Opini
Islamofobia di Mana-Mana, Umat Butuh Pelindung
Oleh: Hesti Nur Laili, S.Psi
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Belum hilang ingatan tentang berita soal warga Rohingya yang habis dimaki-maki oleh warga Indonesia lantaran dianggap sebagai imigran gelap yang sering membuat onar dan bahkan dianggap akan menjajah Indonesia seperti halnya yang dilakukan Israel kepada Palestina, kini berita tentang Rohingya kembali hadir dengan memilukan.
Ribuan warga muslim Rohingya yang mengungsi di Myanmar mendapatkan serangan intensif di kamp pasukan junta di utara Maungdaw di Negara Bagian Rakhine, oleh Tentara Arakan dan kelompok pemberontak lainnya hingga membuat banyak dari mereka kembali mengungsi (jpnn.com, 12-4-2024).
Tak hanya muslim Rohingya, bahkan masih panas terjadi genosida di Gaza oleh Zionis Israel yang hingga kini belum juga usai. Berbagai upaya dilakukan oleh banyak negara untuk mendukung kemerdekaan Palestina, bahkan menyeret Israel ke Mahkamah Internasional pun tetap saja hasilnya nihil. Israel masih menang telak oleh hak veto Amerika dan berkuasa dengan segala kesewenang-wenangannya kepada rakyat Gaza.
Yang terbaru adalah serangan Zionis Israel kepada warga Gaza saat mereka sedang berjamaah sholat subuh. Tercatat sebanyak 100 lebih warga tewas akibat serangan 3 roket Israel kepada warga Gaza yang tengah berlindung di gedung sekolah, dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan itu (Kompas.com, 10-8-2024).
Selain Gaza dan Rohingya, ada juga berita tentang peristiwa perusakan puluhan ribu masjid di Xinjiang oleh pemerintah Tiongkok, lalu mengubahnya menjadi bar dan club. Serta membungkam muslim Uighur agar tidak menjalankan keislaman mereka (muslimonsession.com, 16-8-2024).
Juga berita tentang bagaimana muslim di India yang terus menerus dipersekusi dan masjid-masjid dihancurkan lalu diubah menjadi kuil di bawah kepemimpinan PM Narendra Modi (Sindonews.com, 7-2-2024).
Tak berhenti sampai di situ, pelarangan-pelarangan hijab dan atribut keislaman lainnya pun kembali dipermasalahkan di berbagai negara. Salah satunya seperti pemerintah Tajikistan, yang merupakan negara bekas Uni Soviet di kawasan Asia Tengah, mengesahkan undang-undang yang melarang hijab di negaranya (detik.com, 25-6-2024).
Bahkan di negara kita tercinta, Indonesia pun tak luput dari sikap-sikap islamofobian yang salah satunya baru-baru ini terjadi adalah pelarangan hijab bagi anggota paskibraka yang akan ditugaskan di IKN oleh peraturan baru dari BPIP (detik.com, 15-8-2024).
Kerusakan, ketidakadilan, diskriminasi, persekusi, dan pembantaian yang tak berkesudahan yang dialami oleh saudara-saudara muslim kita di luar sana diperparah dengan ketidakmampuan kita untuk berbuat sesuatu selain hanya doa. Bahkan para pemimpin dari negara-negara islam sendiri seperti negeri-negeri Arab pun hanya bergeming melihat fenomena tersebut.
Mengapa ini Semua Terjadi?
Bahwa nyatalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan, “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”
Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?”
Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”
Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR Abu Dawud no. 4297)
Hal ini terjadi lantaran akibat tidak adanya pelindung umat Islam. Siapakah pelindung umat Islam yang dimaksud? Tidak lain, tidak bukan adalah adanya khilafah. Satu-satunya institusi yang bisa membela umat Islam dari segala sisi, serta mengangkat Islam pada derajat yang tinggi seperti seharusnya.
Dalam perlindungan ini, Rasulullah sudah mencontohkan bagaimana beliau melindungi kehormatan umat dari musuh-musuh Islam. Yakni saat salah seorang muslimah dilecehkan oleh seorang yahudi Bani Qainuqa', kemudian ada seorang lelaki dari muslimin yang membelanya namun dibunuh oleh mereka, maka Rasulullah pun menyatakan perang akan kejadian itu. Karena bagi Islam, nyawa dan hijab wanita adalah suatu kehormatan yang tak boleh dilecehkan.
Hal serupa juga terjadi pada masa kekhilafahan Almu'tasim Billah yang mengirim ribuan tentara ke kota Amuriah karena salah seorang tentara Romawi telah berani melecehkan seorang muslimah.
Kisah lain tentang perlindungan kepada umat Islam juga dicontohkan oleh Khalifah Al Hajib Al Mansur, yang tak hanya mengecam, tetapi juga mengirim pasukan dengan jumlah besar kepada kerajaan Navarre saat mereka menyekap 3 orang muslimah di salah satu gereja di wilayah mereka.
Bandingkan dengan hari ini. Saudara-saudara dibantai, dilecehkan, dipaksa melepaskan hijab bagi yang muslimah, dijajah, dipersekusi, didiskriminasi, dan dicederai harkat dan martabatnya, namun tak ada satupun perlindungan bagi mereka. Tak ada satupun yang bisa menolong mereka. Ketiadaan khilafah inilah yang membuat umat Islam terus tersakiti dan tercederai kehormatannya.
Oleh karenanya, pendirian khilafah menjadi hal yang urgen untuk segera dilaksanakan. Saatnya umat sadar bahwa hanya khilafahlah satu-satunya cara untuk menyelamatkan umat Islam dari serangan musuh dari berbagai lini. Saatnya umat bersatu untuk memperjuangkannya tegak di muka bumi ini. Karena bagaimanapun umat butuh perlindungan dari segala bentuk kedzaliman dan penindasan. Karena hanya Khilafah yang berdasarkan syariat islamlah yang mampu menjadi pelindung bagi jiwa, harta, dan akidah umatnya.
Via
Opini
Posting Komentar