuasan duniawi.
Tidak hanya itu, keserakahan kapitalis menyebabkan harta hanya beredar dan dikuasai oleh segelintir orang. Tak heran terjadi ketimpangan ekonomi yang luar biasa antara si kaya dan si miskin. Rakyat dihadapkan pada kondisi ekonomi yang sulit, pekerjaan sulit, serta harga-harga kebutuhan pokok yang semakin naik membuat mereka terjebak pada lilitan utang pinjol dan terjebak judi online. Hal tersebut merapuhkan mental rakyat. Meskipun badan mereka kuat, tetapi jiwanya lemah akibat banyak dan kuatnya tekanan kehidupan.
Sementara itu, para pemilik modal menguasai sumber daya alam melalui kekuasaan dan pelegalan undang-undang. Dari sini jelas bahwa maraknya kasus bunuh diri bukanlah persoalan individu, melainkan persoalan sistemis yaitu diterapkannya sistem sekuler kapitalis. Untuk itu dibutuhkan pula solusi sistemik.
Islam Solusi Tuntas
Islam adalah agama sekaligus sistem kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia secara keseluruhan. Hal ini karena Islam datang dari Allah Swt. Sang Pencipta alam semesta. Sistem Islam tegak di atas keimanan kepada Allah Swt., malaikat, kitab dan Rasul-Nya serta keimanan kepada hari akhir dan qodho qadar bahwa baik dan buruknya adalah dari Allah semata. Penerapan aturan Islam secara menyeluruh akan membawa keberkahan serta rahmat bagi seisi alam.
Allah Swt. berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah Aku mengutusmu (wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya: 107)
Negara Islam yaitu Khilafah adalah institusi pelaksana yang menerapkan seluruh syariat Islam serta meri'ayah (mengurus) kepentingan umat secara keseluruhan. Negara akan memberlakukan sistem ekonomi Islam yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan primer setiap individu dan memberikan peluang untuk memenuhi kebutuhan sekunder serta tersiernya.
Islam melarang penguasaan sumber daya alam oleh segelintir orang serta hanya boleh menyerahkan pengelolaan dan distribusinya kepada negara untuk kemakmuran rakyat seluruhnya. Islam mengharamkan ekonomi ribawi yang menyebabkan perputaran harta hanya pada sektor non riil. Sebaliknya, Islam mendorong ekonomi sektor riil yang akan mampu membuka banyak lapangan kerja bagi rakyat.
Sementara itu, sistem pendidikan Islam yang berbasis pada aqidah Islam akan membentuk generasi berkepribadian dan bermental kuat. Tidak hanya melalui bangku sekolah, tetapi negara juga akan menggunakan media dan fasilitas lainnya untuk mengedukasi umat dengan syiar-syiar Islam, menjaga akidah, serta pemahaman Islam. Dalam hal bunuh diri, jelas Allah melarang dan memberi ancaman berat bagi pelakunya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُمْ رَحِيْمًا
وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَا نًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَا رًا ۗ وَكَا نَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS An-Nisa' 4: Ayat 29-30)
Kemudian, negara akan menutup rapat-rapat segala hal yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, opini Islam akan menjadi opini umum tidak hanya bagi umat muslim, tetapi juga bagi masyarakat secara umum. Jika penyuasanaan yang sudah sedemikian rupa masih terjadi pelanggaran, maka Islam juga memiliki sanksi tegas yang berfungsi sebagai pencegah bagi yang lain serta sebagai penebus dosa bagi si pelaku.
Inilah gambaran kehidupan Islam. Rakyat sehat jiwa raganya. Sebab , kesejahteraan mereka telah tercapai. Kondisi ini hanya akan terwujud jika Islam diterapkan secara menyeluruh oleh sebuah negara khilafah yang bertanggung jawab penuh mengurus rakyat di atas asas keimanan kepada Allah Swt..
Rosulullah Saw bersabda :
الْإِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِرَعِي
"Imam itu laksana penggembala yang dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang digembalakannya."
(HR Imam Bukhari dan Imam Ahmad ).
Wallahu'alam Bisshowab.
Via
Opini
Posting Komentar