Opini
Keadilan Hanyalah Ilusi dalam Negara Demokrasi
Oleh : Lia Purwati
(Penggiat Literasi Islam)
TanahRibathMedia.Com—Kejahatan yang marak sekali terjadi biasanya disebabkan oleh tidak adanya keadilan yang menyeluruh. Keadilan bisa didapat asalkan punya banyak cuan. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Begitulah gambaran keadilan yang ada saat ini.
Hanya berpihak pada orang-orang yang punya cuan dan punya kuasa. Sedangkan rakyat biasa hanya dipandang sebelah mata. Tidak lagi diperlakukan layaknya rakyat sendiri. Kini tampaknya seperti anak tiri yang tak pernah dihargai.
Dilansir dari surabayapostnews.com (24-07-2024), pengacara dari keluarga korban Dini Sera Afrianti, mengumumkan bahwa akan membuat laporan kepada Hakim Pengawas di Mahkamah Agung, setelah Hakim Ketua Erentua Damanik menyatakan vonis bebas untuk Gregorius Ronald Tannur dari dakwaan kasus pembunuhan Dini Sera Afrianti.
Keadilan Palsu
Saat ini, keadilan hanyalah sebuah omong kosong belaka. Bagaimana bisa kejahatan yang menghilangkan nyawa malah divonis bebas. Keadilan bisa diperjualbelikan asalkan punya cuan. Jika rakyat biasa yang bersalah, hukuman yang diberikan sering kelewatan. Sudah banyak sekali kasus-kasus yang tidak mendapatkan keadilan yang menyeluruh.
Contohnya saja kasus korupsi yang merugikan negara ratusan triliun rupiah. Terdakwa hanya didenda sekitar 1 milyar rupiah. Sedangkan uang negara yang dirugikan mencapai triliunan. Ada lagi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh oknum polisi, Ferdi Sambo. Terdakwa hanya divonis hukuman seumur hidup. Padahal kejahatan yang dilakukan adalah menghilangkan nyawa orang. Masih banyak lagi kasus-kasus kejahatan yang tidak mendapatkan hukuman yang setimpal.
Penguasa seolah-olah hanya mementingkan dirinya dan orang-orang terdekatnya saja. Tidak mementingkan bagaimana kehidupan seluruh rakyatnya di luar sana. Penguasa tutup mata atas penderitaan rakyatnya yang kian hari kian mencekik. Ini merupakan bukti nyata bahwa keadilan yang ada saat ini hanyalah sebuah ilusi belaka.
Penguasa yang memegang kuasa. Sedangkan rakyat biasa hanya bisa menelan kepahitannya saja. Padahal bila dibandingkan dengan keadilan yang ada dalam Islam, keadilan yang ada saat ini sangat jauh berbeda dengan yang ada dalam Islam.
Sekularisme Akar Masalahnya
Pada dasarnya, kehidupan masyarakat sangat berkaitan erat hubungannya dengan Sang Pencipta. Tapi lagi-lagi dalam sistem yang rusak ini, agama dengan kehidupan harus dipisahkan. Maka tidak heran timbullah individu-individu yang miskin iman, masyarakat yang minus akhlak, dan negara yang tidak menerapkan syariat Islam. Dalam kehidupan sistem sekuler kapitalisme ini, segala urusan yang menyangkut hubungan makhluk dengan pencipta tidak boleh dicampuradukkan dengan kehidupan sehari-hari.
Jika berbicara tentang dunia, maka jangan bawa-bawa akhirat. Masalah agama hanya boleh dibicarakan di tempat ibadah. Bayangkan saja, orang yang menerapkan amar makruf nahi mungkar malah dicap sok suci. Bahkan banyak sekali yang mengatakan urus diri masing-masing. Karna dosa hanya urusannya dengan Tuhan. Begitulah persepsi dalam sistem rusak ini. Keadilan yang semu pada saat ini sangat berkaitan dengan sistem yang diterapkan.
Sistem sekuler kapitalisme yang menjadi akar dari segala permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Para pemimpin negara dalam sistem ini sudah dipastikan tidak akan bisa menegakkan keadilan yang menyeluruh. Bagaimana tidak, hukum-hukum yang diterapkan saat ini hanyalah hukum buatan manusia. Yang hanya mementingkan manfaat dari berbagai permasalahan tersebut. Bila ada manfaat yang didapat, sudah dipastikan hukumnya tidak setara dengan apa yang sudah dilakukan.
Dengan diterapkannya sistem sekuler yang rusak ini, menjadikan penguasa miskin iman serta menjadi individu yang tamak terhadap urusan duniawi. Tidak merasa takut dengan semua pengkhianatan yang dilakukan. Hanya mengutamakan kepentingan duniawi dan melupakan bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat kelak.
Bagaimana Cara Islam Menuntaskan Masalah Ini?
Berabad-abad lamanya sebelum Islam datang, orang-orang terdahulu masih dalam keadaan jahiliah. Islam datang bagaikan rembulan yang menerangi malam yang penuh dengan kegelapan. Islam sebagai agama Rahmatan lil 'alamin yang mampu merubah kehidupan masyarakat yang dulunya jahiliyah menjadi masyarakat yang patuh terhadap hukum syara. Bukan hanya sekedar agama, Islam juga menjadi satu-satunya ideologi yang mampu menyelesaikan masalah sampai ke akarnya.
Dalam sistem Islam, keadilan ditegakkan dengan sempurna tanpa memandang status orang tersebut. Seperti halnya Rasulullah yang menegakkan keadilan dalam sistem Islam. Bahkan, keadilan akan tetap ditegakkan walaupun pelakunya adalah anak atau kerabat dekat Rasulullah.
Seperti hadits berikut : "Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.’” (HR. Bukhari No. 6788 dan Muslim No. 1688).
Hanya Islam satu-satunya sistem yang sempurna sebagai ideologi, dan memiliki keadilan yang menyeluruh. Dalam Islam tidak ada yang namanya hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Hukum yang diterapkan dalam sistem Islam bukanlah hukuman yang remeh-temeh. Melainkan hukuman yang memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan. Serta menjadi jawazir (pencegah) dan jawabir (penebus ). Sehingga kejahatan yang sama tidak akan terulang kembali.
Keadilan yang menyeluruh merupakan ciri utama dalam ajaran islam. Karena Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan tersebut. Keadilan dalam sistem Islam diterapkan di setiap aspek kehidupan. Sehingga tidak ada keadilan yang bisa dibeli. Lain halnya dengan hukum buatan manusia yang sangat lemah dan rusak ini.
Via
Opini
Posting Komentar