Opini
Jebakan Virus Merah Jambu
Oleh: Nai Ummu Maryam, C.ITQ.
(Tim Redaksi Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sebagai seorang remaja tentu sudah tidak asing mendengar kata “cinta”. Ya, biasanya para remaja mengartikan “cinta” itu dengan budaya pacaran. Benar gak sih? Sepertinya ini sebuah hal yang menarik untuk kita diskusikan. Kebanyakan remaja mengartikan bahwa cinta adalah perasaan terdalam dari lubuk hati kita tentang kasih-sayang kepada sang pacar, atau makna cinta adalah bunga indah yang membuat hidup lebih hidup. Cinta itu membuat bahagia, tetapi juga sedih bila berantem bahkan putus hubungan.
Hm.. apa iya makna cinta sesempit itu? Lalu apa sih makna cinta yang sebenarnya, terus apa iya sebagai Muslimah kita tidak boleh jatuh cinta? Bagaimana cara menyalurkan cinta yang tepat sesuai syariat agar tidak berujung pada maksiat atau zina?
===
Fakta Remaja terkena Virus Merah Jambu
Merah jambu atau pink merupakan warna yang identik dengan cinta atau love. Biasanya remaja yang terkena virus merah jambu akan merasakan kebahagiaan semu dengan jatuh cinta yang seolah-olah membuat hidupnya lebih berbunga. Alhasil, kemaksiatan dilakukan dengan cara berpacaran. Tidak sedikit remaja yang menganggap bahwa pacaran adalah wadah yang saling berbagi kasih sayang dengan lawan jenis, memotivasi banyak hal, membuat belajar lebih bersemangat, mengenal pasangan lebih mudah, bahkan rela berkorban demi sang pacar. Mirisnya, tradisi pacaran merupakan tradisi di kalangan bocil, remaja hingga orang dewasa sudah berurat bahkan mengakar. Tidak heran terkadang mereka memanggil pasangan haramnya dengan sebutan sayang, cintaku, papa-mama, bahkan yang lebih menggelikan umi-abi. Waduh, Astaghfiullahaladziim!
Sahabat Muslimah, banyak fakta di depan mata kita, dampak dari pacaran begitu sangat merugikan, seperti menanggung dosa sampai akhirat, membuang-buang waktu, apalagi khususnya bagi remaja putri atau Muslimah itu sendiri. Bagaimana tidak, orang yang berpacaran selalu saja menghabiskan energi dan uangnya untuk mengikuti tren-tren yang tidak bermanfaat dengan lawan jenisnya, seperti jalan, nonton, makan bareng, chat ketawa-ketiwi, ikut perayaan valentine, study date, dan banyak lagi. Duh, kasihan banget ya, padahal uang jajan saja masih minta sama orang tua.
Para remaja putri khususnya, mereka termakan rayuan gombal dari laki-laki murahan. Ibarat sebuah permen yang sudah terbuka, mereka rela disentuh tubuhnya dengan mudah hingga berujung pada kehamilan di luar nikah. Alhasil, putus sekolah, cita-cita kandas, aborsi, bahkan nekat untuk bunuh diri. Naudzubillah min dzaliik! Semoga Allah Swt. senantiasa menjaga diri kita dari segala kemaksiatan. Aamiin.
===
Cinta itu Fitrah
Cinta itu fitrah atau naluri. Tidak akan mati jika tidak disalurkan. Nah, apa makna cinta dalam pandangan syariat Islam? Cinta itu adalah perwujudan dari naluri (gharizah), yakni naluri mempertahankan keturunan (gharizah an-nau').
Firman Allah Ta'ala:
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَزُيِّنَ
Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak." (QS Ali Imraan [3]:14).
Dalam pandangan Islam jatuh cinta itu boleh-boleh saja, namun wajib bagi kita tetap dalam koridor syariat ya sahabat, tidak mengumbar dengan mudah perasaan cinta kepada lawan jenis dan tidak juga lewat jalur berpacaran. Nah, ketika usiamu sudah dewasa dan siap menikah maka jatuh cinta bisa disalurkan melalui ibadah pernikahan. Lalu, bagaimana jika kamu jatuh cinta di usia remaja? Tenang, berikut cara manajemen cinta agar tidak terjerumus kepada maksiat:
Pertama, tetap bersikap be calm (tetap tenang), be cool (tetap keren, jangan melow, ataupun galau), be confidence (tetap percaya diri, tidak insecure).
Kedua, tetap bersikap waspada, jangan menyiksa hati misalnya tidak selera ibadah, makan dan belajar.
Ketiga, susun daftar prioritas dalam hidupmu sebagai remaja hebat. Jadikan cinta sebagai pemupuk semangat ke arah yang baik.
Keempat, merupakan hal yang paling penting yakni berusaha taat syariat Allah Swt. dengan banyak belajar memperdalam ilmu agama,
menjaga pandangan dan pergaulan. Nikmati saja, tak perlu khawatir akan jodoh.
====
Love is Blind?
Benarkah cinta itu buta? Sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi, bahwa cinta adalah fitrah. Kita tinggal memilih mau bangkit menjadi remaja hebat dengan taat syariat atau menjadi remaja galau yang suka maksiat. Hayo, pilihan ada di tanganmu. Maka, ketika kita ingin menjadi remaja hebat kita tidak memahami bahwa cinta itu buta. Kita bisa menjadikan cinta itu sebagai energi positif untuk menggali potensi diri. Caranya bagaimana?
Remaja hebat akan siap menghadapi tantangan zaman dan lingkungan pergaulan. Memaksimalkan energi atau potensi diri selagi masih muda. Bangun motivasi dan asah keterampilan. Serta memiliki prinsip dan harga diri bahwa diri ini tidak mudah untuk dijamah lawan jenis.
Sebagai remaja hebat kita harus meningkatkan prestasi dan cari circle pertemanan yang taat agama agar dirimu memiliki pedoman hidup yang sesuai dengan Al-Quran dan syariat Islam.
====
Penyaluran Cinta yang Tepat
Penyaluran cinta yang tepat sudah diatur di dalam Islam dengan sangat baik. Cinta tidak hanya tertuju pada manusia semata. Namun cinta sejati meletakkan hakikat cinta kepada Allah Swt.. Cinta sejati menjadikan Allah sebagai prioritas utama, kemudian cinta kepada Rasulullah sebagai pembawa risalah dan teladan umat. Setelah menyandarkan cinta sejati kita kepada Allah dan Rasulullah, kita berusaha mencintai Al-Quran, yang tak sekadar membacanya saja namun juga berusaha menerapkan aturan yang ada di dalamnya, kemudian barulah kita mencintai saudara sesama muslim dan mencintai pasangan kita di waktu yang tepat dan cara yang sesuai syariat.
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah [9]: 24)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."
”Orang yang mahir dengan Al-Quran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca Al-Qur’an tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR Muslim dari’Aisyah, Ummul Mukminin. ra)
Hadits Muadz bin Anas al-Jahni bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah maka berarti ia telah sempurna imannya.” (Abu Isa Berkata Hadis ini Hasan)
Wallahu'alam
Via
Opini
Posting Komentar